Aksi demonstrasi menolak kenaikan harga BBM yang digelar di depan Gedung DPR/MPR dan depan Kampus Universitas Atma Jaya, Semanggi, Jakarta, Selasa (24/6) siang sampai malam, berakhir dengan kerusuhan. Dua mobil dibakar dan sejumlah mobil dirusak. Polisi menuduh demonstrasi anarkis ini ditunggangi oleh kepentingan lain.
"Mahasiswa itu intelektual. Tentu kalau menggelar demonstrasi untuk menyampaikan aspirasi dengan itikad dan bermartabat. Tidak mungkin dengan cara-cara anarkis seperti ini. Tindakan anarkis itu terjadi karena ada kepentingan- kepentingan pihak lain," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Abubakar Nataprawira dalam keterangan pers di Polda Metro Jaya, Selasa (24/6) malam.
Namun Abubakar belum berani menyebut pihak-pihak yang menunggangi aksi mahasiswa itu. Pihaknya tengah mencari siapa dan pihak mana yang menunggangi aksi mahasiswa itu. "Kita hanya berangkat dari logika sehat. Mahasiswa itu kelompok terpelajar, intelektual, tidak mungkin ngawur membuat kerusakan seperti ini. Kita akan cari siapa yang memanfaatkan mereka," tegas Abubakar.
Untuk itu, Polri akan menyelidiki kelompok apa saja yang terlibat aksi di gedung DPR dan kampus Unika Atmajaya itu. "Besok (Rabu, 25/6), akan kita sisir mana elemen-elemen yang lapor dan ada yang spontan atau tidak melapor," ujarnya tentang langkah lanjut polisi.
Abubakar menyebut ada 16 orang yang ditangkap dari aksi demo di depan DPR dan Atma Jaya. Lima orang ditangkap dari massa yang demo di depan Gedung DPR dan 11 orang ditangkap dari demo di depan Kampus Atmajaya.
Abukabar juga menyebut ada dua wartawan yang mengalami luka-luka, yakni wartawan Inilah.com dan wartawan Surabaya Post. Sementara jumlah anggota polisi yang luka-luka ada 16 orang. Untuk masyarakat umum, ada lima orang yang mengalami luka-luka.
Sumber : kompas.com/VM