Iman Yang Mulia

Kata Alkitab / 12 January 2009

Kalangan Sendiri

Iman Yang Mulia

Lestari99 Official Writer
5774

Dikatakan tentang orang-orang Berea, "Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian." (Kisah Para Rasul 17:11). Mendengarkan hal-hal baru dengan terbuka dan penuh hasrat merupakan suatu tindakan yang benar. Kita adalah kirbat tua jika kita tidak mau menerima yang baru. Meskipun sudah sepatutnya kita berhasrat terhadap anggur baru dari Tuhan, kita harus selalu menguji apa yang kita dengar dengan mempergunakan Kitab Suci.

Sebagian besar orang Kristen mengetahui apa yang mereka percayai, tetapi hanya sedikit yang tahu mengapa mereka mempercayainya. Kita masing-masing bertanggung jawab untuk menegakkan kebenaran yang kita percayai pada sebuah fondasi alkitabiah yang kokoh. Tanpa ini, tidak peduli betapa akuratnya apa yang kita percayai, fondasi iman kita akan menjadi lemah. Bahkan, Anak Allah harus menanggapi dengan perkataan "Ada tertulis" (Matius 4:4) saat Dia dicobai iblis. Firman itu sendiri juga mendasarkan ajaran dan tindakan-Nya pada Firman yang tertulis. Apalagi kita?

Jika Anda melihat orang menggali sebuah lobang kecil, maka Anda tahu seperti apa rumah atau bangunan kecil yang akan dibangun. Namun, jika Anda berjalan ke kota dan melihat seluruh blok dipagari, dan Anda melihat di balik pagar sebuah lobang yang dalam sedang digali, Anda tahu bahwa sesuatu yang besar akan dibangun di sana. Kita juga harus menggali lebih dalam sebelum membangun, jika kita menginginkan hidup yang lebih berarti. Kita harus menegakkan setiap kebenaran yang kita percayai, atau pelayanan kita hanya akan terbatas saja. Semakin besar usaha kita membangun fondasi kehidupan rohani kita, semakin besar pula yang dapat kita bangun di atasnya.

Gereja akan segera memasuki beberapa masa yang paling mendebarkan, sebelum kemudian dapat masuk ke dalam masa yang paling subur. Kegelapan sedang berhimpun, demikian pula terang. Setiap tantangan terhadap iman kita diizinkan oleh Allah untuk menguatkan iman kita. Pencobaan senantiasa menguatkan orang-orang yang sungguh-sungguh percaya, dan menyingkirkan mereka yang berpura-pura. Pemangkasan besar-besaran akan segera terjadi supaya mereka yang benar-benar tinggal pada Pokok Anggur dapat lebih banyak berbuah.

Apabila sebuah pohon dipangkas, ranting-ranting yang disingkirkan adalah ranting-ranting yang hanya berdaun lebat dan tidak menghasilkan buah. Apakah hidup kita berbuah bagi kerajaan, atau kita hanya menghasilkan lebih banyak daun, rumput kering dan jerami? Jika kita tidak bertumbuh dan menghasilkan buah, kita akan dipangkas. Satu-satunya cara agar kita dapat berbuah lebat ialah tinggal pada Pokok Anggur dengan benar. Dalam mempelajari Kitab Suci, kita harus berusaha semakin lekat dengan-Nya. Seperti yang dikatakan oleh Alkitab dalam Yohanes 5:39-40:

Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.

Kita menerima hidup dengan datang kepada-Nya. Hidup yang berada pada fondasi yang kokoh bukan saja hidup yang mengerti doktrin dengan tepat, melainkan juga yang melekat pada Firman itu sendiri. Hidup itu bukan sekedar mengetahui Kitab Tuhan, tetapi mengenal Tuhan dari Kitab itu. Tetapi, karena Dia adalah Kebenaran, kita harus mengasihi kebenaran, dan dengan penuh gairah mencintai ketepatan doktrin tersebut.

Roh Kudus bekerja dalam hati setiap orang Kristen di mana pun mereka berada untuk menancapkan akar mereka lebih dalam ke dalam Firman yang tertulis. Hasrat yang mendalam akan Kitab Suci sedang menyebar di gereja. Hal itu akan menghasilkan kasih akan kebenaran dan kasih akan keadilan yang akan mulai secara radikal mempengaruhi jemaat-jemaat di berbagai tempat. Ini merupakan ragi yang kudus. Jika saja satu atau dua orang di dalam jemaat menangkap hasrat ini, maka hal itu akan segera menyebar kepada semua orang.

Saat fondasi kita semakin kuat, ini memungkinkan Tuhan untuk memberi kita lebih banyak kuasa dan otoritas rohani. Tetapi, baiklah kita selalu mengingat bahwa kita mencari kebenaran supaya hidup menurutnya, bukan sekedar mengetahuinya. Yesus penuh "Kasih karunia dan kebenaran" (Yohanes 1:14). Kebenaran tanpa kasih karunia menimbulkan suatu bentuk kesalehan yang tidak berarti. Kasih mengubah kebenaran menjadi kasih karunia yang memberikan hidup. Kita harus mencari kebenaran karena kita mengasihi kebenaran, dan kita ingin dipersatukan dengan Dia yang adalah Kebenaran.

Kita jangan mencari kasih supaya kita bisa diberi kuasa, tetapi kuasa adalah alat yang dipakai Allah untuk mengekspresikan kasih-Nya. Kasih senantiasa menjadi tujuan, bukan sarana. Seperti yang kita baca dalam 1 Timotius 1:5, "Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas." Oleh sebab itu, marilah kita lakukan segala sesuatu karena kasih. Marilah kita menyelidiki Kitab Suci karena kita mengasihinya, karena kita mencintai kebenaran, karena kita mengasihi Dia yang adalah Kebenaran, dan karena kita mengasihi orang-orang yang telah diselamatkan melalui korban penebusan Kristus.

Sumber : Rick Joyner - 50 Renungan Untuk Membangun Visi Anda

Halaman :
1

Ikuti Kami