Bahagia Dengan Gaji Suami Lebih Kecil? Mungkinkah...

Marriage / 24 August 2008

Kalangan Sendiri

Bahagia Dengan Gaji Suami Lebih Kecil? Mungkinkah...

Purnama Sari Dewi Gultom Official Writer
9064

Ine (27) mengaku tak masalah gajinya jauh lebih tinggi ketimbang Andri (27), sang suami. Justru yang ribut adalah kerabatnya, termasuk kedua orang tuanya. Semula pernikahan Ine-Andri ditentang orang tua Ine. Namun tekad baja Ine-lah yang membuat pernikahan itu terlaksana.

Hmmm, di Indonesia memang agak aneh kalau gaji laki-laki (yang notabene kepala rumah tangga) jauh lebih kecil ketimbang sang istri. Ini tak lepas dari anggapan umum bahwa laki-laki setingkat lebih tinggi dan lebih dominan ketimbang perempuan. Juga stereotipe bahwa laki-laki itu pencari nafkah utama, pelindung keluarga, makanya jika penghasilannya lebih kecil dari istri, harga dirinya bisa tersinggung.

\"\"Dalam budaya kita, masih ada anggapan miring kalau laki-laki lebih banyak berdiam di rumah, mengerjakan urusan rumah tangga, sementara si istri giat bekerja mengejar karir dan penghasilan.

"Selama saya bisa maju, saya akan maju. Saya tak keberatan gaji suami lebih kecil, sebab saya tahu dia selalu berusaha menjadi lebih baik," ujar Ine ringan.

Andri mengaku justru bangga punya istri sehebat Ine, yang tangguh dan mandiri. "Keluarga saya sempat mengkhawatirkan istri menjadi dominan. Tapi sejauh ini tidak. Ine tetap menjadi istri dan ibu yang hebat buat saya dan anak kami," ujar pria tampan ini dengan wajah berseri.

Ine mengaku bisa konsentrasi bekerja lantaran Andri sangat mendukung, misalnya saat harus ada meeting dengan klien dan harus pulang malam, sang suami dengan sukarela menjaga anak mereka.

Berikut tips agar masalah penghasilan istri yang lebih besar tak menjadi batu sandungan bagi pernikahan:

1. Saling Dukung Dan Mengisi

Jangan merendahkan pasangan (suami-red). Jika terjadi pertengkaran, sebisa mungkin hindari bicara masalah penghasilan.

\"\"2. Jaga Nada Bicara

Usahakan bicara dengan nada lembut kepada pasangan. Dia kan bukan bawahan Anda yang bisa dibentak-bentak semaunya.

3. Besar Pendapatan Bukan Berarti Menanggung Lebih Berat

Teorinya sih, tapi kenyataannya biasanya yang berpenghasilan lebih besar akan menanggung beban yang lebih berat untuk urusan rumah tangga. Minta pasangan ikut memikirkan juga. Kalau memungkinkan dari awal sudah dibikin sistem "jatah", siapa membayar apa. Jadi jelas tanggung jawabnya.

Kewajiban sebagai suami dan istri harus tetap dijaga dan diperhatikan. Sehingga tidak ada yang merasa berkorban lebih banyak dan memikul tanggung jawab lebih banyak dibandingkan pasangannya.

1 Korintus 7:3, Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.

Kunci dari semuanya adalah toleransi yang tinggi dan saling menghargai satu sama lain. Jika suami menempatkan dirinya sebagai kepala keluarga yang penuh kasih terhadap istrinya, demikian juga istri yang penuh penghormatan dan ketaatan kepada suaminya, seperti yang firman Tuhan katakan dalam Efesus 5:33, Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya, maka semuanya akan berjalan dengan baik. Nah, tak sulit kan?

Sumber : hanyawanita.com
Halaman :
1

Ikuti Kami