Kenyataan Di Balik Slumdog Millionaire

Nasional / 24 February 2009

Kalangan Sendiri

Kenyataan Di Balik Slumdog Millionaire

Puji Astuti Official Writer
6471

Kesuksesan film Slumdog Millionaire yang berhasil menyabet 8 piala Oscar membuat dunia berdecak kagum. Apa yang dihasilkan oleh Danny Boyle sebagai sutradara film ini memang terbilang fantastis, mengingat hampir saja film ini menjadi proyek terbengkalai karena ditinggalkan oleh penyandang dananya Warner Independent Pictures, bagian dari raksasa film Warner Bros.

Insting Fox Searchlight Pictures untuk menyelamatkan proyek ini ternyata tidak salah. Potret kemiskinan dan kesuraman kehidupan anak-anak yang tumbuh di daerah kumuh India tersebut meraih perhatian dunia.

Namun dibalik hingar bingar kebahagian dari suksesnya film ini, tahukah Anda bahwa anak-anak kecil yang muncul dalam film tersebut benar-benar berasal dari daerah kumuh? Ini bukanlah sebuah cerita dongeng. Kerasnya kehidupan di jalanan merupakan keseharian anak-anak tersebut.

Rubina Ali Qweshi, dan Mohammed Azharuddin, adalah dua anak dari sembilan aktor cilik yang berperan dalam film Slumdog Millionaire . Mereka berasal dari daerah kumuh di Mumbai, India. Berdasarkan laporan Associated Press, ayah Azharuddin saat ini dirawat di rumah sakit karena mengidap TBC. Ayahnya merupakan tulang punggung keluarga hanya menghasilkan uang sekitar 30-60 dolar setiap bulannya.

Pada acara penganugrahan Oscar hari Minggu lalu (22/9), mereka bersembilan hadir disana. Ini adalah momen pertama mereka naik pesawat terbang, menikmati hotel bintang lima dan keluar dari daerah kumuh tempat tinggal mereka.

Rubina sang pemeran Latika cilik berkomentar tentang kehadirannya di penganugrahan piala Oscar, "Saya sangat senang bisa hadir di Oscar. Saya tidak takut. Saya akan pergi dan mengambil banyak foto untuk diperlihatkan pada orang-orang di rumah."

Namun dibalik kegembiraan atas film ini, di Mumbai, India, puluhan orang penghuni daerah kumuh tersebut melakukan demonstrasi, demikian lapor huffingtonpost.com. Pasalnya mereka tidak terima dengan julukan "Slumdog". Rekha Dhamji (18), salah seorang demonstran berkata, "Kami memang miskin, tapi kami tidak mau disamakan dengan anjing." Salah satu poster mereka tertulis, "I am not slumdog, I am the future of India."

Daerah kumuh dan kehidupan anak-anak jalanan bukan hanya ada di India, hal ini ada di seluruh penjuru dunia dan juga Indonesia. Semoga melalui kehadiran film ini, dunia dan juga masyarakat Indonesia memiliki kepedulian atas keberadaan anak-anak jalanan. Mari selamatkan anak-anak yang akan menjadi generasi penerus bangsa ini.

Sumber : Berbagai sumber/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami