Kerry kemudian menyerahkan surat itu kepada konsulat AS di Yerusalem, Israel. "Surat itu dalam amplop tertutup, ditujukan ke Presiden AS," kata juru bicara Kerry, Frederick Jones kepada kantor berita AFP.
Dikatakan Jones, Kerry menerima surat itu dari kepala UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina, di akhir pertemuan di Gaza. Namun saat itu pejabat PBB tersebut tidak memberitahu dari siapa surat itu. Senator Kerry baru mengetahui dari pemberitaan media kalau Hamas-lah yang mengirimkan surat itu.
Menurut juru bicara UNRWA, Christopher Gunness, surat tersebut telah "ditinggalkan di gerbang kantor kami di Gaza" dan diyakini berasal dari Hamas.
Tidak diketahui apa isi surat tersebut.
Namun Hamas membantah telah memberikan surat tersebut kepada Kerry. "Akan tetapi kami bersedia menjalin hubungan dengan siapapun yang siap mendukung hak-hak rakyat Palestina," kata juru bicara Hamas, Fawzi Barhum.
Selama kunjungannya di Gaza, Kerry tidak menemui perwakilan Hamas. Ditegaskan Senator yang pernah mencalonkan diri menjadi Presiden AS itu, keberadaannya di Gaza bukan mengindikasikan perubahan kebijakan AS terhadap kelompok Hamas.
Pemerintah AS, Uni Eropa dan Israel menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.