Seorang bayi lahir dengan dua wajah di sebuah desa India. Sampai sekarang bayi itu baik-baik saja. Bahkan dipuja-puja sebagai penjelmaan dewi Hindu.
Bayi itu yang diberi nama Lali itu mengalami kelainan yang amat jarang yang disebut craniofacial duplication, yaitu satu kepala punya dua wajah. Kecuali kupingnya yang dua lembar, semua anggota wajahnya dobel, empat mata, dua hidung berikut emoat lubangnya dan dua mulut.
"Anak saya baik-baik saja, seperti anak lain," kata Vinod Singh (23) ayah si bayi, buruh tani miskin di Desa Saini Sunpura, 40 km arah timur New Delhi.
Kelahiran Lali menimbulkan sensasi di desa itu. Ketika meninggalkan rumah sakit, delapan jam setelah lahir normal, Lali disambut meriah oleh penduduk desa, kata Sabir Ali, direktur Rumah Sakit Saifi. "Dia minum susu dari kedua mulutnya. Keempat matanya pun bisa membuka tutup," ujar Ali.
Masyarakat di pedesaan India sangat kental dengan takhayul, sehingga Lali pun dianggap sebagai reinkarnasi Dewi Durga, perwujudan sifat amarah Siwa. Secara tradisional Dewi Durga digambarkan punya mata dan sepuluh tangan.
Lebih dari 100 orang telah mengunjungi Lali di rumahnya tiap hari. Mereka menyentuh kaki bayi itu sebagai bentuk penghormatan. Tak hanya itu, mereka juga menyumbangkan uang dan menerima berkat, kata Singh. "Lali adalah anugerah Tuhan buat kami. Dia juga membuat desa ini tenar," kata Jaipal Singh, anggota dewan desa setempat.
Kepala desa, Daulat Ram, berencana membangun sebuah kuil Durga di desa itu. "Saya kirim surat ke pemerintah negara bagian untuk menyediakan dana untuk membangun kuil dan untuk membantu orang tua merawat anaknya," kata Ram.
Kondisi Lali kerap dihubungkan dengan komplikasi kesehatan yang serius, namun dokter mengatakan ia baik-baik saja. Menurutnya, Lali tidak perlu menjalani bedah. "Dia menjalani hidup normal, tidak ada kesulitan bernapas," kata Ali.
Kedua orang tua Lali menikah pada Februari 2007 dan Lali adalah anak pertama mereka. Singh menuturkan, ia membawa anaknya ke New Delhi seperti saran dokter untuk menentukan apakah organ dalamnya berfungsi normal. "Namun saya tidak perlu itu, karena anak saya normal saja, seperti anak lain," kata Singh.
Kasus bayi dengan cacat duplikasi wajah (craniofacial duplication) yang menimpa Lali merupakan kasus yang sangat langka di dunia. Dari sisi ilmiah, kecacatan ini juga dikenal dengan istilah Diprosopus (dalam bahasa Yunani berarti Di = dua dan Prosopo = wajah) yaitu sejenis kelainan congenital (bawaan sejak dalam kandungan) di mana seluruh bagian wajah bayi terduplikasi pada bagian kepala.
Meskipun secara klasik ada yang mempertimbangkannya sebagai bayi kembar yang tergabung, anomali ini terbilang tidak normal akibat adanya pembelahan (separasi) dua embrio atau penyatuan (fusi) yang tidak sempurna.
Dalam sebuah referensi disebutkan bahwa penyebab kasus ini bisa akibat dari kelebihan protein yang disebut Sonic Hedgehog Homolog (SHH). Di antara berbagai jenis protein, SHH ini mampu mengatur atau mengendalikan pelebaran bagian wajah.
Dalam kadar atau level yang tinggi, protein ini mengakibatkan pelebaran wajah yang tak terkendali sehingga memicu terjadinya duplikasi pada struktur wajah bayi. Semakin luas pelebaran ini terjadi, akan semakin banyak struktur yang terduplikasi dan seringkali menjadi seperti cermin dari sebentuk citra atau gambar.
Dalam percobaan di laboratorium, peneliti pernah mengujicoba protein SHH pada embrio ayam, yang mengkibatkan wajah anak ayam ini menjadi terduplikasi dalam satu kepala. Akan tetapi, apabila jumlah protein ini kurang atau tidak mencukupi, maka yang akan terjadi justru adalah sebaliknya. Seorang bayi dapat mengalami kondisi yang disebut cyclopia di mana beberapa bagian wajah tidak terbentuk secara sempurna.
Kasus diprosopus juga bisa diakibatkan kelainan bawaan lain sejak lahir, khususnya yang disebut anecephaly neural tube defect (cacat serius akibat kelainan pada sumsum tulang belakang dan otak (anensefalus) serta cardiac malformations (kelainan pembentukan organ jantung). Kasus disprosopus yang menimpa bayi manusia yang dilahirkan pada keadaan hidup terbilang sangat jarang ditemukan dan hanya beberapa kasus saja yang tercatat.
Sumber : kompas