Bicara Seks pada Anak

Parenting / 29 July 2008

Kalangan Sendiri

Bicara Seks pada Anak

Purnama Sari Dewi Gultom Official Writer
7633

Untuk urusan seks, anak bisa mendapatkan informasi dari mana saja dan kapan saja. Walaupun mereka terlihat tidak peduli, tidak berarti mereka tidak bingung dengan apa yang mereka lihat dan dengar. Lantas, bagaimana sebaiknya orangtua bersikap? Kuis ini bisa jadi panduan Anda.

1. Anda sedang menonton televisi dengan si kecil yang berusia 6 tahun. Tiba-tiba muncul iklan yang memperlihatkan sepasang pria dan wanita berpakaian sensual di tempat tidur. Hal ini menggugah rasa ingin tahu anak. Yang harus Anda lakukan adalah bertanya kepada anak, bagaimana pendapatnya mengenai adegan yang baru saja Anda berdua lihat.

Memang betul, hal ini memalukan sekaligus memprihatinkan. Namun inilah yang disebut oleh para pendidik seks sebagai "saat yang tepat untuk mengajarkan", yaitu kesempatan untuk mengetahui apa yang ada dalam pikiran anak dan mengarahkannya ke arah yang benar.

Tidak perlu memberikan reaksi yang terlalu cepat atau sama sekali memadamkan reaksi si kecil. Memindahkan saluran? Jangan lupa, anak Anda akan selalu dapat melihat adegan syur di layar televisi pada saat Anda tidak ada. Oleh karena itu, ambil kesempatan ini untuk membahas apa yang Anda berdua lihat.

2. Si kecil yang baru berusia 4 tahun melihat seorang wanita hamil dan bertanya pada Anda, bagaimana wanita tersebut dapat hamil. Yang harus Anda katakan adalah bahwa sperma seorang pria bersatu dengan telur wanita tersebut dan menimbulkan kehidupan (lalu tunggu dan lihat apakah si kecil mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikutnya).

Aturan main dalam mengatasi pertanyaan yang sulit dari anak yang masih kecil adalah dengan memberikan jawaban yang sesederhana mungkin, lalu lihat pertanyaan berikut yang diajukannya. Orang tua cenderung memberi penjelasan yang berlebihan kepada anak-anak dan kenyataannya anak-anak tidak selalu ingin tahu. Bisa jadi, keterangan yang diberikan tidak atau belum mampu untuk dimengerti oleh mereka.

3. Anak Anda yang berusia 15 tahun mendengar masalah perselingkuhan dipergunjingkan. Anak Anda bertanya, "Mengapa orang-orang sangat mempermasalahkannya?" Reaksi Anda seharusnya adalah bertanya kepadanya, mengapa dia menganggap hal tersebut merupakan hal yang sepele, baru kemudian Anda kemukakan pendapat Anda mengenai nilai-nilai perkawinan dan menjelaskan kepadanya mengapa Anda memiliki dia.

Walaupun Anda sangat ingin menjelaskan kepadanya tentang nilai-nilai perkawinan, kesetiaan, pelecehan seksual, dan hubungan yang wajar antara atasan dan pegawainya, adalah lebih penting bagi Anda untuk mengetahui, mengapa menurut pendapatnya hal tersebut merupakan hal sepele. Jangan hentikan diskusi hanya dengan anggapan pemikiran Anda yang benar.

4. Anda melihat anak Anda yang berusia 13 tahun sedang men-download gambar porno dari internet. Yang harus Anda lakukan adalah duduk dan bertanya kepadanya, apa yang dilihatnya dan mengapa dia tertarik dengan gambar-gambar tersebut.

Jangan menghindar untuk membahas apa yang Anda lihat atau mematikan atau memindahkan komputer. Sebaliknya, bicarakan dan hindari sikap menghakimi. Anda perlu tahu mengapa dia tertarik dengan gambar-gambar tersebut. Mungkin sebagai ABG alias anak baru gede, dia baru mulai tertarik pada lawan jenisnya. Tetapi bila gambar-gambar yang dilihatnya merupakan gambar-gambar yang sangat mengganggu moralitas, Anda sangat perlu membahasnya dengan serius atau bila perlu membawanya kepada psikiater atau psikolog.

5. Tiba-tiba saja, entah tahu dari mana, si kecil bertanya apa arti "oral seks". Jawaban Anda seharusnya katakan adalah, "Kata-kata tersebut merupakan istilah kotor untuk tindakan seksual yang dilakukan oleh orang dewasa." Bila dia terus mencecar, jelaskan padanya bahwa hal itu berarti seseorang yang meletakkan mulutnya pada alat kelamin seseorang.

Sangat sulit untuk menggambarkan tindakan seksual orang dewasa. Namun bila anak Anda "memaksa", Anda perlu mengatakan apa artinya. Karena bila tidak, dia akan mendapatkan informasi yang salah dari orang lain, entah itu teman, pengasuh atau sepupunya. Jelaskan padanya dengan seksama apa yang ingin diketahuinya. Katakan hal yang sebenarnya agar dia percaya pada Anda.

6. Anak laki-laki Anda yang belum memasuki usia remaja mengalami beberapa perubahan fisik. Yang harus Anda lakukan adalah membelikannya buku dan membahas perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan membiarkannya membacanya sendiri.

Anak Anda yang berusia 11 tahun mungkin masih terlalu muda untuk mau membicarakan masalah pribadinya. Bila dia menolak, biarkan. Tetapi bila dia membaca buku tersebut bersama Anda, pastikan Anda dapat menjawab pertanyaan yang diajukannya.

7. Anak gadis Anda yang berusia 15 tahun bertutur, beberapa teman laki-lakinya menyebut sahabat wanitanya perek. Sahabat wanitanya marah dan ia bingung harus bersikap bagaimana. Sikap Anda seharusnya adalah menerangkan kepadanya apa arti seorang sahabat sejati dan memintanya untuk tidak ikut-ikutan menyebarkan gosip tidak baik.

Hal ini selain penting untuk mengetahui lebih rinci mengenai sahabat wanitanya, juga merupakan saat yang tepat untuk membicarakan pentingnya arti persahabatan, kehormatan, kepercayaan dan kesetiaan. Gosip sangat menyakitkan dan merusak reputasi seseorang. Orang tua dapat mengambil kesempatan dalam situasi ini untuk membantu anak-anaknya mengerti mengapa kebiasaan bergosip tidak baik.

8. Anak laki-laki Anda menyebut temannya dengan sebutan banci. Reaksi Anda seharusnya adalah membicarakan mengenai perbedaan, cara menghargai orang lain dan mengapa istilah tersebut tidak baik.

Kata-kata dapat menimbulkan kebencian, bahkan kejahatan. Jelaskan pada anak dan biarkan dia berpikir, apa artinya mempermalukan dan bagaimana rasanya dipermalukan.

9. Sepulangnya dari pesta, Anda melihat ada bekas gigitan/ciuman berwarna merah di leher gadis Anda yang berusia 14 tahun. Yang seharusnya Anda lakukan adalah mengajaknya bicara mengenai keamanan seksual dan mencari tahu apakah dia memerlukan lebih banyak informasi dan tuntunan dari Anda.

Tunjukkan pada anak, Anda tahu apa yang terjadi dan bicarakan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan seks seperti perasaan, nilai-nilai, kesehatan dan keamanannya. Bila Anda memberikan respons marah atau tak acuh sama sekali, berarti Anda menutup komunikasi antara Anda dan anak Anda.

Jangan pernah lupa untuk membicarakan hal ini dari sisi pandang Alkitab. Kemudian tutuplah pembicaraan ini dengan doa bersama. Dan teruslah berdoa untuk anak Anda dan mempercayakan anak Anda dalam tangan Tuhan yang kuat. Selalu ada untuk anak Anda adalah salah satu hal yang penting. Karena seringkali kejatuhan anak dalam pornografi karena ketiadaan orang tua di sisi mereka.

Sumber : kompas.com
Halaman :
1

Ikuti Kami