Indonesia Kekuatan Ekonomi Asia. Benarkah?

Nasional / 31 July 2008

Kalangan Sendiri

Indonesia Kekuatan Ekonomi Asia. Benarkah?

Puji Astuti Official Writer
3962

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis pagi, menyelenggarakan kuliah umum dalam program "Presidential Lecturer" yang menghadirkan Profesor Kishore Mahbubani, penulis dan ilmuwan di bidang kebijakan publik dan kebijakan luar negari dari Singapura.

"Kita mengetahui
Asia saat ini sudah berbeda dengan kondisi tiga dekade yang lalu. China, India dan Thailand serta Indonesia sudah menjadi kekuatan ekonomi," kata Presiden Yudhoyono saat membuka kuliah umum tersebut.

Kepala Negara menjelaskan pada 2025 hingga 2030 mendatang diramalkan tiga negara Asia akan menjadi kekuatan ekonomi dunia.

"Saya senang kita bisa berdiskusi dan mendengarkan paparan Profesor Mahbubani. Apa yang akan dihadapi Asia dan bagaimana kita menghadapinya, itulah yang akan kita diskusikan," katanya.

Dikutip dari situs resminya, Kishore Mahbubani adalah profesor bidang kajian publik di Lee Kuan Yew School of Public Policy Universitas Nasional Singapura.

Mahbubani pernah bertugas di Departemen Luar Negeri Singapura sejak 1971 hingga 2004 dan juga menulis sejumlah buku, saat mahasiswa ia mengambil jurusan filsafat dan sejarah.

Selama bertugas di Departemen Luar
Negeri Singapura, ia ditugaskan di Kamboja, Malaysia, Washington DC dan New York sebagai perwakilan tetap Singapura untuk perserikatan bangsa-bangsa dan juga terpilih sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB 2001 hingga 2004.

Saat ini Mahbubani menjabat sebagai Dekan dan pengajar di Lee Kuan Yew School of Public Policy di Universitas Nasional Singapura.

Mahbubani telah menulis sejumlah artikel dan menjadi pembicara di sejumlah negara. Tulisannya dimuat di sejumlah jurnal dan surat kabar antara lain Foreign Affair, Foreign Policy, The Washington Quarterly, Time dan Newsweek serta New York Times.

Ia menulis buku "Can Asians Think?" (yang diterbitkan di Singapura, Kanada, Amerika Serikat,
Meksiko, India, China and Malaysia).

Tulisan lainnya adalah "Beyond The Age Of Innocence: Rebuilding Trust between
America and the World".

Buku terbarunya yang berjudul "The New Asian Hemisphere: the irresistible shift of global power to the East" diterbitkan di Februari 2008 lalu.

Ia adalah lulusan jurusan filsafat Universitas Nasional Singapura pada 1971 dan mengambil gelas master di bidang filsafat dari Dalhousie University, Kanada, pada 1976 serta gelar doktor pada 1995. (*)

Sumber : Antara/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami