Israel Tarik Pasukan dari Gaza

Nasional / 21 January 2009

Kalangan Sendiri

Israel Tarik Pasukan dari Gaza

Tammy Official Writer
3743
Israel mulai menarik pasukan keluar dari Jalur Gaza, Minggu (18/1), setelah gencatan senjata unilateral yang masih terbilang rapuh mulai berlaku efektif. Gencatan senjata yang mulai berlaku efektif pada pukul 2.00 dini hari, Minggu (18/1), membuat rakyat Gaza dapat menikmati "malam bebas pengeboman" yang pertama selama kurun waktu lebih dari tiga minggu.

Sementara itu, para petugas medis berjuang keras menarik puluhan mayat yang terkubur di bawah gunungan puing-puing.

Perdana Menteri Ehud Olmert mengatakan, Israel berkeinginan menarik tentaranya sesegera mungkin dan tidak punya keinginan untuk menduduki kembali wilayah Jalur Gaza. Israel telah menarik baik militernya maupun para pemukim Yahudi dari wilayah itu pada 2005. "Kami tidak tertarik bertahan di Jalur Gaza. Kami ingin pergi sesegera mungkin," kata Olmert dalam konferensi pers dengan para pemimpin Eropa.

Presiden Prancis Nicolas Sarkozy memuji gencatan senjata Israel tetapi mengatakan, "Ini baru langkah pertama dan harus berlanjut." Ia menyerukan diselenggarakannya sebuah konferensi internasional untuk meluncurkan kembali perundingan damai Israel-Palestina. "Kita perlu segera menggelar sebuah konferensi internasional besar yang akan membuka jalan bagi kita mewujudkan perdamaian tahun ini," tegas Sarkozy. Presiden Prancis tersebut mengimbuhkan, ia menantikan presiden terpilih AS Barack Obama untuk resmi menjabat, sehingga ia dapat memberikan jaminan kuat yang dibutuhkan bagi kelangsungan proses tersebut.

Gencatan Senjata Israel-GazaPerdana Menteri Inggris Gordon Brown mendesak, Israel untuk membuka kembali pintu-pintu perbatasan yang sejak lama memblokade Gaza. Ia mengatakan, gencatan senjata yang berkelanjutan akan membutuhkan akses kemanusiaan menuju wilayah itu.

Setelah terjadinya baku tembak dan serangan udara yang menodai apa yang diakui Olmert sebagai "gencatan senjata unilateral yang bersifat rapuh", Hamas dan kelompok-kelompok bersenjata lainnya mengumumkan sendiri gencatan senjata mereka.

"(Kami) minta pasukan musuh untuk menarik diri dalam waktu satu minggu dan membuka seluruh pintu perbatasan untuk mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan dan barang-barang kebutuhan pokok," ungkap Mussa Abu Marzuk, wakil pemimpin polit biro Hamas di Damaskus, Suriah.

Sementara itu, militan-militan di Jalur Gaza, menembakkan sedikitnya 18 roket dan mortir ke Israel setelah Olmert mengumumkan gencatan senjata, ungkap militer Israel.

Presiden Palestina Mahmud Abbas mengulang kembali seruan penarikan Israel sepenuhnya dari Gaza dan dibukanya kembali pintu-pintu perbatasan di wilayah kantong Palestina yang terkepung itu. "Gencatan senjata Israel penting dan dibutuhkan, tetapi tidak cukup memadai," kata Abbas.

Sambut Baik

Dunia menyambut baik gencatan senjata Hamas-Israel. Sekjen PBB Ban Ki-moon mendesak segera disalurkannya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, kantong wilayah Palestina yang terisolasi. Menlu AS Condoleezza Rice mengatakan, gencatan senjata harus berkelanjutan.

Iran, yang disebut-sebut menyuplai roket ke Hamas, mengatakan, kunci ketenangan adalah dibukanya kembali pintu perbatasan yang diblokade Israel dan Hamas setelah kelompok garis keras Palestina itu merebut kekuasaan di Gaza pada 2007 dari pasukan Fatah, saingannya. Komentar yang disampaikan Menlu Iran Manouchehr Mottaki tak urung mengingatkan kembali bahwa Gaza hanyalah sekeping dari konflik lebih luas antara Israel dengan musuh-musuhnya di kawasan.

Sumber : suarapembaruan.com/Tmy
Halaman :
1

Ikuti Kami