Agar Anak Terhindar dari Homoseksual

Parenting / 22 July 2008

Kalangan Sendiri

Agar Anak Terhindar dari Homoseksual

Purnama Sari Dewi Gultom Official Writer
9483

Homoseksual dikenal sebagai salah satu jenis kelainan seksual. Sebab kepuasan seksual diperoleh dari hubungan seksual sesama jenis, lelaki dengan lelaki atau perempuan dengan perempuan. Hubungan lelaki dengan lelaki selama ini disebut sebagai homoseksual, sementara antara perempuan dengan perempuan disebut sebagai lesbian.

Pada kondisi normal dan alamiah, kepuasan seksual umumnya didapat dari kontak seksual berlainan jenis. Kegiatan seksual sebagai pemenuhan kebutuhan seks dilakukan antara laki-laki dan perempuan. Umumnya kegiatan seksual ini bertujuan untuk memperoleh keturunan.

Homoseksual telah berlangsung berabad-abad yang lalu. Kini, pada masyarakat modern kelainan seksual ini masih tetap berlangsung. Bahkan, di beberapa negara kaya seperti AS, Belanda, penderita kelainan seksual ini berusaha memperoleh pengakuan secara hukum.

Memang, jika pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak kanak-kanak sampai usia remaja tidak diperhatikan dengan baik, setiap orang mempunyai kecenderungan kelainan seksual. Berbagai faktor dapat menjadi penyebab baik dari lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lingkungan eksternal seperti bacaan dan tontonan yang melulu bermotif porno dan tidak memiliki unsur edukasi seks.

Disadari atau tidak, pola hubungan dalam keluarga mempengaruhi perilaku seksual pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak sampai usia remaja, bahkan sampai ke usia dewasa. Anak pada masa pertumbuhannya seringkali menirukan tingkah laku orang dewasa di dalam sebuah keluarga.

Sebuah penelitian telah menyimpulkan anak yang tumbuh menjadi remaja yang menderita homoseksual disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

  • Memiliki ayah yang dingin. Ayah secara fisik dan kejiwaan biasanya kaku dalam mengungkapkan perasaannya. Jarang terlibat dalam kehidupan anaknya.
  • Memiliki ibu yang terlalu besar pengaruhnya dalam keluarga. Dalam keseharian terlalu dominan dalam keluarga dan bahkan pengambilan segala keputusan dilakukan oleh sang ibu.
  • lbu sering tidur dengan anak laki-lakinya dan mengabaikan sang ayah.
  • lbu atau kakak parempuan tidak malu-malu mengganti pakaian atau membuka baju di depan anak atau adiknya. Mereka menganggap anak laki-laki seperti anak perempuan.
  • Baik ayah atau ibu jarang mendorong anak laki-lakinya untuk melakukan kegiatan kelaki-lakian atau sikap kelaki-lakian dalam diri anak. Demikian sebaliknya untuk anak perempuan.
  • Bagaimana perasaan ayah atau ibu terhadap jenis kelaminnya sendiri akan mempengaruhi identitas seksual anak. Misalnya jika ibu merasa bangga menjadi wanita, maka sikap dan perilaku ini akan ditiru anak perempuannya.
  • Perlakuan dan sikap masing-masing orang tua pada jenis kelamin anak. Misalnya ada ayah yang lebih sayang pada anak perempuannya dan keras pada anak laki-lakinya. Remaja akan menangkap kesan bahwa jenis kelamin wanita lebih disukai di rumah ini dibanding laki-laki. Hal ini membuat anak akan berpikir ingin menjadi anak perempuan supaya disayang ayah.

Pola hubungan keluarga sangat berpengaruh dalam perilaku seksual anak. Berbagai aktivitas orang dewasa dalam satu rumah memberi dampak perkembangan seksual mereka. Siapa pun tentu tidak ingin anaknya tumbuh dan berkembang tidak normal, baik dari sisi fisik, kecerdasan, tingkah laku, moral, seksual dan berbagai sisi lainnya.

Dari sisi seksualitas, hubungan harmonis, kasih sayang dalam keluarga dan perilaku yang memperhatikan pembedaan jenis kelamin sangat baik dikembangkan untuk anak agar tidak mengalami kelainan seksual seperti homoseksual ini.

Perlu diperhatikan perkembangan anak dalam tingkah laku seksual mereka. Jika mereka menampakkan tingkah dan perilaku seperti di bawah ini perlu mendapat perhatian serius, seperti misalnya:

  • Anak atau anak remaja lebih senang bergaul dengan anak-anak berjenis kelamin yang sama yang usianya lebih muda.
  • Anak takut berbicara dengan lawan jenisnya.
  • Sebagian besar remaja pria senang memakai anting pada satu telinga atau pada kedua telinganya.
  • Memakai pakaian yang feminin dan kurang menyukai kegiatan-kegiatan kelelaki-lakian.
  • Anak atau remaja putri berpakaian seperti atau menyenangi kegiatan yang biasa dikerjakan laki-laki.

Oleh karena itu, jika mendapati gejala tingkah laku anak laki-laki mengarah kepada kelainan seksual homo ini harus segera dilakukan perubahan pola hubungan dalam keluarga, seperti misalnya:

  • Sang ayah lebih banyak bergaul dengan anak laki-laki. Namun, tidak mengurangi perhatian dan kasih sayang pada anak perempuan.
  • Memberikan dan melakukan kegiatan kelaki-lakian bagi anak laki-laki. Ini bukan berarti anak-anak tidak boleh bermain dengan kegiatan kewanitaan.
  • Membatasi pengaruh ibu dalam kegiatan sehari-hari pada anak lelaki. Ingatkan pada ibu bahwa ibu tidak harus memonopoli pengambilan keputusan dan kebijakan keluarga.
  • Berbicara secara terbuka dan terarah dengan anak-anak. Orang tua harus mempersiapkan anak menghadapi masa depannya. Orang tua dan orang dewasa lain harus kompak dan mau mendengar anak.

Pendekatan agama sangat berarti dalam pembentukan pola berpikir dan berperilaku anak. Secara dini anak sudah ditanamkan nilai-nilai dasar keagamaan. Ketika anak tumbuh ke remaja dan usia dewasa, nilai-nilai agama tetap menjadi pegangannya.

Sumber : keluargasehat.com
Halaman :
1

Ikuti Kami