Thailand, Demonstran Desak PM Untuk Mundur

Nasional / 3 September 2008

Kalangan Sendiri

Thailand, Demonstran Desak PM Untuk Mundur

Puji Astuti Official Writer
3915

Sedikit-dikitnya 35 orang terluka akibat bentrok pada Selasa di antara pendukung Perdana Menteri (PM) Thailand, Samak Sundaravej, dengan penentang pemerintah di Bangkok, kata pejabat kementerian kesehatan setempat.

Pejabat itu tidak dapat memastikan laporan televisi bahwa satu orang tewas dalam perkelahian di dekat Balai Pemerintah, yang diduduki sejak pekan lalu oleh penentang, yang menuntut Samak mundur, demikian laporan Reuters.

Kerumunan pendukung pemerintah membongkar beberapa garis polisi kerusuhan untuk menghadapi anggota Persekutuan Rakyat untuk Demokrasi (PAD) di dekat gugus resmi perdana menteri itu.

Kedua pihak saling lempar batu dan papan kayu sebelum polisi kerusuhan tambahan masuk untuk memisahkan mereka.

Liputan langsung televisi memperlihatkan satu orang tergeletak di tanah dengan genangan kecil darah di samping kepalanya.

Pendukung pemerintah menyatakan mendengar tembakan selama perkelahian itu, tapi tidak jelas pelakunya.

Saksi ditempat kejadian itu melihat dua selongsong peluru tergeletak di tanah tersebut.

Samak pada Senin mengupayakan jalan damai untuk mengahiri unjukrasa menentang pemerintah itu setelah menolak lagi seruan agar ia mundur atau mengadakan pemilihan umum.

Ribuan pengunjukrasa masih mendirikan tenda di gugus utama pemerintah di pusat
Bangkok pada Senin pagi, setelah menyerbu melalui pintu tujuh hari lalu dengan menuduh Samak bertindak sebagai wayang bagi perdana menteri terguling Thaksin Shinawatra.

Samak menyeru sidang darurat parlemen pada Minggu, tapi pembahasan gagal menghasilkan rencana mengahiri unjukrasa itu.

Beberapa jam setelah sidang berahir, satu ledakan kecil terjadi pada malamnya di pos polisi lalulintas di dekat gugus Balai Pemerintah, namun tak seorang pun cedera dan ledakan hanya mengakibatkan kerusakan kecil, kata polisi.

Dalam sidang, pemimpin lawan Partai Demokrat, Abhisit Vejjajiva, meminta Samak membubarkan parlemen dan menyelenggarakan pemilihan umum untuk mengahiri kemelut, yang membuat marah dan ditolak Samak.

Unjukrasa meletus menjadi bentrok dengan polisi penanggulangan huru-hara pada Jumat, yang menyebabkan lusinan orang luka ringan.

Pegiat juga berkampanye di propinsi, menutup bandar udara penting daerah pada Jumat, termasuk yang kedua tersibuk di negara itu di pulau wisata Phuket.

Pada Minggu, layanan udara pulih, kata penguasa penerbangan, tapi lebih dari separuh layanan kereta terhenti sejak Kamis, saat pekerja kereta dianggap kurang mendukung unjukrasa.

Pemimpin PAD menyatakan tidak bisa menerima pembubaran parlemen untuk mengatasi kemelut itu.

Thaksin digulingkan oleh jenderal setia pada kerajaan dalam kudeta tak berdarah tentara pada 2006 dan sekarang tinggal di pengasingan di Inggris untuk menghindari tuduhan korupsi di dalam negeri.

Tapi, sekutunya masih mengisi banyak kursi penting di pemerintahan dan Samak menang dalam pemilihan umum pada Desember, yang dianggap sebagai wakil kepentingan Thaksin.

Beberapa rakyat
Thailand percaya bahwa pemilihan umum bisa menyelesaikan perpecahan di kalangan masyarakat Thailand, antara masyarakat elit kota tradisional dan rakyat di pinggiran.

"Tapi, tak seorang pun menikmati pemilihan umum itu," kata Abhisit kepada Samak di parlemen.

Ia manambahkan, "Saya yakin, pemilihan umum akan lebih menyakiti saya, karena Anda akan kembali menjadi perdana menteri."

Sumber : Antara/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami