Beberapa bulan lalu, saya retret dengan beberapa pemain NFL dan NBA. Banyak dari mereka adalah All-Stars atau All-Pros. Selama bertahun-tahun, saya mempelajari kepemimpinan dan mencoba mengerti apa yang memampukan beberapa orang menjadi unggul, sementara orang-orang lain yang tampaknya lebih berbakat tidak begitu berprestasi. Hanya duduk-duduk mengobrol dengan beberapa pemain tersebut, saya mendapat jawaban terbaik yang pernah saya terima untuk pertanyaan itu.
Salah satu istilah yang akan sering Anda dengar sekitar olahraga ialah "zona". Itu adalah keadaan saat pikiran dan tubuh tampak dalam harmoni yang sempurna, dan hal itu akan membuat seorang pemain naik ke suatu tingkat kinerja yang melampaui tingkat biasa. Saat seorang pemain berada dalam "zona", mereka tampak tidak terhentikan. Saya mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada beberapa pemain tersebut tentang "zona" dan mereka semua memakai istilah yang sama untuk menerangkannya. Bagi mereka, pada dasarnya itu adalah keadaan pikiran yang memampukan mereka menyingkirkan semua gangguan biasa dan berfokus sepenuhnya pada tugas mereka. Apabila mereka bisa mempertahankan fokus ini, mereka akan memiliki suatu perasaan bahwa tak ada yang dapat menghentikan, dan biasanya mereka benar.
Kemudian, saya membaca sebuah artikel dalam sebuah majalah yang ditulis oleh seorang ahli ilmu jiwa yang menggunakan kehidupan profesionalnya untuk mempelajari olahraga, dan ia pun secara khusus tertarik pada "zona". Pada dasarnya, ia menerangkannya sebagai "kemampuan untuk berfokus di bawah tekanan". Yang menarik, faktor-faktor yang dirasakannya paling mempengaruhi para pemain secara negatif ialah kemarahan dan ketakutan.
Penelitian menunjukkan bahwa kemarahan sesaat dapat menguras jumlah tenaga yang sama dengan berjam-jam kerja keras. Begitu pula, ketakutan sesaat atau bahkan tiga puluh menit kemarahan halus, atau kekuatiran umum, dapat menguras jumlah tenaga yang sama dengan kerja keras. Oleh sebab itu, untuk memasuki "zona", para atlet harus tetap berfokus secara sempurna pada tugas mereka tanpa menyerah kepada kemarahan atau ketakutan. Sejauh mana mereka bisa melakukan ini, sejauh itu pula kemampuan mereka akan menanjak kepada prestasi yang lebih tinggi.
Ini bukan saja berlaku bagi para atlet. Kemarahan dan ketakutan adalah dua musuh yang paling mematikan dari tujuan atau tugas apapun. Seberapa banyak energi kita dikuras oleh kemarahan atau ketakutan? Seberapa banyak pencapaian yang paling berpotensi digelincirkan oleh keengganan untuk mengampuni atau kepahitan? Seberapa banyak pekerjaan iman yang besar diselewengkan oleh ketakutan?
Sama seperti seorang atlet menjadi bintang saat mereka berbuat yang terbaik dalam pertandingan-pertandingan terbesar, tindakan iman terbesar adalah hasil dari kemampuan kita berfokus pada Tuhan dalam masa tekanan besar. Ini adalah hasil dari belajar berfokus pada-Nya lebih dan lebih lagi setiap hari. Jika kita tidak melihat Dia dalam perkara-perkara kecil, kita tidak akan bisa melihat Dia dalam perkara-perkara besar.
Sasaran kita seharusnya bukan hanya melakukan segala sesuatu yang kita lakukan untuk-Nya, melaihnkan melakukannya bersama-sama dengan-Nya. Jika kita hidup dengan melihat Dia yang ada di atas segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan, jika kita menjalani hidup kita dengan berfokus pada Dia yang begitu penuh kuasa sehingga Dia menopang seluruh alam semesta dengan kuasa firman-Nya, kita juga akan bangkit melampaui yang biasa dan hidup dalam alam mukjizat.
Saat ini, sementara Anda di pekerjaan, atau bersama keluarga atau kawan-kawan, dan muncul sesuatu yang bisa menimbulkan kemarahan atau mengecilkan hati Anda, pandanglah Tuhan dengan segera. Bertekadlah untuk tidak membiarkan hidup Anda dikuras habis oleh kemarahan atau ketakutan, tetapi bahwa Anda akan menggunakan setiap kesempatan untuk bertumbuh dalam iman dan damai sejahtera Allah. Bertekadlah untuk menjadi alat Tuhan yang dipakai dalam keadaan tersebut untuk mengimpartasikan iman dan damai sejahtera kepada orang lain. Hidup Anda akan berubah. Kinerja Anda akan meningkat melebihi yang Anda bayangkan sebelumnya, bukan karena Anda berada dalam "zona", melainkan karena Anda tinggal di dalam Roh.
Sumber : Rick Joyner - 50 Renungan Untuk Membangun Visi Anda