Ketabahan Di Tengah Tanpa Pengharapan

Family / 16 November 2008

Kalangan Sendiri

Ketabahan Di Tengah Tanpa Pengharapan

Tammy Official Writer
10383
Ketabahan. Kamus Webster mendefinisikannya sebagai suatu kemampuan untuk bertahan dalam kesulitan dan penderitaan. Hanya sedikit orang yang tahu sebaik atlet Olimpiade.

Ryan Hall adalah representasi atlet dari Amerika Serikat dalam olimpiade di Beijing tahun 2008 untuk nomor lari marathon.

"Pada dasarnya karir saya adalah mengelola rasa sakit. Yaitu mengenai seberapa berat sakit yang dapat ditanggung seseorang dan untuk berapa lama ia dapat menahannya."

Ryan berkata bahwa keinginannya yang terdalam untuk berlari berasal dari Tuhan.

Ryan Hall"Sepertinya Tuhan membuat hati saya jatuh cinta pada olahraga lari pada saat saya sedang dalam kendaraan mengelilingi danau ini, Tuhan seperti menaruh di hati saya untuk mulai berlari di sekitar danau ini. Saya berlari sekitar 28 km mengelilingi danau itu dan pada waktu itu saya masih berusia 14 tahun. Itu bukanlah statu keinginan yang biasanya dimiliki oleh seorang anak berusia 14 tahun. Tuhan benar-benar menaruhnya dalam hati saya untuk mulai saya lakukan, dan tepat pada hari itu saya memutuskan untuk mulai menjalani visi yang Tuhan sudah berikan untuk saya. Itu benar-benar memikat hati saya dan Sejas itu saya mulai berlatih olahraga lari."

Olahraga atletik sudah ada dalam sejarah keluarga Hall. Ayah Ryan, Mickey, adalah pemain liga baseball minor dan adiknya, Chad, memenangkan kejuaraan lari lintas Negara nasional pada saat dia SMU. Masa senior Ryan dalam hal ini terbukti dari kesuksesan yang diraihnya dalam California State Track dalam pertandingan lintas 4 km dan 1600 meter. Dari performa tersebut, Ryan berhasil meraih beasiswa dari Stanford. Namun untuk Ryan, Olimpiade selalu menjadi tujuannya.

"Sejak saya masih kecil, saya selalu ingin menjadi seorang atlet Olimpiade. Apa yang diperlukan untuk menjadi seorang atlet Olimpiade? Saya memiliki aspirasi yang besar untuk dapat sekolah di Universitas. Saya pernah bermimpi tentang suasana Olimpiade. Saya pernah berkompetisi melawan seorang atlet terbaik di dunia."

Dengan semua penghargaan dan darah seorang atlet besar yang ada dan sepertinya ada jalan mudah, namun perjuangan Ryan mengejar medali emas dalam Olimpiade tidaklah semudah apa yang dijanjikan.

Karena pada saat berkuliah di Stanford, Ryan mengalami kecelakaan kaki yang menghalangi performanya sebagai atlet.

Ryan Hall"Saya sangat frustasi dengan karir atlet saya. Menjadi seorang atlet seperti sudah menjadi identitas diri saya."

"Saya ingat suatu hari saya bangun pagi, yang saya langsung pikirkan adalah bagaimana perkembangan olahraga lari saya? Terus saya pikir... oh tidak begitu baik dan akhirnya sepanjang hari itu saya menjadi tidak bersemangat."

"Saya sangat putus asa. Hampir merasa stress berat saat itu. Saya ingat waktu itu saya sedang berlari, mencoba untuk melatih berlari lagi. Pada saat saya baru mulai, saya berhenti dan mulai berjalan, akhirnya saya berjalan pulang ke rumah."

"Semangat saya seperti sudah hancur karena apa yang menjadi diri saya itu sudah hancur."

Ryan menghadiri sebuah pertemuan di gereja yang merubah cara pandangnya.

"Saya duduk disana dan pembicaranya memanggil saya, dia meminta saya untuk berdiri dan memberikan sebuah ayat Firman Tuhan. Dari Mazmur pasal 20 dan bunyinya- Tuhan akan memberikan apa yang diinginkan hatimu, kita akan bernyanyi dengan penuh sukacita tentang kemenangan dan kita akan menaikkan tinggi panji-panji kita."

Jadi pembicara itu mengatakan kepada Ryan apa yang Tuhan ingin lakukan kepada Ryan di masa yang akan datang. Dan ayat itu diperkatakan kepada Ryan pada saat terburuk dalam karir berlari Ryan.

"Sangat sulit untuk memiliki iman dalam mempercayai hal itu pasti akan terjadi," ujar Ryan.

Ryan kembali ke Stanford dan ikut dalam kompetisi dalam tahun junior dan senior. Saat ini, dia memfokuskan hubungannya dengan Tuhan.

"Kristus menjadi pusat tentang siapa diri saya sebenarnya dan nilai diri saya dan saya melihat diri saya seperti Kristus melihat saya sebagai anakNya dibandingkan melihat saya sebagai seorang atlet lari yang identitasnya didasari apa yang diraih sebagai seorang atlet."

Ryan HallTiga tahun setelah itu, pada tahun 2007, mulai tercapai apa yang dicita-citakan Ryan. Dia ditetapkan sebagai seorang yang mencetak record dalam uji coba olahraga lari Olimpiade di New York. Hal itu menjadikannya pelari tercepat dalam sejarah lari maratón di Amerika. Dan ya, itu membuatnya mendapatkan kualifikasi untuk pertandingan olimpiadenya yang pertama.

"Hasil pada tanggal 3 November di pra Olimpiade membuat saya tak percaya. Saya merasa terkagum-kagum saat berlari disana. Saya merasa seperti melayang di udara waktu saya lari. Mungkin deskripsi saya yang terbaik adalah seperti cerita tentang Daud menari di hadapan Tuhan dengan segala kekuatannya tanpa rasa malu. Itu seperti apa yang saya lakukan pada saat itu. Saya sedang memuji Tuhan. Saat itu menjadi momen yang sangat spesial bagi saya. Kejadian itu menjadi satu hal yang akan selalu saya ingat. Karena saya tahu Tuhan membawa saya melalui hal itu sehingga saya meraih sesuatu di saat itu."

Ryan berkata bahwa meraih medali emas adalah hal yang sangat membanggakan, tapi dia ternyata menunggu saat-saat dia akan berlari dalam pertandingan.

Ryan Hall"Saya tahu bahwa sekarang saya bisa hidup tanpa meraih medali emas, tapi pada saat yang sama juga menyenangkan jika dapat meraih medali emas dan tujuan saya adalah ingin memuji Tuhan dalam tiap langkah yang saya ambil."

"Tuhan berfirman, "AnugrahKu cukup bagimu. KekuatanKu memberikan kesempurnaan pada saat engkau lemah." - Apa yang saya alami adalah Tuhan memberikan saya kekuatan yang cukup untuk berlari dalam setiap pertandingan yang saya ikuti dan kekuatan yang membuatku dalam melalui masa-masa sulit saat kita terluka."

"Satu ayat favorit saya adalah dari Amsal yang berkata, walaupun 7 kali orang benar jatuh, ia akan bangun kembali dari kejatuhannya. Itu mendeskripsikan perjalanan hidup saya, saya jatuh dan saya bangun kembali. Itu menjadi bagian terpenting dalam lari marathon. Itu menjadi bagian terpenting dalam perjalanan kerohanian kita. Juga menjadi bagian yang terpenting dalam hidup kita. Yaitu belajar untuk bangun kembali." (Kisah ini sudah ditayangkan pada 14 November 2008 dalam acara Solusi Life di O'Channel)

Sumber Kesaksian:
Ryan Hall

Ryan Hall

 


Sumber : V081110160714
Halaman :
1

Ikuti Kami