Dr. Rowan Williams menulis kepada Komisaris Tertinggi India, Shiv Shankar Mukherjee, mengekspresikan keterkejutannya akan kekejaman yang terjadi dan menawarkan doa-doa sebagai wakil dari persekutuan Anglikan bagi mereka yang telah kehilangan yang tercinta, yang terluka, dan bagi mereka yang peduli serta harus berhadapan dengan peristiwa yang masih berlangsung ini.
"Setiap orang dimana pun berdiri untuk solidaritas akan yang tidak bersalah dan mengutuk bagi siapapun yang ingin menghancurkan hidup orang-orang yang tidak bersalah dan memiliki motif yang tidak benar," tulisnya.
Paus Benedict XVI juga mengutuk "serangan brutal" tersebut, dan memanggil untuk mengakhiri semua tindakan terorisme.
Sebuah pesan bela sungkawa juga dilepaskan oleh Vatikan pada hari Kamis yang mengatakan bahwa Paus "sangat memerhatikan mengenai pecahnya kekerasan" di kota India. Ia mengungkapkan "bela sungkawanya yang terdalam kepada setiap keluarga yang kehilangan dalam serangan brutal tersebut."
Lebih dari 143 orang terbunuh dan 288 terluka dalam serangan yang dicurigai dilakukan oleh militan Islam pada Rabu malam di 10 lokasi seluruh Mumbai, termasuk dua hotel mewah, stasiun kereta api utama kota, sebuah restoran populer di kalangan turis dan sebuah rumah sakit. Dua warga Amerika Serikat dikonfirmasikan meninggal dunia, menurut Associated Press.
Pimpinan dari Konsili Gereja Se-Dunia (World Council of Churches/WCC, red) mengekspresikan keterkejutannya dan mencemaskan akan serangan teroris di Mumbai tersebut.
Rev. Dr. Samuel Kobia mengatakan dalam sebuah surat yang dialamatkan kepada Perdana Menteri Manmohan Singh, "Konsili Gereja Se-Dunia, yang keanggotaannya termasuk dari gereja-gereja Kristiani India, dengan sangat mengutuk tindakan-tindakan sembarang dari terorisme dan kekerasan yang menargetkan kehidupan umat manusia yang tidak bersalah."
"Kami percaya tidak ada pembenaran apapun untuk tindakan keji dari terorisme dan kekerasan mendiskriminasi," ia menambahkan.
Melalui televisi, Perdana Menteri Manmohan Singh mengatakan bahwa yang bertanggung-jawab bukanlah berkebangsaan India.
"Serangan-serangan yang begitu terencana dan sangat terorganisir, kemungkinan dengan hubungan-hubungan luar, diciptakan untuk membuat suasana panik dengan memilih target-target yang high profile dan membunuh warga-warga asing yang tidak bersalah," ujarnya.
"Ada bukti bahwa kelompok yang mengadakan serangan-serangan tersebut, berbasiskan di luar Negara ini, telah datang hanya dengan satu pemikiran untuk menciptakan malapetaka finansial ibukota negeri ini."
India memang sedang mengalami pertumpahan darah dimana-mana. Diawali dari wilayah Orissa dimana warga Kristiani dicari dan dianiaya oleh kelompok ekstremis yang akhirnya menjalar ke wilayah-wilayah lain dari Orissa. Diikuti dengan peristiwa ini yang tampaknya memiliki motif berbeda, tetapi akan membawa dampak besar bagi kesejahteraan bangsa India. Mari kita sebagai Tubuh Kristus berdoa bagi keselamatan bangsa India. Kiranya di balik kemalangan beruntun yang menimpa India, Tuhan membuka jalan bagi keselamatan.