Steve Case: Mendirikan Coca Cola Dunia Online

Entrepreneurship / 26 February 2009

Kalangan Sendiri

Steve Case: Mendirikan Coca Cola Dunia Online

Tammy Official Writer
4009
Jika ada seseorang yang harus menerima perkataan "Saya kan sudah bilang...," itu adalah pendiri American Online (AOL) Steve Case. Hampir semenjak launchingnya, para pakar industri, pakar bisnis, dan analis pasar telah memprediksikan kematian AOL. Benar, perusahaan dan Steve Case sendiri telah mengalami naik turun bagai roller coaster (dalam satu titik, dewan pimpinan Steve Case sempat berpikir untuk memecatnya). Tetapi Case menunggangi mereka dengan karisma dan gaya yang dapat Anda harapkan dari peselancar Hawai. Dengan penuh keyakinan mengikuti bahwa lebih mudah itu lebih baik, Steve Case telah mengakali pesaing-pesaingnya, mendiamkan kritik-kritik atasnya, dan menjadi AOL sebagai penyedia online nomor satu di dunia.

Talenta kewirausahaan Steve Case telah berkembang dari mulanya. Sebagai anak kecil yang bertumbuh di Honolulu, ia dan saudaranya, Dan, memulai serangkaian pendirian bisnis. Melalui pengalaman-pengalaman bisnis awal, Steve Case mengembangkan sebuah kepuasan dengan marketing. Sayangnya, pilihan kampusnya, Williams College (almamater ayahnya) di Williamstown, Massachusetts, tidak menawarkan gelar marketing, maka Steve Case mengambil ilmu politik karena, ujarnya, "itu adalah hal terdekat dengan marketing." Setelah kelulusan, seseorang yang akan menjadi taipan online ini mendarat pada posisi marketing di Proctor & Gamble (P&G). Meskipun Case mengaku ia belajar banyak dari apa yang ia tahu mengenai marketing selama di P&G, ia mengalami luka juga di bawah ketegangan perusahaan mainstream Amerika.

Steve CaseMemutuskan bahwa mengelola bisnis dewasa bukanlah untuknya, Steve Case meninggalkan P&G dan menerima sebuah posisi dengan Pizza Hut. Sebagai manajer dari pengembangan yang baru, pekerjaannya mengharuskan ia berkeliling sepanjang negeri untuk mencari ide-ide baru untuk topping pizza. Selagi mengunyah beberapa pai di siang hari dalam menjalankan pekerjaannya, Steve Case menghabiskan malam harinya dengan menjelajah internet yang baru saja lahir pada masa itu dalam komputer Kaypro yang kaku dan modem 300 baud. Meskipun tersebut termasuk sulit digunakan dan modemnya bagai siput yang lambat, Steve Case masih terpesona dengan keindahan-keindahan yang ia temukan melalui pelayanan-pelayanan online masa itu seperti The Source. "Saya ingat ini membuat frustrasi," Steve Case mengatakan kepada Time dalam sebuah interview di tahun 1997, "tetapi ada sesuatu yang ajaib mengenai duduk saja di Wichita dan berbicara dengan orang-orang dari seluruh dunia."

Terpesona dengan Internet, Steve Case mulai mencari cara untuk mengubah hobinya menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan. Pada 1982, ia mendapat sebuah ide untuk memulai klub pelanggan video game Atari, seperti Klub Buku Bulan Ini. Menurut sebuah artikel pada 1997 di Gentlemen's Quarterly, ketika Steve Case kembali kepada saudara prianya, Dan, meminta masukan, Case yang lebih tua dengan berterus-terang membalas, "Ini adalah sebuah ide buruk. Kamu akan mendapatkan bokongmu ditendang." Itu bukanlah kali pertama seseorang mengatakan seperti itu kepada Case, tetapi untuk yang satu ini, sedikit sekali ia mau mendengarkan.

Setahun kemudian sang bersaudara tersebut kembali ke business plan untuk Control Video - sebuah perusahaan baru yang berencana mengenakan biaya $1 bagi setiap pengguna Atari untuk mendownload sebuah video game melalui handphone. Setelah satu hari dimainkan, softwarenya tidak bisa bekerja. Dan menyarankan firmanya, spekulan kapitalis Hambrecht & Quist, berinvestasi di perusahaan tersebut. Steve juga ingin terlibat dalam perjanjian tersebut. Tetapi bukanlah dari sudut video game yang mengganggu dirinya. Itu adalah ide bahwa sekali komputer-komputer tersambung dengan jalur telepon, mereka bisa menggunakannya untuk hal-hal lain, seperti email.

Steve berselisih sebuah perkenalan dengan pendiri Control Video dan dengan cepat ditawari sebuah posisi di perusahaan. Sekali lagi, Dan mengatakan saudaranya bahwa ia melakukan sebuah kesalahan. Dan berargumen bahwa meskipun pendiri perusahaan baru tersebut adalah brilian, ia tidaklah baik jika berurusan dengan uang. Kali ini, Steve Case memutuskan untuk mengacuhkan saran saudaranya, dan ia bersiap-siap dan lalu berangkat ke Virginia Utara untuk bergabung dengan Control Video. Dua minggu setelah ia tiba, keuangan perusahaan tersebut mengering.

Steve CaseTetapi Steve Case tidak menjadi menyerah. Dari reruntuhan Control Video, ia menciptakan Quantum Computer Services, sebuah bulletin board online bagi para pemilik komputer Commodore 64, komputer rumah yang terkenal pada masa itu. Itu adalah pasar yang kecil, tetapi ia merasakan bahwa itu memiliki potensial. Ia benar. Setelah lebih dari enam tahun, keanggotaan Quantum bertumbuh dari 24 anggota di malam pertama menjadi lebih dari 100.000.

Pada 1991, Steve Case membuat keputusan yang akhirnya akan mengubah dunia online. Ia merubah nama perusahaannya menjadi America Online, dan dengan 110.000 anggota, diluncurkan sebuah serangan pada dua penyelenggara jasa internet - CompuServe, yang keangggotaannya telah mencapai 800.000 dan IBM-Sears yang joint venture dengan Prodigy, yang mengembang menjadi 1.1 juta. Semua orang, termasuk ibunya, mengira Steve Case sudah gila. Kritik-kritik yang mengatakan bahwa AOL tak akan bertahan lama. Bagaimana mungkin Steve Case mungkin untuk berharap berkompetisi dengan IBM dan Sears?

Tetapi Case memiliki sebuah rencana... beberapa, sebenarnya. Pertama, ia menemukan kecacatan pada strategi-strategi online IBM dan CompuServe yang ia rasa dapat ia jadikan kelebihan. Kedua raksasa online tersebut mempercayai bahwa cara terbaik untuk kustomer adalah dengan banyak sekali fitur seru dan hitech. Tetapi berdasarkan pengalamannya di Pizza Hut, dimana ia melihat berlusin-lusin pizza yang rumit rasa jatuh tidak karuan, Steve Case menutup bahwa itulah apa Amerika inginkan sebetulnya dalam jasa online, sebagai salah seorang penulis mengatakan," keju, saos tomat dan juga beberapa cabai." Dengan pemikiran ini, Steve Case menyiapkan AOL yang simpel dan memungkinkan agar mudah digunakan. Faktanya, itu adalah Steve Case yang memperkenalkan antar muka grafik ke dunia online, membiarkan pengguna untuk menunjuk-dan-klik cara mereka kemanapun mereka pergi di internet.

Kedua, Steve Case tahu bahwa jika mereka mengalahkan IBM dan CompuServe dalam permainan mereka sendiri, ia akan meraih pelanggan dan bagi pasar - dan cepat. Untuk mencapai ini, ia menarik training marketing P&G-nya dan mulai memberikan sampel-sampel gratis - menumpuk disket-disket AOL dengan majalah-majalah komputer populer dan menawarkan 10 jam gratis penggunaan. Itu bekerja dengan sangat baik bahwa Steve Case akhirnya membanjiri surat dengan disket-disket gratis, sebuah praktik yang masih teringat dalam inti strategi marketing AOL.

Pada pertengahan 1999, AOL - dimana hanya dua tahun lebih cepat dideklarasikan oleh para pelaku aktif internet "sebuah ide dimana memiliki waktu yang telah datang dan pergi" - telah meledak hingga lebih 17.6 juta pelanggan dan telah menjadi juara yang tak perlu diributkan lagi di dunia online. Tetapi sebagaimana perusahaannya melihat ke milenium baru, Steve Case menyadari ia tidak bisa bersandar pada apa yang sudah ada. "Meskipun kami telah didalamnya selama lebih dari satu dekade, ini seperti babak kedua sehubungan dengan pengembangan medium ini," ujar Steve Case dalam interview dengan Time Magazine pada 1999. "Bisnis online akan menjadi pasar paling kompetitif di dunia."

Steve CaseBagaimana rencana Steve Case untuk tetap bertahan dalam kompetisi? Dengan memeluk teknologi terbaru selagi tetap memberikan kustomer-kustomernya apa yang mereka inginkan - keju, saos tomat, dan terkadang beberapa cabai. "Kami berencana untuk menawarkan pelayanan ajaib yang memungkinkan," Steve Case menjelaskan. "Kekuatan kami adalah untuk menggunakan teknologi terbaru selagi menyembunyikan kompleksitasnya. Kami akan menggunakan teknologi yang ditujukan menjadi akhir, tetapi kami telah mencapai disini karena kami mencari tahu apa yang para kustomer inginkan, bukan apa yang para ahli teknologi pikir."

"Kami ingin menjadi Coca Cola bagi dunia online," - STEVE CASE

Sumber : entrepreneur.com
Halaman :
1

Ikuti Kami