Pengakuan Pembelot Dari Sudan

Nasional / 4 March 2009

Kalangan Sendiri

Pengakuan Pembelot Dari Sudan

Tammy Official Writer
5704
Pengadilan Tinggi Internasional bersiap untuk mengumumkan benar tidaknya isu surat perintah penangkapan Presiden Sudan yaitu Presiden al-Bashir, sebagai penjahat perang di Darfur.

Pemerintah Sudah selalu mengatakan bahwa tuduhan tersebut adalah permainan politik tetapi salah seorang mantan tentara Negara tersebut, yang berbakti di Darfur, membagi ksiahnya kepada wartawan BBC Mike Thomson.

Khalid (bukan nama sebenarnya) adalah seorang pria yang sopan dan berbicara dengan lembut dari Darfur, tampak enggan untuk membicarakan masa lalunya. Sangatlah jelas mengapa.

"Perintah-perintahnya yang diberikan kepada kami adalah membumi-hanguskan desa-desa seluruhnya," ujarnya. "Kami bahkan harus meracuni sumur-sumur. Kami juga diberikan perintah untuk membunuh semua wanita dan memperkosa gadis-gadis di bawah usia 14 tahun."

Khalid, yang asli pria Afrika, mengatakan ia dipaksa bergabung dalam tentara Sudan Presiden Omar al-Bashir di akhir 2002.

"Ketika mereka memerintah saya untuk memerkosa seorang gadis, saya hanya bisa berdiri di depan dia," ujarnya. "Air mata jatuh dari mata saya. Mereka mengatakan: ‘Saya harus memerkosa dia. Jika tidak kami akan menghabisimu.' Saya bersikeras dan mereka memukul saya dengan senapan.

Gadis Sudan"Tetapi sewaktu saya pergi dengan gadis itu saya tidak bisa. Saya membawa dia ke pojok dan hanya menaruh tubuh saya di atasnya seolah-olah sedang memperkosa dirinya selama 10 hingga 15 menit." Khalid pun keluar dan mengaku telah memperkosa gadis itu.

Ketika ditanyakan kepadanya apa yang diperintahkan kepadanya jika mereka melihat warga tak bersenjata yang tidak melawan sedikit pun.

"Mereka mengatakan kepada kami, jangan tinggalkan siapapun, bunuh saja semuanya," ujarnya. "Bahkan jika ada anak-anak, jika tertinggal di sebuah pondok, kami harus membunuh mereka," ujarnya. "Orang-orang akan menangis dan berlari keluar dari pondok."

"Banyak yang tidak bisa membawa anak-anak mereka. Jika mereka membawa lebih dari dua mereka harus meninggalkannya. Karena jika kami melihat mereka kami harus menembak dan membunuh mereka."

Berdarah Dingin
Khalid meyakinkan bahwa ia selalu menembak ke arah di atas kepala para warga sipil dan tidak membunuh siapapun walaupun ada perintah yang diberikan.

Ia mengatakan bahwa ia bisa melakukan hal tersebut tanpa diketahui sesame tentara lainnya tetapi ia mengakui bahwa tidak ada cara untuk menghindari merusak rumah-rumah warga.

"Saya memang ambil bagian," akunya. "Mereka memaksa saya. Kami tidak memiliki pilihan. Jika Anda tidak melakukannya mereka akan membunuh Anda."

Apakah pernah ada yang menolak? "Dua rekan saya menolak dan mereka ditembak hingga mati."

Ketika ditanyakan apa yang membenarkan untuk membunuh warga-warga sipil yang tak bersenjata dalam perang dingin. Bagaimana mereka bisa menjelaskan kebutuhan untuk menganiaya wanita, bayi-bayi dan anak-anak?

Khalid menjawab: "Mereka adalah orang-orang yang membawa makanan dan minuman bagi para pemberontak."

Darfur-Sudan War"Mereka mengatakan bahwa jika kami membunuh orang-orang tersebut dan membakar desa-desa mereka maka para pemberontak akan tidak memiliki persediaan sehingga mereka harus berpindah ke Negara tetangga."

Selama enam tahun terakhir diperkirakan ada sekitar 300.000 orang yang telah meninggal sebagai akibat dari konflik di Darfur dan lebih jauh lagi 2.5 juta telah terpaksa mengungsi dari rumah mereka.

Presiden Omar al-Bashir dan pemerintah Sudan selalu menyangkal akan terkaitnya tentara Negara dengan kekejaman yang terjadi di wilayah mereka atau mengatakan bahwa militan Janjaweed yang melakukan hal tersebut.

Itu adalah klaim yang mereka katakana terus-menerus ketika kepala jaksa Pengadilan Kriminal Internasional Luis Moreno Ocampo mengumumkan pada musim panas terakhir bahwa ia akan menangkap presiden Sudan.

Khalid sendiri mengatakan, "Ia adalah orang pertama yang bertanggung-jawab atas pembunuhan masal tersebut, atas pembunuhan terhadap anak-anak, atas semuanya. Ia tidak seharusnya berkata, ‘Saya tidak membunuh siapapun dan saya tidak tahu.'

"Jika adalah seorang kepala dari sebuah Negara maka Anda bertanggung-jawab atas kriminal apapun yang dilakukan oleh tentara-tentara Anda. Itu adalah Bashir yang melakukan semua hal tersebut."

Sudan memang menjadi area panas untuk enam tahun terakhir ini. Sangat disayangkan apa yang terjadi di kawasan tersebut adalah ulah pemimpin dan orang-orang yang memiliki kuasa di Negeri tersebut. Di tengah dunia ini biarlah kasih dapat terus mengalir, terutama dari pemimpin. Biarlah pemimpin dapat mengerti akan kekuatan kasih meskipun kuasa dan senjata dipegang bersama di tampuk kekuasaan. Baiklah juga bagi kita di Indonesia dapat memilih dan mendapatkan pemimpin yang bervisi membangun bangsa ini di tengah pemilihan yang akan datang. Agar apa yang terjadi di Sudan, tidak terjadi di tengah bangsa ini.

Sumber : cnn.com/Tmy
Halaman :
1

Ikuti Kami