Bila Karier Lebih Tinggi Dari Suami

Marriage / 4 November 2008

Kalangan Sendiri

Bila Karier Lebih Tinggi Dari Suami

Lestari99 Official Writer
4514

Kini, tak mustahil bagi wanita karier untuk meraih jenjang setinggi-tingginya, bahkan melampaui jenjang karier pasangannya. Bagaimana agar hubungan cinta Anda berdua tetap mesra tanpa terganjal masalah perbedaan ini, simak tipsnya.

Seringkali perbedaan posisi pada dunia pekerjaan ini turut menyertai peran dan tanggung jawab di dalam urusan rumah tangga. Posisi istri yang lebih tinggi di tempat kerjanya, sering menjadi pemicu pertengkaran dan muncul ketidakharmonisan dalam menjalani biduk rumah tangga. Terkadang, sang istri tanpa sadar jadi semena-mena mengatur urusan rumah tangganya. Misalnya, enggan melakukan kewajiban dan tugas sebagai istri dan ibu rumah tangga yang baik. Merasa lebih tinggi derajat dan martabatnya di dalam rumah, dan lainnya. Oleh karenanya, ada sejumlah tips bagi Anda, wanita muda mandiri, yang memiliki jabatan lebih tinggi dari Si Dia:

Tugas Utama Tetap Lebih Penting

Wanita berhak memperoleh kedudukan dan tempat di dalam persaingan yang adil dengan para pria, di segala bidang karier. Namun, jangan pernah lupa wanita juga seorang ibu rumah tangga. Anda tetap harus memperlakukan suami dengan baik dan hormat, walaupun mungkin jabatan ataupun profesinya jauh di bawah Anda. Tetap saja ia suami Anda, bukan? Ia seorang bapak dan kepala rumah tangga. Di tangannyalah tanggung jawab terbesar dalam mengelola rumah tangga.

Bila penghasilan Anda jauh melampaui, bukan berarti peran dan tanggung jawab ini jadi dapat ditukar di rumah. Jadi, tetaplah menjaga posisi Anda. Seimbangkan karier Anda dan keluarga, jadilah ibu rumah tangga yang baik dan mampu melayani keluarga setulus hati.

Kepala Dan Leher Yang Menyatu

Bisakah Anda membayangkan jika kepala berdiri sendiri tanpa leher, atau sebaliknya? Aneh dan pasti menyeramkan, bukan? Tak hanya itu, bila kepala berdiri sendiri, ia tak akan bisa menentukan arah yang benar, demikian pula leher, walau ia dapat berputar ke kanan, kiri, belakang dan depan. Analogi ini layaknya posisi Anda dan suami. Anda berdua adalah pasangan yang diciptakan untuk saling melengkapi, bukan untuk saling bersaing dan menindas satu sama lain.

Suami layaknya KEPALA yang akan menuntun ke mana arah suatu biduk rumah tangga dijalani. Sedangkan, LEHER adalah peran Anda sebagai istri, pendamping yang juga seorang ibu dari sebuah bahtera luas yang tengah dilayari bersama. Leher akan menopang dengan baik sang kepala. Mendukung dengan sekuat tenaga dan membantu memberikan arah atau saran berguna bagi kedua belah pihak. Bagaimanapun juga, kepala tetap memerlukan lehernya. Nah, jadilah leher yang baik, yang dapat membawa suami Anda pada posisi kepala keluarga yang baik. Topang dan dukunglah ia dengan sepenuh hati!

Hindari Rasa Tinggi Hati

Tak sedikit wanita yang memiliki posisi atau jabatan dan pendapatan tinggi jadi lebih percaya diri yang berakhir dengan tingkat kesombongan yang tinggi pula. Termasuk sombong pada suaminya. Merasa diri sudah yang paling hebat. Sehingga, merasa diri paling tahu termasuk dalam urusan rumah tangga. Bahkan, pendapat suami sering tak lagi didengar. Menganggap suami bodoh hingga berlaku mengecilkan atau meremehkan pasangan. Ujung-ujungnya, Anda bersikap superior.

Tak jarang ada yang sampai tak segan lagi memperlakukan pasangannya dengan tidak hormat di hadapan kerabat atau sahabat Anda sendiri. Sebaiknya, tetaplah rendah hati pada siapa pun, janganlah sombong, karena sikap ini akan membawa Anda kepada kehancuran diri sendiri. Menunjukkan sikap down to earth (membumi) adalah mulia. Jadilah istri yang baik dan selalu memperhatikan keluarga. Anggaplah jabatan dan pendapatan besar yang Anda raih adalah bonus dan berkat tambahan yang dipercayakan dari sang Pencipta kepada Anda. Jadi, tetap seimbangkan kehidupan rumah tangga dengan karier Anda.

Bersikap Lembut

Seringkali posisi yang tinggi di kantor menjadikan Anda sebagai atasan yang galak, cerewet dan disegani semua karyawan. Jadi, janganlah membawa semua hal urusan kantor ke dalam kehidupan rumah tangga. Mulailah belajar bersikap profesional, termasuk di rumah. Anda bisa bersikap profesional di kantor, mengapa untuk urusan pribadi Anda tak bisa?

Jangan mentang-mentang Anda bos di kantor, lalu bisa seenaknya menyuruh suami dengan tidak hormat. Bila Anda memerlukan bantuannya, tetap lakukan dengan sopan, lembut dan gunakan bahasa yang halus, serta hindari kesan memerintah. Walau bagaimanapun, ia adalah partner hidup Anda. Ia adalah bagian jiwa Anda, bukan orang asing. Jadi, bersikaplah profesional dan seimbang, sebagai istri dan seorang bos.

Keluargaku Adalah Berlianku

Banyak orang telah salah langkah, mendahulukan karier dan meninggalkan keluarga. Semua dianggap sepadan, demi mencapai karier setinggi mungkin lalu mengorbankan keluarga. Padahal, tak ada yang lebih berharga daripada keluarga. Mengapa? Tentu saja, keluarga adalah cinta kasih Anda. Keluarga adalah sumber kebahagiaan Anda.

Semua memang tergantung pada setiap individu yang menjalaninya. Jadi, tetaplah dahulukan keluarga Anda, suami dan anak-anak. Kebahagiaan sejati tak akan bisa terbayar, setinggi apa pun jabatan di kantor bila keluarga Anda tak bahagia. Jangan takut, rezeki akan mengikuti jika Anda selalu mengusahakan yang terbaik bagi keluarga. Jadi, posisi di kantor boleh lebih tinggi, namun jangan lupa untuk tetap menjalankan tugas sebagai ratu rumah tangga dengan baik.

Sumber : kompas
Halaman :
1

Ikuti Kami