Kesaktian Tak Menjamin Keselamatan Hidupku

Family / 26 February 2009

Kalangan Sendiri

Kesaktian Tak Menjamin Keselamatan Hidupku

Lestari99 Official Writer
6810

Semenjak kecil, ayah Daniel kerap menceritakan kepada dirinya akan kedigdayaan kakek Daniel. Ilmu yang dimiliki oleh kakeknya adalah bolo serewu, sebuah ilmu yang memiliki simpanan setan sampai seribu untuk membantu kakeknya mengerjakan segala sesuatu yang secara manusia tidak mungkin, namun bagi kakeknya pada waktu itu menjadi mungkin.

Dalam pandangan Daniel, jika ia memiliki kedigdayaan atau kesaktian, Daniel yakin ia bisa menjadi orang yang sukses. Apalagi semenjak kecil Daniel melihat kehidupan perekonomian keluarganya yang jauh dari cukup. Ia pun memiliki impian yang besar, menjadi tulang punggung keluarga dan menyenangkan kedua orangtuanya.

Sebuah keinginan bulat untuk menjadi sakti seperti kakeknya membawa Daniel ke sebuah petualangan untuk mencari ilmu dan kesaktian tertinggi. Melalui teman-temannya, Daniel mendapatkan informasi dimana ia dapat mencari dan berjumpa dengan orang sakti yang dapat mengajarkan ilmu kepadanya. Daniel disuruh menghafal mantera dalam waktu beberapa hari, lalu ilmunya langsung didemonstrasikan ke tubuhya. Daniel bisa menerima pukulan maupun tendangan yang bertubi-tubi namun ia tidak akan merasakan sakit sama sekali. Daniel pun mendalami ilmunya berdasarkan tingkatan ilmu yang disebut tataran-tataran. Ia bertekad mencari ilmu setinggi mungkin. Karena bila ia hanya memiliki ilmu rata-rata, apa bedanya ia dengan orang, demikian yang tertanam dalam benak Daniel saat itu. Daniel pun mulai mengembangkan panca inderanya dan mencari guru yang lebih tinggi.

Dengan kesaktiannya, Daniel dikenal sebagai jawara kampung yang tak terkalahkan. Daniel menjadi tumpuan teman-temannya saat terjadi perkelahian. Bila terjadi perkelahian, musuh yang jumlahnya jauh lebih banyak bahkan musuh yang badannya jauh lebih besar dari dirinya dapat dikalahkan Daniel dengan mudah sampai mereka lari terbirit-birit. Daniel pun menjadi tameng bagi teman-temannya.

Dengan kesaktiannya, Daniel menunjukkan kepada kedua orangtuanya bahwa ia mampu menjadi pelindung dan pengayom bagi keluarga. Kedua orangtua Daniel saat itu memiliki warung di pasar untuk berjualan. Bila ada masalah, Daniel yang pertama kali diutus oleh orangtuanya untuk menyelesaikan masalah, seperti preman pasar yang selalu menagih uang keamanan. Rekornya sebagai sang jawara semakin santer di telinga orang-orang di desanya. Yang paling penting bagi Daniel saat itu adalah ia bisa menyenangkan orangtuanya. Daniel bisa membuktikan bahwa ia bisa menjadi orang yang berhasil dan bisa menjadi anak yang tidak bergantung pada orangtua.

Dengan tekad bulat untuk mandiri dan sukses, Daniel memutuskan untuk berkarir di dunia pelayaran. Sebuah karir yang menjanjikan harta dan kebebasan.

"Saat saya melamar ke sana, maksud saya hanya satu yaitu bisa cepat mendapatkan uang, bisa menyenangkan orangtua saya dan saya bisa hidup bebas pergi kemana pun saya mau. Orangtua saya sudah jauh dari saya, mereka tidak bisa memantau saya lagi. Sehingga saya mau berbuat apapun juga dengan uang saya, mereka tidak bisa halangi saya," ujar Daniel.

Dengan kebebasan penuh di genggamannya, Daniel sering menggunakan kesaktiannya untuk memikat wanita-wanita malam di tempat ia berlabuh.

"Saya bisa memakai ilmu saya untuk memikat perempuan yang saya ingini. Karena waktu saya baca mantera dan saya memegang wanita itu, dia pasti akan langsung senang dengan saya," kisah Daniel menceritakan pengalamannya bersama para wanita malam.

Seiring dengan berjalannya waktu, Daniel semakin sukses dan berjaya. Akan tetapi sebuah ketakutan besar tiba-tiba terlintas dalam benaknya.

"Saya mengalami ketakutan yang luar biasa. Dalam benak saya terpikir seperti ini, ‘Kalau saya mati, saya ini kemana? Apakah ada jaminan bagi saya? Kalau saya memiliki ilmu seperti ini, apakah berarti saya juga bisa menyelamatkan nyawa saya?' Dan hal itulah yang mulai membuat saya terus-menerus bertanya di dalam hati saya, apakah saya mau terus mempertahankan hidup seperti ini. Sampai kapan saya akan bertahan? Dan saya harus mengambil keputusan untuk keluar dari masalah ini," ujar Daniel.

Suatu saat ketika Daniel yang baru saja membeli mobil baru sedang mengambil cuti dari pekerjaannya, salah seorang saudara jauhnya meminta tolong pada Daniel  untuk menemaninya ke gereja. Daniel spontan menolaknya. Ia hanya berpikir tidak ada gunanya untuk pergi ke gereja. Penolakan langsung timbul dari dalam batin Daniel. Tapi entah kenapa, tawaran itu akhirnya diterima oleh Daniel. Ia pun bersedia mengantarkan saudaranya untuk pergi ke gereja.

"Saat mulai disampaikan Firman, ada satu Firman yang betul-betul menusuk hati saya yaitu pertanyaan yang diajukan kepada jemaat, ‘Kalau kamu mati, memangnya kamu akan kemana?' Pertanyaan itu sama persis dengan kerinduan hati saya selama ini. Dan dia jawab, Yesuslah satu-satunya jalan yang bisa menolong kamu untuk bisa mengalami kehidupan yang kekal. Dan kebenaran itu mengena di lubuk hati saya, menjawab kebutuhan saya selama ini. Ini yang saya cari. Selama ini saya punya segala-galanya tapi keselamatan saya tidak punya," kisah Daniel menceritakan awal titik balik dari hidupnya.

Namun, di saat Daniel mulai membuka hati untuk menerima firman Tuhan, tiba-tiba roh jahat di dalam dirinya memberontak dan berusaha membunuh Daniel. Tiba-tiba saja tubuh Daniel terbanting-banting dengan sendirinya. Dari dalam dirinya, Daniel mendengar suara yang sangat keras, "Aku bunuh kamu!!" Tapi saat itulah kuasa Tuhan turut bekerja dan mengambil bagian dalam hidup Daniel.

"Herannya, saat itu saya justru melihat kuasa nama Yesus itu dahsyat. Saya melihat sebuah sinar keluar dan saya langsung jatuh tersungkur dengan menyebut nama Yesus dan saya tidak bisa bangun lagi. Di situlah saya baru menyadari nama Yesus adalah Nama di atas segala nama. Ini adalah Nama yang bisa membuat saya mengalami kemerdekaan. Ini Nama yang saya perlukan. Ini adalah Nama yang sebelumnya tidak pernah saya ketahui namun bisa memiliki dampak yang luar biasa dalam hidup saya," kisah Daniel dengan haru.

Sejak saat itu, Daniel menyerahkan hidupnya secara total kepada Tuhan. Dan seiring dengan pertobatannya, Daniel ingin menunjukkan pengabdiannya kepada orangtua, yaitu dengan membawa mereka kepada Tuhan Yesus.

"Dan itu terjadi sebelum orangtua saya meninggal, saya tuntun mereka untuk mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Kejadian itu merupakan hal yang paling menyenangkan dalam hidup saya. Ternyata bukan harta, tapi keselamatan yang dijanjikan Tuhan Yesus untuk menyelamatkan orangtua saya melalui hidup saya, itu yang sangat menyenangkan hidup saya. Kehidupan lama saya yang dulu, adalah sesuatu yang sangat gelap. Tapi melalui pengenalan akan Tuhan, saya menyadari betapa dahsyatnya kasih Allah itu. Waktu saya hidup dalam ciptaan yang baru, ternyata Tuhan mulai bergerak dalam hidup saya. Tuhan menunjukkan kasih-Nya kepada saya, memberikan pengertian-pengertian baru yang lebih lagi dan saya bersyukur saya semakin mengerti rencana Tuhan," ujar Daniel menutup kesaksiannya. (Kisah ini ditayangkan 26 Februari 2009 dalam acara Solusi Life di O'Channel).

Sumber Kesaksian:
Daniel Hapsoro
Sumber : V090218114719
Halaman :
1

Ikuti Kami