Doa Tolak Bencana, Ring of Fire

Internasional / 4 August 2008

Kalangan Sendiri

Doa Tolak Bencana, Ring of Fire

Puji Astuti Official Writer
8211

Satu lagi konferensi doa akbar akan diselenggarakan oleh gabungan pemuda lintas denominasi gereja di Indonesia, The Call Indonesia (TCI). Konferensi doa untuk bangsa ini yang diberi tajuk Ring of Fire akan diikuti sekitar 400 delegasi dari negara-negara di dunia.

Tema Ring of Fire atau cincin api diambil dari sebuah istilah yang digunakan dalam bidang geologi serta menandakan bahwa beberapa negara Asia Pasifik akan mengalami fenomena perubahan alam secara drastis. Ring of Fire yang diadakan 19 hingga 21 Agustus 2008 akan digelar di lokasi pertemuan The Hall, lantai 8 Senayan City, Jakarta.

Data yang ada menyebutkan, delapan dari sembilan gempa yang akan terjadi di bumi bakal terjadi di negara-negara yang terletak di kawasan tersebut. Terdapat sekitar 32 daerah yang diperkirakan akan sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi, tidak terkecuali Indonesia. Cincin api yang berbentuk menyerupai tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km itu juga sering disebut sebagai "sabuk gempa" Pasifik.

Hal tersebut terbukti dengan telah terjadinya letusan gunung berapi, bencana angin topan, serta gelombang pasang yang menjadi aktif kembali belakangan ini di Indonesia. Begitu pula dengan kemungkinan yang akan terjadi di negara lainnya yang termasuk dalam cincin api Pasifik, seperti Filipina, Meksiko, Jepang, Peru, dan masih banyak lagi.

Oleh karena itu, dalam tiga hari konferensi doa tersebut, permohonan akan difokuskan pada keselamatan di Indonesia dan bangsa-bangsa lain yang terletak di Asia Pasifik dari segala bencana.

Fasilitator Nasional untuk TCI yang diwawancara SP beberapa waktu lalu, Andy Tjokro mengatakan pada Oktober 2007 lalu, para pemimpin gereja dari negara-negara ring of fire berkumpul di Baguio, Filipina, untuk berdoa dan berpuasa. Dalam pertemuan tersebut mereka membahas mengenai satu pesan Tuhan yang disampaikan melalui salah seorang hamba Tuhan dari Amerika Serikat yang bernama Jim Goll.

Jim mendapatkan penglihatan atau visi bahwa akan terjadi pertemuan atau perpaduan kekuatan doa antarnegar-negara ring of fire. Dan di dalam pesannya itu, Tuhan akan membuat pemulihan atas Indonesia pada waktu negara-negara ini bersekutu dalam doa bersama-sama dalam kesatuan. Akan ada satu dampak yang besar pada Indonesia ketika dunia berdoa, yaitu pemulihan dan kesembuhan Indonesia.

Ring of fire convergence atau pertemuan doa negara-negara cincin api ini merupakan gerakan doa dan puasa bagi Indonesia yang melibatkan 400 delegasi dari negara-negara lainnya, seperti Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, Jepang, Hong Kong, Tiongkok, Australia, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Afrika Selatan, serta mengundang para jemaat dari beberapa gereja di Indonesia.

Menurut Andy, kepanitiaan yang dibentuk bukanlah sebuah organisasi, jaringan, atau pengajaran baru, melainkan sebuah gerakan untuk menempatkan generasi muda kembali mencintai bangsa Indonesia serta mengingatkan mereka bahwa pemulihan di Indonesia sungguh dapat terjadi lewat doa.

Sedikitnya sembilan pembicara akan mengisi konferensi doa selama tiga hari berturut-turut itu. Mereka berasal dari berbagai negara, yakni Cindy Jacobs, Herman Martir, Tommi Femrite, Stacey Campbell, dan Che Ahn, dari Amerika Serikat, Jerome Ocampo dari Filipina, Yang Tuck Yoong dari Singapura, serta Pdt Niko Njotorahardjo dan Pdt Timotius Arifin dari Indonesia.

Andy mengatakan, sesuai dengan firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab, segala sesuatu dapat dikabulkan dengan doa dan puasa. Selain itu, doa dan puasa juga mengajarkan kepada umat beragama mana pun untuk mengalahkan kedagingan dan mengajarkan umat untuk mau merendahkan diri di hadapan Tuhan.

Di samping Ring of Fire, TCI juga mengadakan rangkaian acara lainnya yang juga di dasarkan pada aksi doa dan puasa, seperti konferensi doa pemuda dengan tajuk yang sama. Dalam 40 hari puasa raya, yaitu tanggal 10 Juli hingga 18 Agustus, TCI juga akan menyerukan hari berkorban lewat puasa.

Sumber : Suara Pembaruan/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami