Waktu itu siang hari terik di bulan September. Seorang wanita, klien saya yang terakhir - datang di tengah kesibukan saya sebagai pengacara. Dia menolak untuk mengatakan kepada sekretaris saya mengenai masalahnya dan sampai saya menawarkan kopi kepadanya saya masih belum tahu persoalannya. Ia terlihat tenang dan cekatan, tetapi itu tidak banyak menjelaskan masalahnya. Sudah lama saya berhenti mencoba mempelajari klien-klien saya dengan cara melihat penampilan mereka.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya saya."Saya pikir pernikahan saya sudah berakhir'""Sudah berapa lama Anda menikah?""Tujuh belas tahun'""Anda mempunyai anak?""Seorang anak laki-laki berumur tiga belas tahun dan anak perempuan berumur sepuluh tahun.""Mengapa hubungan Anda begitu buruk?""Suami saya membuat diri saya seperti sebuah pulau.""Maaf - Bisakah Anda mengulanginya?""Dia membuat diri saya bagaikan sebuah pulau. Dia tidak berbicara apa pun kepada saya. Pada tahun-tahun awal pernikahan kami, kami sering mengobrol bersama selama berjam-jam, tetapi sesuatu telah terjadi padanya. Tampaknya dia tidak dapat berbicara kepada saya. Ketika dia pulang kerja saya menanyakan tentang kegiatannya hari itu dan saya mendapat omelan. Sekarang ini semakin parah. Dahulu kami juga mempunyai masalah, tetapi kami selalu dapat membicarakannya. Bagaimana menurut pendapat Anda jika tinggal serumah, seranjang, hidup bersama dengan seseorang yang tidak mau berbicara? Akhirnya jiwa Anda akan mati."Wanita itu hendak melanjutkan pembicaraannya, tetapi kemudian kopi datang; sewaktu saya menuangkan kopi, pikiran saya melayang kepada klien lain yang duduk di kursi yang sama empat jam sebelumnya.
Saya mengenal Tom dan istrinya dengan baik, ini membuat lebih sulit bagi saya untuk mengerti sosok Tom yang ada di depan saya hari itu. Saya tidak pernah mengira dia seorang yang sangat emosional. Tom telah mencapai puncak profesinya; dalam segala hal ia adalah tipe laki-laki yang ‘serba bisa'. Ia selalu tampak yakin, menguasai diri dengan baik dan beberapa orang mengatakan, sedikit menakutkan.
Namun kedua kalinya Tom masuk ke kantor saya, saya melihat dia menangis. Selembar kertas kusut diserahkan kepada saya seolah-olah kertas itu dapat berbicara. Sebagian perekat masih menempel di belakangnya karena dia menariknya dari pintu lemari es.
Aku perlu waktu untuk berpikir - Aku membawa anak-anak bersamaku. Aku akan pergi selama beberapa hari. Aku akan memberi kabar segera.Salam sayang, SusanSaya mendengarkan ketika Tom mencurahkan isi hatinya kepada saya. Tom tidak dapat mengerti masalahnya. Tom berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya. Mereka memiliki rumah yang bagus, sering mengadakan liburan dan dia benar-benar mencintai istrinya.
Tetapi kertas kusut itu bukan satu-satuinya kertas yang dia bawa. Ketika berusaha mengetahui dimana istrinya berada, dia membuka laci istrinya dan menemukan surat setengah jadi yang ditulis istrinya untuk seorang teman:
Tom dam saya saling mencintai ketika kami menikah. Waktu itu tidak ada kesulitan bagi kami untuk duduk dan bercakap-cakap selama berjam-jam. Bahkan meskipun kami tidak berbicara, ada suatu perasaan bahwa kami tahu apa yang dirasakan pasangan kami. Sulit untuk mengetahui kapan hubungan kami semakin merenggang. Pekerjaan Tom makin menyita waktu dan saya mempunyai anak-anak yang harus diurus. Mungkin hal ini karena saya memberikan banyak perhatian kepada anak-anak dan dia merasa disisihkan, tetapi sejujurnya saya merasa bahwa saya belum berbicara mengenai hal ini kepadanya, bahkan saya belum berbicara kepada siapapun.
Dia pulang kerja dalam keadaan lelah dan hampir tidak pernah menyapa, apalagi bercerita tentang pekerjaannya atau bahkan berpura-pura tertarik pada cerita saya. Saya benci itu. Saya rindu berbicara padanya. Kadang-kadang, setelah kami bercinta, sesaat saya percaya bahwa dia merasa dekat dengan saya dan, ketika kami berbaring, saya mulai menceritakan banyak hal yang ingin saya katakan. Tetapi seringkali, ketika saya mencurahkan isi hati saya, saya menyadari bahwa dia sudah tertidur. Kemudian sesuatu yang aneh terjadi. Saya belajar hidup tanpa dia. Oh, saya mencuci bajunya, memasak dan berusaha keras untuk menjadi istri baginya, tetapi di dalam hati saya belajar hidup terpisah dari dia. Seolah-olah sesuatu dalam diri saya berkata, "Kamu sendirian - demi kamu dan anak-anakmu, hadapi itu dan belajarlah untuk hidup dengan cara seperti itu".
Saya percaya bahwa apabila cinta telah padam, maka sering kali penyebab kematian yang sebenarnya bukanlah apa yang tampak paling jelas. Tidak semua pernikahan yang hancur disebabkan oleh konflik yang besar, tidak semua orang mengalami masalah seksual atau terlibat perselingkuhan. Tidak, pembunuh sebenarnya sering kali tersembunyi, semata-mata karena mereka tidak berbicara satu sama lain.
Kurangnya komunikasi bukan berarti tidak berbicara sepatah kata pun. Akan tetapi tidak membicarakan hal-hal yang perlu dibicarakan. Dalam banyak pernikahan ada saat di mana salah satu pasangan tidak dapat atau tidak mau membicarakan hal-hal penting dengan pasangannya.
Seorang suami menggambarkan proses hubungan di mana komunikasi telah mati sebagai ‘hubungan yang semakin merenggang'. Mereka dapat menjadi komunikator-komunikator yang andal dalam lingkungan yang lain. Istrinya mempunyai teman-teman di mana dia dapat menceritakan hal-hal yang paling intim dalam hidupnya, dan si suami di tempat kerjanya mungkin menjadi pribadi yang hidup dan menyenangkan, tetapi pasangan itu sendiri hanya sedikit berbicara satu sama lain.
Tidak ada satu pernikahan pun di dunia ini yang belum pernah mengalami hal seperti itu. Ketika kami mengalami masa-masa sulit dalam hubungan kami, Dianne berkata, "Bagaimana mungkin engkau dapat menghabiskan waktu satu jam di telepon dengan seseorang dalam pekerjaan tetapi sulit berbicara dengan saya selama lima menit?"
Segala macam alasan telah dikemukakan perihal mengapa kita merasa begitu sulit untuk berkomunikasi. Bukan rahasia bahwa pria khususnya merasakan bahwa hal itu sulit. Beberapa orang mengatakan bahwa pria mempunyai ketidakmampuan bawaan untuk mengungkapkan isi hati mereka secara mendalam. Mungkin ada benarnya. Tetapi perhatikan seorang laki-laki pada awal perselingkuhannya. Dia duduk dengan sekretarisnya di dalam mobil dan berbicara panjang lebar. Sekretarisnya berkata, "Suami saya tidak pernah berbicara seperti ini kepada saya." Laki-laki itu menjawab, "Istri saya tidak pernah mendengarkan seperti kamu." Apa yang terjadi? Istrinya selalu mengeluh bahwa suaminya hanya sedikit saja berbicara. Apakah tiba-tiba terjadi hal yang sebaliknya? Tidak, ini menunjukkan bahwa pada awal perselingkuhan mereka, pasangan ini tidak saling menerima sebagaimana adanya, namun untuk saat ini perasaan senang membuat mereka banyak berbicara,.
Tidak sulit untuk saling menerima sebagaimana adanya dalam suatu pernikahan. Saya sering bertemu pria dan wanita yang merasa sangat sulit menyediakan waktu untuk bercakap-cakap dan bersedia memberikan apa saja untuk dapat melakukan hal itu. Saya mempunyai seorang teman yang pernikahannya mengalami masa sulit beberapa tahun yang lalu. Dia adalah seorang eksekutif yang sangat sibuk, yang bergairah mendengar bunyi suara telepon dan menghabiskan banyak waktunya dengan berbicara kepada istri dan anak-anaknya. Tetapi itu tidak terjadi begitu saja. Ada masa saat dia merasa bahwa meskipun dia sangat sukses, dia hampir kehilangan semua yang sangat berarti baginya. Selama delapan tahun terakhir dia ‘berkencan' dengan istrinya tiap Selasa malam. Kadang-kadang mengajaknya makan di luar, biasanya tidak ada yang istimewa, tetapi mereka belajar berkomunikasi lagi dan saling menghargai satu sama lain karena mengetahui bahwa pasangannya berharga.
Tentu saja, banyak orang yang mengharapkan seseorang yang bukan hanya sekedar berbicara kepada mereka, tetapi seseorang yang sungguh-sungguh mau mendengarkan. Salah satu penghargaan terbesar yang dapat Anda berikan kepada seseorang adalah mendengarkan dia dengan tatapan mata Anda. Apabila kita melakukan itu, seolah-olah kita berkata, "saya mempedulikanmu." Sikap itu memberikan penghargaan kepada orang lain.
Dan bagaimana dengan dua klien saya yang datang ke kantor saya pada hari yang sama di bulan September itu? Yang wanita menelepon saya keesokan harinya untuk meminta kami menunda segala sesuatunya untuk sementara. Tetapi bagaimana dengan laki-laki yang membawa kertas kusut itu? Dia melakukan suatu hal yang aneh. Dia menulis surat kepada istrinya. Kadang-kadang Anda dapat mengatakan berbagai macam hal secara tertulis yang akan lebih sulit bila dilakukan dengan berhadapan muka. Inilah sebagian dari isi suratnya:
... Aku tidak mengira akibat yang ditimbulkan oleh keenggananku berbicara denganmu terhadap hubungan kita. Hidup telah menjadi begitu sibuk dan aku selalu mengira akan ada hari esok. Tetapi bagiku sekarang hari esok itu tidak akan datang. Aku hanya dapat membayangkan bagaimana kamu merasa begitu terasing dan aku tahu kamu tidak mempunyai alasan untuk percaya bahwa aku dapat berubah. Tetapi aku telah kehilangan kamu dan aku ingin kamu kembali.
Dua tahun kemudian, saya mendapat surat dari istri Tom. Dia berkata, "Saya bodoh bila mengatakan bahwa segala sesuatunya indah - banyak hal yang harus kami hadapi. Tetapi sekarang kami dapat membicarakan segala sesuatu. Apabila kami merasa terluka, kami mengatakan demikian, dan kami belajar untuk menyediakan waktu untuk berbicara. Dia telah banyak beruah. Saya tidak tahu apa yang Anda katakan kepadanya di kantor, tetapi semua itu berhasil." Sebenarnya saya tidak mengatakan apapun.
Hal-hal yang perlu Anda lakukan untuk mengembangkan komunikasi yang efektif :