Latihan militer kedua negara melibatkan 1.600 pasukan Rusia dan 700 dari Venezuela. "Ini bukan untuk mengancam siapa pun. Kami hanya melakukan latihan yang menjadi hak kami dan kami akan terus bekerja sama dengan Rusia untuk persoalan strategi pertahanan," kata Chavez.
Ratusan pasukan Angkatan Laut menyambut kedatangan kedua pemimpin, yang juga menandatangani perjanjian awal pembelian dua pesawat penumpang Rusia. Keduanya berjanji, menjalin kerja sama yang lebih erat, yang mereka sebut dunia multikutub, merujuk pada kedigdayaan AS pascaruntuhnya Uni Soviet.
Mereka juga menyepakati proyek untuk membangun reaktor nuklir bersama untuk kepentingan damai. Para pejabat pemerintah yang menyertai kedua pemimpin itu, juga menandatangani kerja sama di sektor energi, untuk meningkatkan eksplorasi di Venezuela, oleh perusahaan Rusia seperti raksasa energi Gazprom.
Chavez menegaskan, penentangannya pada apa yang dia sebut kediktatoran dolar, dengan mengumumkan upaya menghindari penggunaan dolar dalam transaksi dagang dengan Rusia. Sebelumnya, Chavez dan para sejumlah negara Amerika Latin lainnya setuju membentuk zona moneter gabungan, untuk menghadapi krisis keuangan.
Kedua negara telah menandatangani perjanjian bernilai US$ 4,4 miliar untuk penjualan senjata sejak 2005, termasuk radar, 24 pesawat Sukhoi, 50 helikopter, dan 100.000 senapan Kalashnikov.
Menanggapi latihan militer Rusia dan Venezuela, Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice mengatakan, kehadiran kapal perang Rusia tidak dapat merefleksikan berubahnya perimbangan kekuatan regional.