Jalan-jalan Lurus
Dalam menundukkan diri kepada Tuhan, kita menaati perintah Alkitab: "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu" (Amsal 3:5-6). Di saat yang sama, kita membuka hidup kita pada janji yang menyertai perintah itu: "..maka Ia akan meluruskan jalanmu"
Jalan yang dijalani Jim dan saya dalam pernikahan kami tidak sesuai dengan apa yang telah saya rencanakan. Saya berpikir bahwa mungkin saya menjadi seorang guru, Jim akan mendirikan praktik psikologi Kristen dan kemudian kami akan menghabiskan hidup kami dalam penelitian medis. Saya adalah pribadi penyendiri yang lebih memilih sebuah kehidupan jauh dari sorotan publik, dikelilingi oleh keluarga dan sahabat.
Namun Tuhan mempunyai rencana yang lain. Melalui buku-buku yang ditulis Jim dan ceramah-ceramah, demikian pula banyak perkembangan lain yang tidak terduga, Tuhan secara khusus memanggil kami ke dunia yang sangat nyata yaitu Focus on the Family. Kemudian, Dia menunjukkan kepada saya bagaimana saya dapat melayani Dia melalui sebuah peran dalam National Day of Prayer Task Force.
Walaupun kami tidak mencari jalan kehidupan seperti ini, kami selalu berusaha mengenal dan menyerah pada kehendak-Nya. Jim dan saya percaya bahwa kami berada di "jalan lurus" yang dikehendaki-Nya agar kami menjalaninya dan kami menyambutnya dengan segenap hati. Sekarang doa kami adalah menyelesaikan pertandingan dengan gagah perkasa.
Menyerah pada kehendak Tuhan benar-benar membiarkan Roh Kudus menanamkan jalan-Nya dalam hidup kita. Doa yang berkesinambungan mengizinkan kita "dipenuhi Roh Kudus." Seperti yang diperintahkan Tuhan kepada kita. Alkitab menyatakan bahwa kehendak Tuhan bagi kita adalah "Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal" (1 Tesalonika 5:16-18). Jika kita menyerah, kita akan dipenuhi sukacita dan ucapan syukur dalam Roh senantiasa.
Penundukan Yang Menghormati
Di dalam penyerahan kepada Tuhan melalui doa-doa kita. Seperti hampir dalam setiap aspek kehidupan Kristen yang lain- Yesus adalah teladan kita. Sesaat sebelum Penyaliban, di Taman Getsemani, Dia memanjatkan doa yang sama sebanyak tiga kali: "Ya Bapa-ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki" (Matius 26:39).
Anda dan saya mungkin tidak pernah mengerti apa arti momen itu bagi Yesus. Akan tetapi, sebuah bagian pendek dalam Kitab Ibrani tampaknya menunjukkan kejadian di Getsemani: dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya (Ibrani 5:7-8).
Satu hal yang jelas: Yesus menyerahkan diri-Nya pada kehendak Bapa. Dia adalah teladan "penundukan yang menghormati." Yesus menjalani kehidupan doa, iman dan ketaatan.
Makin intim
Tatkala kita berserah sepenuhnya pada Tuhan, saya percaya bahwa hubungan doa kita dengan Dia menjadi semakin intim. Berbagai kejadian dalam hidup saya, saya telah merasakan tangan-Nya mebimbing saya untuk memilih dengan bijaksana ditengah ketidakpastian, merasa puas setelah sebuah pengalaman sukar, secara hati-hati membahas sebuah masalah dan menyelidiki lebih lanjut dengan seorang sahabat, atau sama sekali berlutut dan berdoa. Momen itu hanya datang ketika saya setia menyisihkan waktu untuk berdoa dan senantiasa mencari petunjuk-Nya bagi saya.
Hal terperinci dari komunikasi pribadi ini beragam bagi masing-masing kita, tetapi prinsipnya diterapkan kepada kita sekalian:
Sementara kita menemukan cara-cara baru dan lebih dalam berkenaan dengan penyerahan, kita mengembangkan hubungan pribadi dengan Tuhan yang mengatasi semua hubungan lain. Kita mulai merasakan kasih, kuasa dan samai sejahtera yang dapat disediakan hanya oleh Dia.
Sumber: Shirley Dobson - Damai Yang Pasti Di saat Yang Tidak Pasti