"Waktu saya masuk, I knew nothing about survey, tetapi saya belajar," ujar bungsu dari dua bersaudara ini. Ia tidak sungkan bertanya kepada siapa pun, termasuk bawahannya. "Saya belajar satu per satu dari awal tentang survei. Saya panggil expert orang teknik minta diajari, saya tidak mau pura-pura ngerti," katanya. Bagi Sheila, kunci sukses dalam menjalankan perusahaan adalah integritas dan layanan berkualitas. "Bagaimana memberi nasihat dan layanan berkualitas terbaik, 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu, pelanggan adalah nomor satu," ucap Sheila.
Sebagai CEO ia masih suka terjun langsung berhadapan dengan klien, misalnya menangani masalah branding dan pemasaran. "Prinsipnya, leading by doing. Jika ada pekerjaan yang bisa dikerjakan, mengapa tidak," ujar pehobi golf dan menyelam ini. Toh, mimpi lulusan San Francisco State University ini justru menjadi penerjemah. Maklum, ia menguasai lima bahasa: Indonesia, Inggris, Jepang, Prancis dan Belanda. Sheila yang menempuh SD sampai SMA di Australia, kini tengah belajar bahasa Cina.