Flu? Jauhi Antibiotik

Solusi Sehat / 26 December 2008

Kalangan Sendiri

Flu? Jauhi Antibiotik

agnes.faith Official Writer
6383

Dinginnya udara di musim penghujan membuat tubuh mudah terkena flu dan batuk. Kurangi aktivitas dan hati-hati memilih obat flu. Jangan sampai kuman di tubuh malah jadi kebal obat.

Meski tidak setiap hari, udara masih sering lembab. Keadaan ini akan mempengaruhi tubuh kita. Sebaiknya kita tetap hati-hati dan menjaga stamina supaya tidak mudah terkena penyakit musiman. Kalau tenggorokan mulai sakit, gatal sehingga batuk berkali-kali, juga bersin-bersin, berarti penyakit musiman itu mulai mampir di tubuh kita. Trio gejala ini menjadi petunjuk kalau flu dan pilek sedang menyerang.

Batuk yang menyertai flu sebetulnya merupakan cara tubuh mempertahankan diri dari adanya alergen atau barang asing yang masuk ke tubuh. Dalam hal ini, alergen yang berupa virus itu bersarang di saluran napas. Tubuh lalu merespon dengan mengeluarkan lendir. Tak heran, di saat flu ada cairan yang keluar dari hidung.

Selain trio gejala tersebut, serangan flu atau influenza juga ditandai adanya demam mendadak dengan suhu tubuh antara 38 sampai 40 derajat Celsius, disertai sakit kepala, nyeri otot, dan badan terasa lemah. Bahkan, kadang-kadang disertai rasa mual, ingin muntah, dan diare. Keadaan ini membuat si sakit akan menderita dan tak ingin beranjak dari tempat tidur.

Selalu Bermutasi

Flu sangat mudah menyebar. Virus penyebabnya senang sekali berkeliaran ke segala arah, lewat cairan yang dikeluarkan penderita saat batuk dan bersin. Penyakit yang menyerang saluran pernapasan atas ini biasanya berlangsung selama 3-5 hari. Namun, bisa lebih lama bila Anda tidak menjaga kondisi badan.

Menurut Prof. Dr. Iwan Darmansjah, Sp.Fk., farmakolog dari FKUI, flu dan pilek sebenarnya hanya perlu pengobatan sederhana. Si sakit harus banyak istirahat, dan tak boleh banyak bicara. Olahraga sebaiknya dihentikan dulu.

Obat diperlukan sejauh untuk mengurangi pilek, batuk, panas, serta gejala lain yang berupa nyeri otot. Obat flu perlu mengandung campuran obat demam (parasetamol, ibuprofen), komponen pilek (efedrin, pseudo-efedrin, atau fenilpropanolamin) untuk mengeringkan hidung, dan komponen obat batuk (dekstrometorfan atau noskapin).

Flu bisa dicegah dengan vaksinasi. Namun, tidak selamanya vaksinasi mampu menghadang virus flu. Ini karena virus flu selalu bermutasi, membentuk versi baru yang lain dari generasi sebelumnya.

Vaksinasi pada dasarnya hanya membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Biasanya vaksinasi sangat dibutuhkan untuk mereka yang berusia di atas 65 tahun, penderita asma, jantung atau penyakit ginjal, juga yang menderita flu sangat berat.

Vaksinasi juga sering dibutuhkan bila kita sedang berada di tempat lain, yang iklimnya berbeda sama sekali dengan wilayah tempat tinggal kita. Misalnya, mereka yang naik haji butuh sekali suntikan vaksin flu.

Tak Perlu Antibiotik

Prof. Iwan menegaskan, flu atau pilek tidak perlu diobati dengan antibiotik. Virus flu tidak mempan antibiotik. Bila ada komplikasi infeksi dengan kuman saja, antibiotik dibutuhkan. Ini pun jarang sekali terjadi. Hanya 5 persen dari semua kasus flu yang pernah ada. Kalau kita terbiasa minum antibiotik, bahayanya kuman di tubuh menjadi kebal terhadap antibiotik. Akibatnya, dosis yang nanti kita gunakan akan semakin besar. Efek terjelek adalah datangnya kematian bila dosisnya sudah terlalu tinggi.

Oleh karena itu, bila kita mendapat obat dari dokter sebaiknya menanyakan jenisnya dan untuk apa. Maksudnya supaya tahu apa yang kita makan. Hal semacam itu bisa kita tanyakan kepada apoteker saat mengambil obat.

Bila Anda hanya pilek, pilihlah obat bebas yang mengandung komponen pilek saja. Obat pilek hanya perlu mengandung salah satu, efedrin, pseudoefedrin, atau fenilpropanolamin saja. Dari ketiganya, efedrin dosis kecil (8-10 mg) paling baik, fenilpropanolamin paling jelek.

Bila ingin mencampur dengan komponen antihistamin (antialergi), bisa menggunakan CTM, yang cukup efektif dan murah. Tambahan lain misalnya vitamin atau obat pengencer dahak tidak mutlak dibutuhkan tubuh. Tergantung dari kondisi masing-masing individu.

Yang penting, dengan atau tanpa antibiotik flu akan sembuh dalam beberapa hari hingga seminggu. Bila ternyata tidak reda, sebaiknya segera konsultasi ke dokter. Yang perlu ditentukan, apakah demam yang diderita tidak disebabkan oleh penyakit lain, atau apakah obatnya perlu diubah.

 

Jangan Berselimut Tebal

Bila flu datang, tetap saja tenang. Lakukan beberapa hal berikut supaya kondisi Anda kian membaik. Minumlah air sebanyak mungkin karena Anda akan kehilangan banyak cairan selama demam berlangsung. Tindakan ini juga bisa membantu menurunkan suhu tubuh yang meninggi. Banyak istirahat. Berbaringlah di tempat tidur dan jangan melakukan aktivitas apa pun, supaya kondisi tidak memburuk. Berhentilah merokok dan minum alkohol. Minum obat golongan paracetamol atau aspirin untuk mengurangi demam dan nyeri otot. Obat golongan ibuprofen juga bisa diasup untuk menghindari peradangan. Ingat, aspirin tidak diperkenankan diasup oleh anak-anak di bawah usia 16 tahun.

Hindari kebiasaan menutup tubuh dengan selimut tebal saat demam. Ini bisa mengakibatkan udara tubuh yang panas tidak bisa menguap, sehingga suhu tubuh malah akan naik tinggi. Rasa dingin yang dirasakan akibat panas sedang naik mendadak. Lakukan kompres tidak hanya di kepala karena kontak permukaan kulit terlalu sempit. Langkah terbaik adalah menyeka seluruh tubuh dengan kain basah terus-menerus selama 5-7 menit. Menguapnya air dari kulit membuat suhu tubuh akan menurun. Biasanya dalam waktu 5-7 menit suhu sudah turun. Sebaiknya tidak menggunakan alkohol untuk kompres karena akan diserap kulit. Di malam hari, cobalah tidur dengan kepala dinaikkan sekitar 8 inci atau 15 cm. Langkah ini mencegah lendir masuk ke bagian bawah tenggorokan, sehingga dapat mencegah terjadinya batuk. Bila dalam seminggu kondisi tidak juga mereda, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.

Sumber : kompas
Halaman :
1

Ikuti Kami