Bagaimana seorang pria dapat mengatakan sesuatu yang sangat menyakiti hati istrinya dan satu jam kemudian mengharapkan istrinya menanggapi cumbu rayunya dengan romantis? Mengapa seorang pria merasa berkewajiban mengomeli istrinya ketika melihat perasaan istrinya tersinggung? Bagaimana mungkin seorang pria berbaring di samping istrinya yang sedang menangis, berdiam diri saja, ketika istrinya begitu membutuhkan belas kasihan dan perhatiannya?
Situasi seperti ini bukan pengecualian, melainkan hal yang biasa dalam pernikahan. Ketika pasangan suami istri datang ke kantor saya meminta pertolongan, mereka biasanya heran melihat bahwa saya tidak terkejut setelah mereka menceritakan perasaan mereka kepada saya. Mereka tidak percaya bahwa pengalaman mereka adalah hal yang umum. Setiap pernikahan dan setiap orang adalah unik, namun masalah-masalah yang mereka alami dalam prakteknya bersifat umum.
Banyak di antara masalah yang dialami oleh suami istri didasari oleh satu fakta yang sederhana. Pria dan wanita sepenuhnya berbeda. Perbedaan-perbedaan ini - secara emosional, mental dan fisik - begitu ekstrim sehingga bila suami dan istri tidak melakukan suatu usaha tersendiri untuk memperoleh pemahaman yang realistis satu sama lain, hampir tidak mungkin bagi mereka menikmati pernikahan yang bahagia. Seorang psikiater yang terkenal pernah berkata, "Setelah selama tiga puluh tahun mempelajari wanita, saya bertaya kepada diri sendiri, ‘apakah sebenarnya yang mereka inginkan?'" Bila ini adalah kesimpulannya, bayangkan betapa sedikit yang benar-benar suami Anda ketahui mengenai Anda!
Pembahasan ini akan membantu Anda memahami beberapa perbedaan antara Anda dan pasangan yang bertanggungjawab atas banyaknya persoalan dalam hubungan Anda. Pembahasan ini seharusnya menguatkan Anda karena akan memampukan Anda melihat mengapa suami melakukan banyak hal yang menyakiti hati Anda. Kemungkinannya adalah Anda selalu beranggapan ia tidak perduli pada fakta bahwa ia menyakiti hati Anda.
Faktanya adalah ia seorang pria, banyak tindakan yang menyakiti dan tidak berperasaan yang Anda saksikan hanya akibat dari sifat dasar alamiahnya sebagai seorang pria. Ini tidak berarti Anda harus berhenti hidup bersama seorang pria yang tidak berperasaan atau tidak sensitif - yang terjadi sebaliknya. Begitu Anda memahami beberapa perbedaan, Anda akan mampu membantunya mengimbangi kecenderungan alamiahnya.
Sebelum kita melihat perbedaan fisiologis dan psikologis yang tepat, mari kita arahkan perhatian pada perbedaan umum dan bagaimana perbedaan itu mempengaruhi hubungan Anda. Contoh terbaik yang dapat saya pikirkan untuk melukiskan perbedaan ini adalah dengan membandingkan kupu-kupu dengan kerbau. Kupu-kupu memiliki kepekaan yang tajam. Bahkan peka terhadap hembusan angin yang paling lembut. Ia terbang di atas tanah tempatnya dapat memperoleh kesadaran akan panorama keadaan sekelilingnya. Kupu-kupu memperhatikan keindahan bahkan bunga yang terkecil sekalipun. Karena kepekaan yang dimilikinya, ia terus-menerus sadar akan semua perubahan yang terjadi di sekitarnya dan mampu bereaksi terhadap perubahan yang paling kecil di lingkungannya. Jadi, kupu-kupu bereaksi dengan cepat terhadap apa pun juga yang akan melukainya (suatu saat cobalah menangkapnya tanpa menggunakan jaring-jaring). Bila sebutir batu kerikil yang kecil mengenai sayapnya, kupu-kupu itu akan terluka parah dan akhirnya mati.
Kerbau lain lagi, kasar dan tidak berperasaan. Kerbau tidak bereaksi terhadap hembusan angin. Bahkan tidak terpengaruh angin dengan kecepatan tiga puluh mil per jam. Pokoknya ia terus melakukan apa saja yang sedang dilakukannya. Tidak sadar akan bunga-bunga yang paling kecil, juga tampaknya tidak peka terhadap perubahan-perubahan kecil yang terjadi di sekelilingnya. Lemparkan sebutir batu kerikil ke punggung kerbau dan mungkin tidak akan dirasakannya.
Bukan berarti kerbau makhluk yang "paling jahat" hanya karena menginjak-injak bunga-bunga yang indah. Sesungguhnya, ketegaran kerbau merupakan modal yang luar biasa. Kekuatannya bila dikendalikan, dapat menarik bajak yang empat orang dewasa tidak mampu menariknya.
Analogi ini jelas. Suami Anda adalah kerbau itu (jangan berteriak amin terlalu keras) dan Andalah kupu-kupunya. Ia mungkin cenderung untuk "membajak" melewati keadaan, sementara Anda "merasakan" kehidupan dan sekeliling Anda dengan kepekaan yang jauh lebih tajam. "Batu kerikil di sayap kupu-kupu" mungkin berupa komentar yang sinis, kritik yang tajam atau bahkan sikap yang acuh tak acuh. Apa pun bentuknya, itu dapat menyakiti hati dan bahkan meremukkan Anda, sementara suami Anda bahkan tidak menyadari apa yang telah ia lakukan.
Akhir dari analogi ini adalah kerbau tidak pernah memiliki kepekaan yang dimiliki oleh kupu-kupu dan kupu-kupu tidak pernah memperoleh manfaat dari kekuatan kerbau.
Tidak demikian halnya dengan pernikahan Anda. Suami Anda dapat belajar agar menjadi lembut, sensitif dan romantis, namun tidak mungkin belajar sendiri, Anda yang harus membantunya. Anda harus menyadari bahwa suami Anda tidak mengerti berapa banyak kata-katanya yang menyinggung perasaan atau sikapnya yang acuh tak acuh benar-benar mempengaruhi perasaan Anda. Ia dapat belajar, namun Anda perlu membantunya.
Sumber : Gary Smalley – Alasan Tersembunyi Mengapa Pria Berperilaku Tertentu