Lontong balap merupakan salah satu kulineri khas Jawa Timur. Lontong ini yang disajikan bersama irisan tahu, lentho, taoge yang diberi kuah kaldu, lalu sambal petis dengan taburan bawang goring. Secara visual mirip dengan tauge goreng khas Bogor. Namun perbedaannya tentu saja dalam banyak hal. Kuah lontong balap terbuat dari kaldu, sementara kuah taoge goring didominasi oleh rasa tauco, sehingga rasanya pun juga berbeda. Tahu balap cenderung gurih dan pedas karena sambal petisnya, sementara rasa taoge goring didominasi oleh rasa tauco, sehingga rasanya pun juga berbeda. Tahu balap cenderung gurih dan pedas karena sambal petisnya, sementara rasa taoge goreng lebih gurih dan berminyak karena dominasi tauconya. Kekhasan lain, pada lontong balap terdapat lentho, yakni kacang merah atau kacang beras yang dibentuk seperti perkedel dan digoreng garing.
Keunikan Lontong Balap Jalan Indrapura adalah kuahnya masih dimasak dengan kuali yang terbuat dari tanah dan dipanaskan dengan anglo. Alhasil, aroma asap arangnya pun semakin menambah kelezatan lontong balap ini. Apalagi jika dimakan bareng sate kerang yang ditaburi bawang goreng dan sambal petis. Dijamin, membuat rasanya lebih segar dan nikmat.
Pak Bagong menuturkan, akan lain rasanya lontong balap yang dimasak menggunakan alat-alat yang terbuat dari logam. Apalagi dimasak di atas api kompor. Karena itu, untuk menjaga kelezatan lontong balapnya, Pak Bagong masih menggunakan peralatan tradisional.
Lontong Balap Jalan Indrapura termasuk lontong balap yang paling lama mangkal di Jalan Indrapura Surabaya. Sampai sekarang pun lontong ini tetap setia menemani pelanggannya meskipun suadh dikelola oleh generasi kedua keluarga Pak Bagong. Menurut Pak Bagong yang bernama asli Ngatijan ini, ia berjualan di Jalan Indrapura sejak tahun 1974. Kini dagangan dengan gerobak itu tidak sepenuhnya dijalani oleh Pak Bagong melainkan oleh anaknya bernama Tono. Di sisi gerobak lontong balap itu pula anaknya yang lain berjualan es degan.
Menurut Tono, putra kedua Pak Bagong, lontong balap bikinan orangtuanya itu menjadi langganan banyak pejabat di Surabaya terutama jajaran Polwil Jawa Timur. Meskipun tidak seramai tahun 1990-ab, Tono mengakui dagangan ketupat lontong masih bisa menghabiskan tidak kurang 50 batang lontong per hari atau sekitar 150 porsi. Tono yang pernah membuka cabang di Sidoarjo ini juga mengakui, belakangan ini memang semakin banyak orang yang berdagang lontong balap, sementara daya beli masyarakat semakin menyusut karena krisis.
Hanya dengan kisaran harga Rp5.000 sampai Rp10.000 per porsi, Anda sudah dapat menyantap Lontong Balap Pak Bagong lengkap dengan sate kerang dan minuman es degan. Dijamin rasa lelah dan penat Anda sehabis olahraga pagi akan terobati.
LONTONG BALAP PAK BAGONG JALAN INDRAPURA
Jl. Indrapura Depan Gedung Keuangan Negara, Surabaya.
Telepon: 0857-30353336.
Jam Buka: 10.00-16.00 (setiap hari)
Kapasitas tempat duduk: sektiar 15 orang.
Kisaran harga: Rp5.000-Rp10.000