Sebagai orang mati, Ahmad Akhtary seharusnya tidak perlu lagi memeriksakan kesehatannya. Namun, itu dia lakukan juga.
Akhtary (34) memeriksakan kesehatannya ke dokter enam bulan setelah ia dilaporkan meninggal di Afganistan. Tak urung pemeriksaan kesehatan itu akhirnya membongkar persekongkolannya dengan mantan isterinya, Anne Akhtary, memalsukan kematian pria itu untuk mengklaim dana asuransi 300.000 poundsterling atau Rp 5,2 miliar.
Anne (43) mengaku mencoba mendapatkan klaim asuransi itu dengan menggunakan akta kematian palsu dari Afganistan yang menyebutkan suaminya itu meninggal karena trauma otak dalam sebuah kecelakaan. Namun, beberapa pekan setelah akta kematian itu terbit, penyelidik di Norwich Union mencium adanya janji dengan dokter itu. "Mereka (penyelidik) diberitahu bahwa dokter pribadi Tuan Akhtary menemuinya di tempat praktek. Dia (Akhtary) juga mendatangi rumah sakit. Jadi itu bukan cara yang amat canggih untuk memalsukan kematian," kata jaksa James Cranfield.
Pemalsuan itu memang jauh dari kesan canggih. Bagaimana tidak, setelah mengaku meninggal, Akhtary masih menjalani kehidupan normal dan terbuka di Gloucester. Ia bahkan masih bekerja dan membayar pajak, kata Cranfield.
Akibat perbuatannya, hakim di Gloucester menghukum pria itu dengan 60 jam kerja sosial sementara Anne 40 jam. Sedangkan vonis penjara masing-masing sembilan bulan ditangguhkan.
"Klaim kematian palsu memang kejahatan serius, tapi cara mereka memalsukan memang tidak canggih dan belum ada uang yang hilang," kata hakim Mark Horton soal hukuman yang ringan itu.
Sumber : kompas