Umat Kristiani Diajak Untuk Menghadirkan Tuhan Universal Ke Dunia Plural Ini

Internasional / 1 November 2008

Kalangan Sendiri

Umat Kristiani Diajak Untuk Menghadirkan Tuhan Universal Ke Dunia Plural Ini

Tammy Official Writer
4965
Di dunia dimana sekularisme dan mistik adalah agama baru, iman Kristiani harus selalu menantang bukannya ditantang oleh iman kepercayaan, pandangan dunia, dan ideologi-ideologi lain, ujar pemimpin Asia Evangelical Alliance.

Menanggapi Sidang Umum World Evangelical Alliance di Pattaya, Thailand, Rev. Dr. Richard Howell mengatakan bahwa iman yang mempercayai Tuhan Trinitas yang maha kuasa, universal, dan antar budaya dan sebuah identitas yang tertanam pada Injil Yesus Kristus adalah suatu penginjilan yang tak bisa dinegosiasikan di dunia yang plural ini.

"Kami memiliki satu agenda - penundukan kepada Tuhan Tritunggal yang diungkapkan dalam Yesus Kristus," ujar Howell.

"Identitas kami telah direlasikan kembali kepada Tuhan," ia menambahkan. "Sampai setidaknya kita melakukan itu, kita tidak akan pernah tahu siapa kita sebenarnya. Identitas kami datang dari Tuhan dan hanya Tuhan saja."

Melanjutkan pendapatnya, Howell berbicara panjang mengenai Tuhan yang alamiah lintas-budaya.

"Iman Kristiani dalam Tuhan yang satu mengimplikasi ke-universalan Tuhan, dan ke-universalan mengimplikasikan kualitas dengan respek kepada budaya manapun," ujar Howell, yang juga memimpin Evangelical Fellowship of India.

"Umat Kristiani tidak pernah bisa pertama menjadi semua Asia, Afrika, Eropa, Amerika, Australia, dan lalu Kristen," ujarnya.

Identitas Kristiani pertama dan terutama adalah terhubung pada Kristus, Howell menyimpulkan.

Sidang WEAPada pertemuan Sidang Umum WEA ini, para partisipan akan saling membantu untuk membentuk sebuah visi baru dari WEA dan 5 tahun perencanaan untuk mencapai visi. Mereka juga akan diinformasikan mengenai isu global yang paling berat dan Injili merespon, menerima pelatihan praktis mengenai menolong aliansi nasional menjadi lebih efektis, dan jejaring untuk membangun tubuh Kristus yang lebih kuat.

Dalam penjelasannya, Howell mengajak para injili untuk mengikuti contoh dari murid-murid Yesus yang pertama dan meninggalkan di belakang konteks-konteks budaya yang mereka temukan.

"Ketika para murid merespon panggilan Tuhan, itu memerlukan pembenahan dari semua komitmen yang ada... tentu saja sebuah hubungan-hubungan yang sama sekali baru," ujarnya. "Meninggalkan adalah bagian dan paket dari identitas Kristiani."

Dan selagi dunia sekuler mempromosikan identitas individual, Howell mengatakan identitas Kristen terdapat melalui hubungan-hubungan dalam tubuh Kristus.

Dalam penutupannya, pemimpin injili ini mengingatkan hadirin Sidang bahwa orang percaya dipilih untuk menjadi terang dan garam dalam budaya mereka berada.

"Gereja-gereja dalam misi harus melihat untuk mentransformasikan dan memperkaya semua budaya bagi kemuliaan Tuhan dengan cara demikian memenuhi perintah untuk menjadi garam dan terang bagi dunia," ujarnya.

Sumber : christianpost.com/Tmy
Halaman :
1

Ikuti Kami