Hindari Diabetes Dengan Cukup Tidur

Fit & Charming / 10 February 2009

Kalangan Sendiri

Hindari Diabetes Dengan Cukup Tidur

Tammy Official Writer
6616
DiabetesSebuah penelitian dari Universitas Chicago Medical Center melaporkan, gangguan tidur merusak kemampuan tubuh untuk mengatur kadar gula dalam darah, yang potensial meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.

Lebih dari 18 juta penduduk Amerika mengidap diabetes dan kebanyakan adalah tipe 2. Gejalanya, tubuh menjadi resistan untuk hormon insulin atau tidak memproduksinya cukup untuk mengatur darah dalam aliran darah.

Penelitian yang dipimpin Dr Esra Tasali, asisten professor bidang pengobatan itu, mempelajari pola tidur dari sembilan sukarelawan, lima laki-laki dan empat perempuan, dengan berat badan normal, keadaan kesehatan baik dan berumur antara 20-31 tahun.

Tidur normal dibagi menjadi sejumlah tahapan, di mana tahapan slow-wave sleep dianggap sebagai yang terdalam. Ketika sukarelawan mencapai tahapan slow-wave sleep, para peneliti membuat keributan yang cukup untuk mengganggu tidur mereka, namun tanpa membangunkan mereka.

Para peneliti itu melaporkan, setelah tiga hari, kemampuan sukarelawan untuk mengatur gula dalam darah turun menjadi 25 persen. Hasil studi sebelumnya mengindikasikan kekurangan tidur dapat menurunkan kemampuan untuk mengatur gula. Laporan ini menjadi bukti tambahan bahwa kualitas tidur yang kurang juga menjadi resiko diabetes.

Bikin gemuk. Orang yang kurang tidur juga memiliki kecenderungan untuk menjadi gemuk. Istirahat ekstra pada malam hari adalah kunci mengurangi berat badan dan melawan kegemukan.

Kebiasaan makan dan kurang berolahraga adalah salah satu peran penunjang dalam masalah kegemukan. Namun, menurut Spiegel, sebanyak 30 survei yang dilakukannya di berbagai negara menunjukkan kurang tidur menjadi salah satu penyebab meningkatnya berat badan, baik itu pada usia anak-anak maupun dewasa.

DiabetesStudi pertama kali dilakukan pada 1992. Hasilnya menunjukkan, permasalahan tersebut lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Menurut dia, peningkatan penderita obesitas di Amerika pada pertengahan ke-20 rata-rata karena kurangnya tidur. Hal ini didasarkan pada jawaban para koresponden yang dimintai keterangan dalam survei. Ada dua hormon penting diproduksi pada malam hari yang mengatur nafsu makan, yaitu grehlin yang membuat kita lapar. Dengan begitu, membuat metabolisme melambat dan berkurangnya kemampuan dalam membakar lemak dalam tubuh.

Sementara itu, leptin adalah protein hormon yang diproduksi jaringan lemak yang berfungsi mengendalikan cadangan lemak. Perubahan hormonal akan membuat kita lapar dan hal itu menjadi suatu masalah yang cukup merugikan untuk urusan bobot tubuh ini. Kebanyakan bila kita lapar, orang-orang akan lebih memilih untuk mengemil dan itu menjadi sebuah masalah besar.

Kehilangan istirahat mengakibatkan bertambahnya rasa ingin makan sekitar 23-24 persen. Hal itu, menurut Spiegel, bila terjemahkan akan ada penambahan sekitar 350-500 kali kalori perharinya.

Yang jelas, mengurangi istirahat malam membuat tubuh kehilangan keseimbangan dalam mengatur dua hormon penting dalam tubuh. Kurang istirahat bukannya membuat keseimbangan, melainkan ketidakstabilan di dalam tubuh. Sebuah kajian yang dipublikasikan di Washington belum lama ini juga menunjukkan anak-anak yang kurang tidur menghadapi masalah kegemukan lebih besar daripada anak-anak yang mendapatkan istirahat cukup.

Menurut analisis epidemiologikal yang dilakukan Johnny Hopkinson dari Fakultas Kesehatan Bloomberg, tidur atau istirahat ekstra dapat mengurangi risiko kelebihan berat badan pada anak-anak sebanyak 9 persen.

Sumber : perempuan.com/Tmy
Halaman :
1

Ikuti Kami