Rita Veronika dihantui ketakutan sepanjang waktu karena hutang-hutang kartu kreditnya yang terus membengkak dan ia sudah tidak dapat menemukan jalan untuk keluar dari hutangnya. Mendengar suara ketukan di pintu rumahnya saja sudah dapat membuat Rita panik dan ketakutan karena menyangka debt collector-lah yang datang ke rumahnya. Tidurnya dipenuhi oleh mimpi-mimpi buruk yang tak kunjung usai. Belum lagi selentingan-selentingan yang beredar di antara rekan-rekan sekerjanya yang mengetahui masalah hutang yang dihadapinya.
Di awal pernikahan, Rita harus menghadapi kenyataan pahit dimana suaminya mengalami PHK. Keadaan semakin memburuk saat anak pertama mereka lahir. Kartu kredit pun dijadikan jalan pintas.
"Awal-awalnya saya hanya memiliki satu kartu kredit, lalu kemudian bertambah, bertambah dan bertambah lagi. Karena waktu anak saya berumur 10 bulan, saya sudah hamil lagi. Karena sudah banyak yang tidak bisa dibayar, jadi sebagian dipakai untuk nutupin tagihan kartu lainnya. Jadi gali lubang tutup lubang. Kartu kredit saya itu lebih dari 10. Hutang kartu kredit berikut rumah dengan kendaraan bermotor mencapai hampir 200 juta," ujar Rita.
Rita mengalami banyak tekanan hidup karena semua hutang-hutang itu atas nama dirinya. Baik di kantor maupun di rumah, Rita mengalami banyak tekanan. Setiap kali Rita melampiaskan tekanan hidupnya pada sang suami, suaminya selalu hanya memintanya untuk berdoa dan bersabar. Kesabaran sepertinya tak dapat lagi dimiliki Rita. Ia hanya ingin agar masalah hutangnya bisa cepat selesai, tapi ia sama sekali tidak menemukan jalan keluar ditambah lagi dengan sang suami yang tak kunjung mendapatkan pekerjaan.
Tidak sanggup menghadapi tekanan dan rasa malu yang harus ditanggungnya, ditambah lagi teguran dari sang atasan di kantornya atas sikap para debt collector yang terus mengejar Rita sampai mengganggu rekan-rekan sekerjanya, Rita pun memutuskan untuk berhenti bekerja. Beban hutang yang dipikulnya pun semakin bertambah.
"Saat itu saya stres berat. Rasanya saya sudah tidak kuat lagi. Saya dendam dengan suami saya, karena semua hutang atas nama saya. Jadi saya bingung saya harus bagaimana. Keinginan mati itu ada, saya benar-benar ingin mati" ujar Rita sambil menangis.
Suatu malam, Yohanes, suami Rita, menonton Solusi dan memutuskan untuk menelepon konselor dan meminta untuk didoakan. Sejak malam itu, Yohanes terus berdoa untuk isterinya dan meminta jalan keluar bagi masalah hutang mereka.
"Setelah itu, saya sepakat di dalam doa bersama dengan suami. Sejak saat itu saya mulai berdoa. Dalam setiap doa saya, saya sebutkan nominal hutang-hutang saya berapa, pada siapa, itu saya sebutkan terus. Tuhan ajar saya untuk mempunyai iman. Saya tidak lagi mau mempergunakan kartu kredit, jadi saya mulai belajar untuk bersabar menunggu setiap berkat-berkat Tuhan di dalam hidup saya," kisah Rita.
Keteguhan iman Rita dan Yohanes tidak sia-sia. Satu tahun kemudian, mukjizat terjadi. Yohanes mendapatkan pekerjaan. Setelah satu tahun Yohanes bekerja, Tuhan menggenapi janji-Nya. Dalam satu hari seluruh hutang Yohanes terlunasi.
"Mustahil hutang-hutang saya lunas tanpa campur tangan Tuhan. Tapi yang saya tahu, saya punya Tuhan yang begitu kaya. Tuhan Yesus adalah Tuhan yang kaya yang bisa melunasi hutang-hutang saya," ujar Rita menutup kesaksiannya. (Kisah ini ditayangkan 24 Desember 2008 dalam acara Solusi Life di SCTV).
Sumber kesaksian:Rita Veronika Sumber : V081217143338