Namun ternyata bukan hanya kucing yang dapat menyebarkan parasit ini, karena tokso bisa terdapat di hampir semua jenis satwa, termasuk burung, ikan, kelinci anjing, babi, kambing, dan mamalia lain, bahkan manusia. Parasit ini juga bisa terdapat pada daging dan telur setengah matang, buah-buahan atau sayuran yang tercemar tinja hewan peliharaan yang mengandung oosit toksoplasma (salah satu bentuk toksoplasma yang dapat menimbulkan infeksi).
Parasit toksoplasma kebanyakan berkembang biak dalam sel darah putih, jaringan parenkim, dan sel endotel dengan cara membelah diri. Setelah berkembang biak, parasit ini kemudian membentuk kista. Dalam bentuk inilah parasit akan berdiam diri dalam jaringan syaraf mata, otot jantung, alat pencernaan, dan lain sebagainya. Pada saluran pencernaan hewan sebangsa kucing, toksoplasma bahkan mampu berkembang biak secara lengkap, karenanya kucing disebut induk semang difinitif. Pada kotoran kucing, toksoplasma ditemukan dalam bentuk telur. Dalam waktu 48 jam telur itu akan membelah menjadi bentuk-bentuk infektif yang berbahaya bagi manusia atau hewan lain jika tertelan melalui makanan atau minuman yang tercemar.
Dalam organ tubuh manusia, kista toksoplasma umumnya tidak bermasalah. Pengidap kista toksoplasma nyaris tidak mempunyai keluhan karena parasit toksoplasma tergolong oportunistik. Jika tubuh kuat, maka parasit yang diidap hanya diam tenang tidak menimbulkan gejala penyakit. Kista akan menimbulkan gejala sakit jika kondisi tubuh lemah, kekebalan tubuh menurun, kekurangan gizi, dan dalam keadaan stress. Kista pada jaringan tubuh dapat merusak organ.
Lupakan anggapan bahwa toksoplasma hanya menyerang wanita hamil. Toksoplasma dapat menyerang siapa saja tanpa memandang jenis kelamin dan umur. Sebagian besar orang yang terinfeksi toksoplasma telah membentuk kekebalan tubuh sehingga parasit toksoplasma tidak berkembang dan terbungkus dalam kista yang terbentuk dari kerak perkapuran (kalsifikasi).
Pada orang dewasa, toksoplasma biasanya menimbulkan gejala berupa rasa lelah, nyeri kepala, sakit tenggorokan, demam, pembesaran kelenjar getah bening termasuk hati serta limpa, maupun gangguan pada kulit. Namun, itu semua bukan gejala yang khas sehingga sulit untuk mengetahui adanya toksoplasma dala tubuh seseorang hanya dari gejala yang ditimbulkannya, sehingga banyak penderita maupun dokter mengabaikannya.
Infeksi toksoplasma baru bisa dideteksi jika dilakukan pemeriksaan darah di laboratorium melalui uji serologis (serum darah), yaitu dengan mendeteksi adanya antibodi khas antitoksoplasma. Seseorang dinyatakan terinfeksi toksoplasmosis jika dalam darahnya terdeteksi IgM dan IgA antitoksoplasma positif. Bila indikasi infeksi positif, orang tersebut harus segera diberi penanganan sedini mungkin. Terapi harus dilakukan terus sampai persalinan. Bahkan, setelah persalinan akan dilakukan pemeriksaan pada bayi. Bila didapat IgM positif maka bisa dipastikan bayi telah terinfeksi. Meski hasilnya negatif sekalipun, pemeriksaan berkala tetap harus dilakukan sesudahnya.
Dengan pemeriksaan dan pengobatan secara dini, penularan pada bayi akan bisa ditekan seminimal mungkin. Selain itu, pengobatan dini yang tepat saat awal kehamilan akan menurunkan secara signifikan kemungkinan janin terinfeksi.
Sumber : hanya wanita