Duta Terang yang Berpikir Positif

Entrepreneurship / 6 July 2008

Kalangan Sendiri

Duta Terang yang Berpikir Positif

Lestari99 Official Writer
5563

Ia pernah menjadi bulan-bulanan akibat slip tongue alias keseleo lidah saat mengikuti sesi wawancara di ajang Miss Universe 2006. Tetapi bukan Nadine namanya, jika peristiwa itu membuatnya jatuh. Dengan prinsip selalu berpikir positif, ia bisa melewati setiap persoalan. Kini, namanya semakin berkibar di jagad hiburan.

PRIBADI MATANG

Merambah dan menjadi pelaku seni lewat dunia hiburan memang keinginannya sejak SMA. Karena Nadine pribadi yang menyukai seni, "Saya ingin belajar seni. Seni tari, peran, lukis, pokoknya semua seni. Sejak SMA memang sudah coba-coba. Pertama dapat iklan, lalu fashion show, main film kemudian sinetron, sampai Putri Indonesia," urai mahasiswa London School yang melihat seni sebagai penyambung lidah untuk menyampaikan berbagai informasi.

Selain melalui seni, berbagai informasi yang berguna bagi masyarakat itu disampaikannya di berbagai kegiatan sosial. "Seperti sekarang saat menyampaikan betapa pentingnya masyarakat tahu bahwa setiap kita bertanggung jawab atas lingkungan dan alam sekitar, termasuk satwa liar," jelasnya sesaat setelah turun dari panggung acara World Wild Fund (WWF).

Karier pertamanya di jagad hiburan berawal dari sebuah majalah yang menobatkannya sebagai cewek favorit lalu menjadikannya bintang iklan. Ia mengaku perjuangannya cukup lama. Tapi ia sangat menikmatinya. Seperti harus pulang pagi ataupun pulang larut malam dan besok harus bangun pagi untuk kuliah atau untuk pekerjaan selanjutnya.

Sulung dari tiga bersaudara ini menyadari, hidup selalu diwarnai susah dan senang. "Dalam hidup pasti banyak permasalahan. Namun kita harus berpikir, justru sebenarnya permasalahan itu yang membuat kita semakin membaik. Saya tidak menyalahkan masalah yang datang. Karena tidak mungkin orang hidup tanpa hambatan. Yang penting adalah kita harus bisa mencari solusi dari suatu permasalahan dan itu semua proses pembelajaran. "Maka wajarlah bila finalis Miss Universe 2006 tersebut tidak terlalu larut dalam permasalahan yang ada. Baginya, jika semua hal terlalu dipaksa untuk dipikirkan maka hanya akan mendatangkan stres. "Jangan berhenti hanya pada titik sedih saja, tapi lebih baik memikirkan solusi atas permasalahan yang ada," kisah pemain sinetron "J" ini.

Nadine ingin kariernya ke depan lebih baik. Untuk mencapainya, ia akan menjalani secara alami, mengikuti proses yang ada. Dari situ, ia justru dapat mengenali dan mengembangkan potensinya. Masih segar dalam ingatannya betapa ia ingin bekerja saat SMA. Setelah mendapat, ia justru keteteran. Sekali lagi itu bukan masalah bagi seorang Nadine, karena ia telah terlebih dahulu memikirkan bahwa itulah pilihannya. "Saking banyaknya kerjaanku, aku berusaha menjalankan pekerjaan dan sekolahku. Dari itulah aku mulai belajar mengatur emosi dan mengatur jadwal. Emosi artinya tidak asal ambil keputusan karena keinginan," kisah model kelahiran Hannover, Jerman, 8 Mei 1984 yang mengaku banyak dibantu sang ayah menghadapi berbagai klien.

KELUARGA

Pertama kali menginjakkan kaki dari Jerman ke Indonesia merupakan pengalaman sangat menarik bagi Nadine kecil. Ia merasakan hidupnya serba susah. Ia bertahan sampai akhirnya menetap di Indonesia. Semua tak lepas dari peran orang tuanya yang senantiasa menguatkan Nadine dan dua adik kembarnya yang saat itu masih sangat kecil. "Mama bilang, Papa mau berkarier di Indonesia, jadi kita harus mau pindah dan mendukung," kenangnya menirukan ucapan sang mama. Masa itu menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi model yang selalu menanyakan tiap pekerjaan yang datang kepada Tuhan. "Pindah dari Jerman, aku dan keluarga harus menyesuaikan diri. Kami tidak punya mobil. Adik-adikku selalu merengek. Dan mamaku juga harus berusaha keras menyesuaikan diri. Saat itulah kami sekeluarga saling memberi dukungan. Itu jugalah yang membuat kami bertahan sampai sekarang." Nadine mengibaratkan keluarga itu sebagai pohon beringin yang meneduhkan, menyejukkan dan menaungi. Kendati masalah datang, keluarga akan membuatnya nyaman. "Hubungan dalam keluarga harus dijalin. Hubungan yang baik harus tertanam kuat dalam diri tiap pribadi, setelah itu dibawa ke luar lingkungan keluarga. Seperti misalnya norma-norma kesopanan dan kejujuran akhirnya bisa diterapkan di luar."

Menyinggung soal dukungan, dengan semangat sulung yang selalu berbagi cerita dengan adik-adiknya tersebut mengatakan keluarga seratus persen mendukungnya. Bersama keluarga, Nadine terus berani melangkah melewati masa suka dan duka ditambah dengan nasihat orang tua yang senantiasa diingatnya, "Inget banget! Jangan sombong, karena siapa yang sombong akan direndahkan. Dan harus yakin dalam melakukan hal baik apa pun." Tampil di ajang dunia, Miss Universe dan silap lidah saat berbicara, akhirnya menuai pro-kontra yang tidak sedikit. Pada saat seperti itu betapa Nadine merasakan dukungan yang sangat besar dari keluarga. Aktris ini tetaplah merasa manusia biasa yang punya perasaan dan banyak orang yang tak mengerti hal itu. "Saat itu semua aku komunikasikan sebisa mungkin dengan orang kunci."

PERNIKAHAN 

Banyak mengikuti fashion show di berbagai ajang rupanya tak membebaskannya dari kesalahan yang sepele seperti hak sepatu yang rusak. Belajar dari itulah ia belakangan kian matang mempersiapkan segala sesuatunya sebelum naik ke panggung. "Segala sesuatunya perlu dicek, mulai dari sepatunya, termasuk haknya. Bajunya dicek, juga belajar make up. Semuanya serba belajar." Mempersiapkan segala sesuatunya termasuk juga di dalamnya mempersiapkan kehidupan masa depan. Bicara masa depan artinya adalah pernikahan. Untuk seorang Nadine pernikahan membutuhkan proses yang panjang. "Menurutku untuk menuju ke pernikahan butuh proses. Mulai dari pacaran, kemudian tunangan, dilamar dan kalau sudah merasa matang dan dewasa barulah menikah." Dengan siapa ia menikah kelak, ia pun tidak tahu. Namun seseorang yang dirasanya tepat sudah ditemukan. Bersama dengan seseorang yang masih dirahasiakan identitasnya ini, ia telah menjalin hubungan selama 4 tahun. "Aku gak tahu apakah dia soulmate aku atau nggak. Tapi sebisa mungkin aku menghargai hubungan aku sama dia dan kita memang serius. Walaupun ada permasalahan-permasalahan sejauh ini bisalah dikomunikasikan."

MENJADI TERANG

Putri pasangan Andy Chandrawinata dan Elfriede mengaku cukup sering sharing dan bersaksi di kalangan anak muda. Karena pengalaman yang baik tak bagus kalau disimpan sendiri saja. "Beberapa waktu lalu aku baru saja sharing dengan anak muda, jangan takut akan sesuatu dan jangan menyerah setiap kali ada permasalahan," ujar pemilik motto hidup lihat hal positif di balik peristiwa negatif. Hal positif itu juga dilakukannya dengan syukurnya. Ia bersyukur dapat hidup, meski tidak secara nyata lewat perbuatan selama 24 jam. Untuknya dengan bersyukur dalam hati juga penting. Dengan cara begitu ia selalu melibatkan Tuhan dalam hidupnya.Di tengah kegiatannya yang dianggap glamour, ia tak lupa menjadi duta terang. Menjadi anak Tuhan diartikannya dengan menunjukkan perbuatan kasih. "Berbuat kasih! Seperti yang Tuhan ajarkan, itu sebisa mungkin aku lakukan. Jadi, gak mesti ke mana-mana harus bawa Alkitab," urai jemaat Gereja Stefanus yang juga memaknai doa untuk mengintrospeksi diri.

Dan siapa nyana di awal tugasnya sebagai Putri Indonesia 2005, ia sempat ragu apakah ia akan dapat menjalani tugasnya sebagai Putri Indonesia dengan baik dan maksimal. "Tapi dengan keyakinan dan terus belajar mengoreksi diri, keraguan itu perlahan hilang dan tak terbukti. Dari pengalaman itu aku yakin semua perempuan bisa menunjukkan prestasinya. Asal jangan takut dengan hambatan-hambatan yang ada." Terbuka soal kariernya terbuka pula ia tentang kepribadiannya. "Aku tipe yang terlalu menggebu-gebu dalam sesuatu. Sampai terkadang lupa dengan apa yang diprioritaskan. Kelebihan? Menurut aku justru berawal dari kekurangan," ucapnya ringan tanpa mau berkomentar lebih. Nadine telah menulis buku Pantaskah Aku Mengeluh. Diakuinya bahwa sejak dulu ia memang ingin menulis buku. "Aku suka menulis diary sejak SD. Aku disadarkan banyak hal oleh hidup dan aku ingin membagikannya lewat buku. Isi bukunya seputar bagaimana menghargai hidup melewati permasalahan-permasalahan. Banyak juga tentang flash back waktu aku kecil," jelasnya.

Sumber : bahana-magazine.com
Halaman :
1

Ikuti Kami