Saya menerima e-mail dari Matt, 38Th, Dosen, tinggal di Jakarta; Berikut isi e-mailnya:
Dokter, saya terikat oleh dosa seks sejenis. Saya sudah berusaha berkali-kali, sudah lepas tapi akhirnya jatuh lagi. Saya telah didoakan pelepasan dan rajin ke gereja, namun satu hal karena saya sering menonton film porno sejak kecil, sampai saat ini saya masih suka menontonnya bahkan bisa nonton berjam-jam di internet. Yang saya tonton justru film blue gay. Saya sangat sengsara karena berulang kali jatuh bangun. Bagaimana caranya supaya benar-benar lepas. Saya waktu kecil umur 12-15 tahun pernah berhubungan intim dengan seorang laki laki selama 3 tahun. Karena tidak ada kasih sayang orang tua, saya sangka dia sangat sayang kepada saya (saya tidak bertampang wanita) dan saya sering melakukan hubungan seks dengannya. Saya telah putus hubungan dengan lelaki tersebut namun hal ini membuat saya rindu berhubungan intim. Meskipun setelah mengenal Tuhan saya tidak melakukannya, tetapi sering datang mimpi basah dan bahkan mimpi hubungan dengan seorang pria. Kalau berhubungan, saya sering cepat keluar membuat saya tidak berani menikah dengan prempuan. Memang ada perempuan yang menyukai saya tapi saya takut tidak bisa membahagiakannya dan saya juga takut karena saya lihat cewek telanjang tidak bergairah, tapi kalau lihat cowok kebapakan, saya bisa terangsang. Apakah ada obat supaya saya normal mencintai wanita atau bergairah kepada wanita? Terlebih lagi karena faktor umur dan dorongan orang tua untuk merit, apakah berdosa jikalau saya merahasiakan penyakit ini? Apakah ada terapi untuk menyembuhkannya? Sekian terima kasih. Tuhan berkati.
Berikut adalah jawaban saya pada Matt; Matt, perilaku homoseks adalah penyimpangan seksual yang kompleks. Tuhan tidak pernah merancang homoseks, perilaku ini muncul akibat kejatuhan manusia dalam dosa (secara detail saya bahas dalam serial Developing Sexual Integrity).
Saya temukan 3 faktor resiko yang menyebabkan Matt jatuh bangun dalam dosa tersebut, yaitu tidak ada kasih sayang orang tua, pengalaman seksual sejenis, dan pornografi. Dengan memahami faktor resiko ini, fokus penanganan masalah Matt lebih jelas.
Semua manusia diciptakan dengan kebutuhan esensial untuk mengalami keintiman dengan Pencipta (saya bahas hal ini secara detail dalam serial Everlasting Intimacy), semasa bayi dan anak-anak pengalaman ini kita pelajari dari kasih sayang yang kita terima dari orang tua kita; Jika kita tidak mengalaminya kita cenderung bertumbuh menyimpang dari rencana Allah, namun jangan kecil hati; Matt bisa datang kepada Bapa yang baik di Surga, dan alami kasih Bapa itu.
Kebiasaan hidup adalah hal yang bisa dipelajari dari pengalaman; Teman-teman kita di Jawa Tengah cenderung suka makanan yang manis-manis, teman-teman di Manado cenderung suka makanan yang pedas; Fenomena makanan favorit ini adalah contoh kesenangan yang dibentuk oleh kebiasaan. Mereka yang pernah mengalami pelecehan seksual sejenis akan membentuk kesenangan untuk berhubungan seks sejenis. Dengan pemahaman ini, kita justru melihat bahwa orientasi seks hetero adalah orientasi yang bisa dipelajari dan dijadikan pola yang menetap dalam diri seseorang.
Perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh informasi yang terekam di dalam otaknya (saya uraikan hal ini secara detail dalam serial Sex and Media); Dengan Matt menonton perilaku homoseks dalam film porno, Matt sedang memperkuat kecenderungan perilaku tersebut.
Dengan uraian di atas, ada tiga langkah praktis yang Matt perlu lakukan; Pertama, Terima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat Pribadi, langkah ini akan membawa Matt pada sebuah relasi baru yaitu Bapa-anak. Matt akan mulai mengalami pengalaman kasih Bapa yang Matt selama ini rindukan. Kedua, jauhi pornografi dan komunitas yang mendorong kebiasaan tersebut. Ketiga, program ulang orientasi seksual Matt dengan membaca dan merenungkan firman Tuhan setiap saat. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Roma 12:2); Be WiSe, Always remember Wisdom for sex Life. (draw)
Dr. Andik Wijaya, MRepMed adalah seorang dokter spesialis dan juga seorang hamba Tuhan yang memiliki karunia pengajaran. Dengan visi dan misi yang diyakininya menjadi panggilan hidupnya, beliau kemudian mendirikan YADA Institute, The School of Everlasting Intimacy. Melalui institusi ini Andik mengimani bahwa Tuhan memanggil, memperlengkapi, mengutus dan mengurapinya untuk mengajarkan Everlasting Intimacy (keintiman abadi) melalui penyingkapan misteri seksual. Karena itu dua tema utama dalam setiap pelayanan YADA Institute adalah Menyingkap Misteri Seksual, Membangun Keintiman Abadi. Saat ini beliau banyak memberikan seminar pengajaran di berbagai kota di Indonesia.