Di bawah bendera "A Voice for the Times: Calling Women to Transform their Nation," para peserta konferensi Aglow International 26-28 September dipanggil untuk berdoa akan kebangunan rohani di tengah Negeri dan dirangkul untuk terlibat dalam proses pemilihan.
"Dalam tahun Pemilu berturut-turut, sangatlah penting agar suara-suara dari wanita Injili dan ibu-ibu yang spiritual untuk dibangkitkan," ujar Jane Hansen Hoyt, presiden dari Aglow International, salah satu organisasi wanita terbesar. "Kita harus berdoa bagi masa depan Amerika dan berpartisipasi di kehidupan masyarakat."
Hoyt mengatakan suara dari wanita Injili menawarkan sesuatu yang unik sehubungan dengan hal ini mengingat Tuhan menciptakan wanita sehingga mereka memiliki kepedulian mengenai isyu-isyu sosial sehubungan keluarga, anak, kekerasan pada anak dan wanita, dan mereka memiliki "toleransi rendah" dengan kriminalitas dan korupsi pada tubuh pemerintah.
Konferensi tiga hari yang diadakan 40 hari sebelum hari Pemilu, mengadakan juga doa bersama. Selama pertemuan, para peserta berdoa bersama untuk tujuh lapisan pengaruh di negara tersebut.
"Kami datang ke ibukota negeri ini untuk memfokuskan doa kami kepada pemerintahan, keluarg, Gereja, media, pendidikan, sains/bisnis/teknologi dan seni/hiburan," ujar Hoyt, menamakan tujuh lapisan tersebut. "Dengan semua keputusan dari para pemimpin, dan semua krisis yang mereka hadapi, kami percaya ini waktunya untuk memanggil nama Tuhan."
Pembicara dalam rangkaian konferensi ini adalah Sen. Sam Brownback (R-Kan.); the Rev. Pierre Bynum, direktur doa nasional dari Family Research Council; Chaplain Alan Keiran, pimpinan staff dan kantor Senat AS; dan Dr. Corinthia Boone, ketua dari Capital Region National Day of Prayer.
Pada hari ketiga, konferensi ini menjadwalkan Graham Cooke, penulis dan pembicara konferensi terkenal, dan Bishop Harry Jackson Jr. dari High Impact Leadership Coalition.
Aglow dimulai di tahun 1967 dengan empat wanita Kristian yang berkumpul bersama untuk berdoa dan bersekutu tanpa melihat perbedaan denominasi. Sekarang, Aglow telah bertumbuh menjadi lebih dari 200.000 wanita yang bertemu di lebih dari 170 negara, termasuk Timur Tengah. Pelayanan ini mengestimasikan menjangkau lebih dari 17 juta jiwa setiap tahunnya melalui doa, pengajaran, dan tindakan kasih.
Wanita yang diciptakan sepadan dengan pria dapat mengubah krisis yang ada di tengah bangsa. Tidak hanya seperti yang terjadi di tengah bangsa Amerika, tetapi juga bangsa kita, Indonesia. Sadarilah peranan Anda sebagai wanita yang diciptakan Tuhan, bersama kaum pria-nya Tuhan, mari bersama-sama mengubah bangsa ini ke arah yang lebih baik dengan memberi yang terbaik dalam porsi peranan masing-masing.