Sumarsih, Kekuatan Iman Menjelang Eksekusi Mati

Nasional / 11 July 2008

Kalangan Sendiri

Sumarsih, Kekuatan Iman Menjelang Eksekusi Mati

Puji Astuti Official Writer
11550

Menjelang detik-detik eksekusi, Sumiarsih (59), terpidana mati kasus pembunuhan keluarga Letkol (Mar) Purwanto, mendapat kunjungan enam pendeta Gereja Bethel Indonesia (GBI) Denpasar, Bali dan dua pendeta GBI Surabaya, Rabu (9/7). Kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wanita (Kelas II A) Kebonsari, Sukun, Kota Malang, Jawa Timur, untuk memberikan kekuatan iman kepada Sumiarsih.

"Kebaktian ini kegiatan rutin. Untuk kali ini selain diikuti seluruh napi beragama Kristen, juga ada sejumlah tamu pendeta dari gereja di luar Kota Malang," ujar Kepala Lapas Wanita Kebonsari, Sukun, Kota Malang Entin Mariati SH, di Malang, Rabu (9/7).

 

Pendeta Sudidarma dari Gereja Dhiaspora, Kota Malang yang memimpin jalannya kebaktian mengaku, sudah menjadi kewajibannya sebagai pelayan Tuhan bertugas memberikan kekuatan dengan menggelar pelayanan doa. "Sebagai gembala kami berikan kekuatan melalui doa. Ibu Sumiarsih tetap tegar meski sepanjang kami naikkan doa, dia terus menangis," katanya.

 

"Ketika saya tanya, beliau menangis karena bersyukur pada pemeliharaan Tuhan yang luar biasanya atas hidupnya hingga kini, " tambahnya.

 

Pendeta Arifin dari GBI Denpasar mengungkapkan, kedatangan mereka bersama lima anggota rombongan memang khusus berdoa buat Sumiarsih.

 

Keluarga terpidana mati Sumiarsih yang tinggal di Jalan Gajayana IX/30, Jombang menyampaikan keluhannya. Mereka menganggap eksekusi mati yang dijatuhkan ke saudaranya (Sumiarsih dan Sugeng), tidak adil. Sumiarsih dan Sugeng (44) anak kandung Sumiarsih, sudah menjalani hukuman penjara 20 tahun.

Sumber : Suara Pembaruan/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami