Petrie, Sang Perawat Telah Kembali Bekerja

Internasional / 9 February 2009

Kalangan Sendiri

Petrie, Sang Perawat Telah Kembali Bekerja

Budhi Marpaung Official Writer
4746

Hal ini diumumkan oleh The North Somerset Primary Trust setelah Caroline Petrie menjalani hukuman skorsing selama 6 minggu dan setelah perusahaan telah menjalani penyelidikan terhadap kasus ini. Petrie sebelumnya mendapat skorsing dari tempat kerjanya karena apa yang dilakukan oleh Petrie adalah sebuah pelanggaran atas prinsip persamaan dan keberagaman.

Petrie, seorang perawat yang diberitakan di beberapa surat kabar Inggris mendapat hukuman berupa skorsing dari tempatnya bekerja mengaku bahwa yang dia alami ini adalah seperti badai yang tiba-tiba datang menerpa ke dalam kehidupannya.

Petrie mengatakan bahwa bahwa berdoa merupakan bagian terpenting dari kepedulian yang dia berikan kepada pasien.

"Saya percaya ini adalah bagian dari keseluruhan bentuk kepedulian yang mereka dapatkan. Saya percaya kesehatan memiliki 3 area, jasmani, jiwani (mental), dan spiritual," kata Petrie.

Banyak pasien yang dengan senang hati menerima ajakan berdoa yang dia tawarkan dan beberapa disembuhkan. Akan tetapi, ibu baptis dari 2 orang anak ini mendapatkan dirinya berada di tengah-tengah badai disaat dia sedang menawarkan diri untuk mendoakan seorang pasien bulan Desember yang lalu.

Pasien tersebut yang adalah seorang wanita berusia lanjut yang pada saat itu dengan sopan menolak tawaran Petrie dan mengatakan bahwa dia tidak membuat ini menjadi masalah besar.

Akan tetapi, perusahaan yang mempekerjakan Petrie, The North Somerset Primary Trust, menskorsing Petrie untuk menyelidiki masalah ini.

Juru bicara The North Somerset Primary Trust mengatakan bahwa ini adalah keluhan kedua yang disampaikan oleh pasien mereka tentang Petrie.

Mike, Hakim dari Christian Institute membenarkan pernyataan tersebut.

"Kebijakan mengenai toleransi dan keberagaman yang kami temukan di ruang usaha, kami percaya hanya digunakan untuk menutupi pensensoran dan penindasan. Dan orang-orang seperti Caroline, yang mencintai pekerjaannya, yang tidak dapat meninggalkan imannya di ‘balik pintu', dan berakhir di garis tembak," kata Mike.

"Saya tidak yakin bahwa kasus ini akan diangkat apabila yang menjadi perawatnya beragama Non-Kristiani," tambah Mike. "Di Inggris, kami melihat umat Kristiani diperlakukan dengan standar yang berbeda dengan kelompok agama yang lainnya."

Sambil mengumumkan kembalinya Petrie, The North Somerset Primary Trust mengatakan memahami kesalahan Petrie.

"Kami mengakui bahwa kesalahan yang sebenarnya Petrie lakukan adalah dalam rangka memberikan perhatian terbaik kepada pasien, akan tetapi seorang perawat mempunyai peraturan hanya memberikan kepedulian dalam hal perawatan, pasien seharusnya berada bersama dengan pasien bukan dengan perawat."

Petrie mengatakan bahwa pengalaman ini tidak akan membuat dia untuk terus mendoakan orang yang menginginkannya.

"Saya tidak bisa menceraikan iman dari pekerjaan sebagai perawat saya. Segalanya, kedua hal tersebut, berjalan bersamaan, itu adalah bagian dari diri saya. Saya tidak bisa menjadi orang lain," kata Petrie.

Sumber : CBNNews.com/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami