Mitos Kekayaan yang Menjerumuskan

Investment / 12 March 2009

Kalangan Sendiri

Mitos Kekayaan yang Menjerumuskan

Lestari99 Official Writer
4167

Siapa di antara Anda yang tidak ingin menjadi kaya? Kaya di sini tentu saja dalam artian memiliki aset yang lebih dari cukup, baik itu aset likuid maupun non likuid. Tapi, sebagian dari Anda boleh jadi akan menjawab bahwa kekayaan itu bukan hal penting. Yang terpenting adalah bagaimana bisa hidup bahagia.

Anda benar, tetapi memiliki aset yang memadai juga penting, kendati bukan hal terpenting. Sebab, tidak sedikit kalangan yang hidupnya malah hanya mengejar kekayaan dan akhirnya terjebak dalam paradigma uang adalah segalanya. Yang benar adalah bagaimana menjadi seimbang, yakni berupaya memiliki kekayaan secara wajar dan halal serta mampu menikmati dan memanfaatkannya. Konkretnya, enggan memiliki kekayaan juga bukan hal benar, namun berupaya meningkatkan kekayaan dengan segala cara lebih tidak benar.

Untuk tidak terjebak pada makna kekayaan, baik dalam pandangan yang menganggap kekayaan adalah segalanya dan juga sebaliknya, tidak salah jika kita cermati beberapa mitos yang mengemuka dalam masyarakat berkaitan dengan uang atau pun kekayaan.

1. Uang tidak pernah cukup, maka harus dikejar terus

Mitos ini salah kaprah, karena pada dasarnya uang selalu cukup sepanjang kita tahu bagaimana memanfaatkan dan mengelolanya. Untuk mengelola uang hingga bisa bertumbuh dan menjadi cukup, selayaknya setiap orang memiliki perencanaan bagaimana mencari dan menggunakan uang.

Salah satu cara yang paling sederhana adalah menentukan lebih dahulu berapa uang yang Anda perlukan untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Memang tingkat kebutuhan setiap orang berbeda, namun yang penting Anda harus menentukan sesuai dengan tingkat kehidupan yang Anda inginkan.

Setelah itu, Anda tentu akan mencari penghasilan. Di sini yang perlu Anda pastikan bukan mencari penghasilan sebesar-besarnya, melainkan bagaimana Anda memiliki kemampuan menghasilkan uang secara langgeng dan mampu memenuhi kebutuhan hidup Anda.

Jadi, bukan bagaimana mencari uang sebanyak-banyaknya, melainkan mengkondisikan keadaan sehingga Anda memiliki uang yang cukup secara langgeng. Konkretnya, buat apa Anda memiliki uang dalam jumlah besar kalau beberapa saat kemudian uang tersebut habis. Jauh lebih baik jika Anda memiliki uang cukup, namun terus berkelanjutan.

2. Jika memiliki uang, orang dapat memenuhi semua keinginannya

Ini juga keliru. Tidak semua hal di dunia ini bisa dibeli dengan uang. Hal-hal yang menyangkut ‘rasa' di hati kerap tidak terkait dengan uang. Kalaupun ada yang mencoba membeli, sifatnya artifisial dan hanya sementara. Jadi, kalau pada dasarnya memang tidak bahagia, maka kendati memiliki uang berkarung-karung tetap saja tidak bahagia.

Oleh karena itu, jangan pernah berpikir uang merupakan satu-satunya cara mencapai tujuan hidup Anda. Atau di sisi lain, jika Anda masih belum mampu mendapatkan uang dalam jumlah memadai, bukan berarti kiamat. Berapa pun uang Anda, sebenarnya tetap cukup, sepanjang Anda mau melakukan penyesuaian.

3. Uang perlu dicari agar bisa pensiun dan tidak perlu bekerja lagi

Ini juga tidak terlalu tepat. Bekerja dan mencari uang adalah dua hal yang berbeda. Artinya, jika mencintai pekerjaan dan mendapatkan makna hidup di situ, kenapa harus pensiun? Dengan kata lain, bekerja tidak selalu identik demi uang. Akan tetapi jika pekerjaan Anda hanya memberi beban hidup, kendati menghasilkan banyak uang, untuk apa dilanjutkan? Pekerjaan dan uang itu mungkin sudah tak bisa dinikmati lagi.

Di sisi lain, jika Anda merasa klop dengan pekerjaan, kendati uang yang dihasilkan tidak terlalu banyak, namun bisa memberi kelanggengan, sebaiknya Anda berpikir dua kali soal uang. Hal yang penting, penghasilan Anda memadai, dalam arti dapat memenuhi kebutuhan Anda dalam jangka panjang, bahkan sampai pensiun.

4. Untuk menjadi kaya harus berpendidikan tinggi

Mitos ini ada benarnya, tetapi tidak seratus persen. Realitasnya, kita melihat banyak orang tidak berpendidikan tinggi, tetapi memiliki aset sangat besar. Sebaliknya, tidak sedikit kalangan memiliki latar belakang tinggi, tetapi hidup serba kekurangan. Yang benar adalah bagaimana memanfaatkan pendidikan tinggi yang dimiliki untuk bekerja atau memilih pekerjaan sesuai dengan minat dan memberikan penghasilan memadai.

5. Jika berhasil memiliki uang lebih banyak, maka akan lebih besar kesempatan menabung

Ini benar-benar pelecehan, sebab menabung bisa dilakukan pada jumlah berapa pun. Menabung tidak bergantung pada besarnya pendapatan, tetapi lebih pada kemauan. Lebih dari itu, kebiasaan banyak orang, semakin tinggi pendapatan maka semakin besar pula pengeluaran.

Selain kelima hal tersebut, masih banyak mitos lain berkaitan dengan uang dan kekayaan yang berkembang di masyarakat. Namun, terlepas dari apakah ada yang percaya dan terpengaruh atau tidak, intinya sebagian mitos tersebut tidak berdasar. Oleh karena itu, ada baiknya Anda mengubah paradigma dan tak menjadikan mitos sebagai referensi mencari kekayaan.

Hal yang utama, tentukan kembali tujuan hidup Anda. Kalau Anda tidak punya tujuan dalam hidup, buat apa hidup? Tentu saja tujuan hidup setiap orang berbeda dan setiap orang berhak menentukan tujuan hidup masing-masing.

Untuk mencapai ujuan hidup tersebut, siapa pun selayaknya memiliki perencanaan. Lazimnya, salah satu bagian dari tujuan hidup adalah memiliki tujuan keuangan sekaligus membuat perencanaan. Dalam kaitan perencanaan keuangan inilah Anda mesti mampu menghindarkan diri dari mitos-mitos keuangan.

Sumber : Berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami