"Saya sangat senang bisa berlibur bersama anak-anak. Saya tak perlu membuat daftar ketat apa yang harus dan tidak harus dilakukan saat berlibur," ujar seorang karyawati. Dengan kata lain, "Masa liburan ini merupakan kesempatan bagi kami untuk berkumpul, tanpa adanya gangguan dari luar."
Peran Baru
Ketika berlibur, setiap orang memiliki tanggung jawab yang berbeda dari yang biasa mereka lakukan di rumah. Orangtua dan anak-anak akan mempelajari peta, menyusun rencana perjalanan, dan mengatasi masalah bersama-sama. Mereka semua terlibat dalam sebuah kerjasama, sebagai tim yang akan memperkuat ikatan batin. Berdasarkan pengalaman, hubungan kakak beradik pun biasanya akan menjadi lebih baik seusai berlibur bersama. Tempat bermain di tempat tujuan berlibur pun pada akhirnya tak hanya diperuntukkan bagi anak-anak saja, tetapi juga cocok bagi para orangtua. Anak-anak maupun orangtua, sangat bahagia karena mereka bisa saling mengandalkan satu sama lainnya.
Belajar Mandiri
Saat terbaik bagi sebuah keluarga untuk memulai berpergian bersama-sama adalah pada saat anak-anak masih kecil. Orang dewasa yang tidak pernah berpergian pada saat ia masih berusia anak-anak, cenderung memiliki perasaan lebih takut ketika harus melakukan suatu perjalanan. Mereka mungkin khawatir akan melakukan kebodohan, atau merasa tak nyaman menggunakan telepon atau kamar mandi yang berbeda dari yang mereka miliki di rumah. Anak-anak yang biasa berpergian cenderung akan belajar meningkatkan tanggung jawab pada dirinya. Bahkan, di usia 4 sampai 8 tahun, mereka dapat memegang tanggung jawab yang lebih nyata. Anak usia 8 tahun, misalnya, akan belajar menjaga adik kecilnya dan memastikan adiknya selalu berpegangan tangan dengannya agar tak terpisah dari rombongan dan orangtuanya.
Pada saat akan check out dari hotel, Anda dapat meminta salah satu anak untuk memeriksa seluruh ruangan dan memastikan tidak ada satu pun barang yang tertinggal di kamar hotel. Dan anak lainnya, dapat berinisiatif membereskan kopor adiknya. Mereka juga akan belajar, "Jika jaket adik ketinggalan, dia akan kedinginan." Dengan latihan secara praktis seperti ini, anak-anak akan belajar langsung bagaimana cara mengorganisir dengan baik.
Melalui "Mata" Anak
Ketika akan berlibur, orangtua selayaknya harus menanyakan pendapat anak-anaknya mengenai tempat tujuan, serta apa yang sangat ingin mereka lakukan. Orangtua pun harus serta sungguh-sungguh mendengarkan keinginan mereka. Dengan demikian, mereka juga akan belajar dan menyadari, pendapat mereka diperhatikan, merasa mendapat wewenang, dan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan. Sebagai bagian dari keluarga, Anda dan anak-anak bisa bersama-sama membicarakan rute perjalanan liburan lalu menegosiasikannya. Hasilnya, perjalanan akan memiliki jadwal yang padat tapi bermanfaat, dengan terlebih dulu melihat tujuan liburan melalui "mata" anak-anak.
Membawa anak-anak keluar dari lingkungan kesehariannya, sama halnya dengan Anda telah membuka wawasan baru kepada mereka, mengenai dunia luar. Melalui perjalanan antarpulau atau provinsi, anak-anak akan belajar adanya perbedaan suku dan budaya, serta bahasa yang digunakan orang-orang setempat. Anda dapat membantu anak-anak untuk mengerti sejarah setiap tempat, sesuai usia anak Anda. Pelajaran budaya yang mereka dapat secara langsung ini niscaya tidak akan pernah mereka lupakan. Hal ini dapat pula dikatakan, Anda telah membawa kesadaran budaya kembali ke akarnya kepada anak-anak. Selain itu, anak-anak juga akan belajar, dunia bukan hanya lingkungan tempat mereka tinggal saja. Mereka pun belajar, manusia hidup secara berbeda dan memiliki nilai budaya yang berbeda pula. Di beberapa Negara yang sempat dikunjunginya saat liburan, anak-anak akan melihat penduduk aslinya yang ramah dan suka menolong.
Di samping itu, dengan berada langsung di daerah yang berbudaya asing, anak-anak akan belajar menghargai musik yang tak lazim mereka dengar, ataupun masakan yang belum pernah mereka cicipi sebelumnya. Hal ini akan membuat mereka lebih terbuka untuk mencoba sesuatu yang baru. Dengan dukungan orangtua, mereka bahkan dapat mengerti manusia secara lebih luas, belajar bertoleransi dan menjadi lebih menghargai apa yang mereka miliki di rumah. Ketika anak-anak mengunjungi suatu daerah atau negara yang menggunakan bahasa aslinya, mereka jadi merasakan bagaimana menjadi orang asing, dan ketika mereka mengunjungi negara yang cantik tetapi miskin, mereka akan mensyukuri berkat yang telah diberikan Tuhan kepada kehidupan mereka. Mungkin, mereka akan lebih menghargai para imigran, dan tidak sembarangan menghakimi orang yang berbicara dengan aksen atau bahasa berbeda.
Satu hal lagi, di saat berpergian, sejarah kehidupan ini akan terasa menjadi lebih hidup, dan pada saat yang bersamaan, anak-anak pun akan langsung belajar ilmu pengetahuan, ilmu bumi, ilmu budaya, dan pemerintahan atau kenegaraan sekaligus.
Fleksibilitas
Jalan kehidupan memang tak akan selalu berlangsung mulus. Yang penting, bagaimana Anda sebagai keluarga menghadapi rintangan. Hal terpenting yang perlu diingat adalah fleksibilitas, dan jangan marah jika liburan tidak berjalan sesuai rencana. Berpikirlah positif dan anggaplah masalah yang muncul tiba-tiba itu sebagai sebuah petualangan baru. Namun ingat, di mana pun Anda berada, anak-anak akan selalu meniru cara yang dilakukan orangtuanya. Jadi, jika Anda dicurangi oleh supir taksi atau disepelekan oleh pelayan restoran, tunjukkan sikap sabar dan lakukan dengan bercanda. Jika rencana A gagal, Anda masih punya rencana B.
Dan, bagaimanapun cara berlibur yang Anda dan keluarga lakukan, entah itu berkemah, jalan-jalan di dalam kota atau berpergian ke luar negeri, yang terpenting adalah Anda dan keluarga harus bisa memetik pelajaran dan menikmati pengalamannya.
Sumber : nova