Anak, Korban dari Para Baby Addiction

Psikologi / 26 February 2009

Kalangan Sendiri

Anak, Korban dari Para Baby Addiction

Puji Astuti Official Writer
5525

Masih ingat tentang seorang wanita Amerika yang melahirkan delapan anak? Wanita yang bernama Nadya Suleman ini melahirkan Caesar ke delapan anaknya. Padahal di rumahnya sudah ada enam orang anak. Di Amerika sendiri, hal ini menjadi suatu kontroversi.

Mereka yang membentuk keluarganya menjadi sebuah keluarga besar memiliki bermacam-macam alasan. Beberapa selebrity yang seperti ini adalah Angelina Jolie dan Mia Farrow.

Mereka yang melahirkan banyak anak, maupun menambah jumlah anggota keluarganya dengan cara adopsi memiliki beberapa alasan. Ada yang berkata bahwa mereka mencintai anak-anak, ada yang merasa bahwa mereka bisa memberikan sebuah keluarga dan kasih yang cukup untuk anak-anak tersebut, dan sebagian hanya ingin membantu anak-anak yang membutuhkan itu.

Namun menurut para ahli, beberapa kasus berhubungan dengan masalah psikologi seperti latar belakang masa kanak-kanak orang tersebut. Pada kasus tertentu malah bisa menjurus pada obsesi bahkan "baby addiction."

Baby addiction tidak terdapat dalam buku manual seorang psikiater, tapi menurut seorang psikiater professional beberapa pasien menunjukkan tanda-tanda seperti sudah memiliki beberapa anak, namun masih ingin melahirkan bayi lagi. Mereka tidak peduli sekalipun hal ini mungkin membahayakan kondisi keuangan keluarga maupun menelantarkan anak-anak yang lainnya.

Seperti kisah Nadya Suleman, dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa dia menginginkan suatu keluarga besar karena terjadi sesuatu "disfungsional" pada masa kecilnya.

Tidak ada jumlah keluarga yang ideal

Dalam program KB (Keluarga Berencana) disosialisasikan bahwa 2 orang anak saja cukup. Hal ini seakan menanamkan kepercayaan di masyarakat seperti apa keluarga yang ideal. Namun menurut para ahli, tidak ada jumlah tertentu dimana bisa dikatakan sebagai keluarga yang ideal. Namun yang pasti, keluarga bahagia tidak memiliki kecanduan membuat anak. Dan menurut mereka keluarga kecil juga dapat mengalami masalah seperti luka emosional karena kurangnya perhatian dari orang tua.

Apa yang anak butuhkan bukan hanya kecukupan dalam materi dan uang saja, namun juga membutuhkan perhatian dan kasih yang cukup dari kedua orangtuanya.

Menurut psikolog Nadine Kaslow, seorang professor bidang psikologi di Universitas Emory, Atlanta mengatakan, "Memang penting ketika Anda memiliki anak, Anda harus memiliki sumber daya yang dibutuhkan, bukan hanya segi finansialnya saja tetapi juga sumber daya emosi juga."

Gayle Peterson, seorang ahli terapi keluarga di San Fransisco mengatakan bahwa anak-anak yang "paling rusak" adalah mereka yang berasal dari keluarga yang sangat miskin dan juga yang sangat kaya. Anak-anak yang masih sangat muda tidak boleh bertumbuh dan dibesarkan oleh para pengasuh, sekalipun oleh pengasuh yang sangat ahli dan baik. Harga yang harus di bayar oleh orang tua dengan memberikan anak-anaknya di besarkan oleh seorang pengasuh adalah hilangnya rasa keterikatan antara orangtua dan anak.

"Anda melahirkan seorang bayi dan menjadi orangtua hanya pada waktu weekend lalu berharap tidak ada efek samping dalam pertumbuhan anak Anda?"  kata Gayle. "Semua itu tidak cukup."

Anda mungkin tidak bisa selalu ada untuk anak Anda, namun pastikan mereka memiliki waktu yang berkualitas dengan Anda dan pasangan, serta mendapatkan kasih yang cukup. Ingatlah, materi saja tidak cukup untuk anak-anak Anda bertumbuh menjadi pribadi yang utuh, mereka perlu ayah dan ibunya berada di sisi mereka.

Sumber : MSN/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami