Jujur
Pertanyaan: Apakah orang ini mengatakan kebenaran pada Anda walaupun itu sulit? Apakah dia mau berbicara terbuka tentang perasaannya, pergumulannya, masa lalunya, dan kegagalannya? Apakah dia bertanggung jawab atas tindakannya saat dia melakukan kesalahan? Apakah dia pernah memutarbalikkan kebenaran atau meminimalkannya agar dia bisa keluar dari masalah atau membuat dia terkesan lebih baik?
Ingatlah: Kejujuran perkataan pasangan Anda dalam pernikahan adalah hal yang vital. Dalam hubungan kencan, harus ada tanda dari kejujuran dan keterbukaan. Orang yang berkencan dengan anda sewajarnya mau untuk terbuka dan berbicara tentang hal-hal sulit dalam hidupnya, dia tidak berusaha menyembunyikan atau memutarbalikkan kebenaran, dan dia mau bertanggungjawab jika dia melakukan kesalahan. Dia tidak seharusnya merasa takut jika dia telah berbuat salah.
Utuh
Pertanyaan: Apakah orang ini menempatkan harapan dan kebutuhan emosionalnya terutama dalam Tuhan? Saat mengalami kesulitan apakah dia berusaha mengisi kekosongan dengan dukungan emosional dari orang lain (khususnya saya)? Apakah dia baik-baik saja ataukah dia bergumul dengan kegelisahan terus menerus, kecanduan, kebiasaan buruk (alkohol, penyimpangan pola makan, pornografi, obat-obatan, belanja berlebihan, dan lainnya)?
Ingatlah: Orang yang Anda nikahi tidak bisa bergantung pada Anda untuk membuat mereka bahagia, atau untuk selalu berada di samping mereka sepanjang waktu. Lihatlah apa yang dia lakukan untuk menangani rasa sakit, masalah, atau kebosanan. Apakah dia menghindarinya, menguburnya, tidak mempedulikannya, atau menghadapinya? Anda harus dapat melihatnya bergantung pada Tuhan untuk kebutuhan emosionalnya dan rasa sakitnya. Meletakkan harapan yang terlalu besar pada satu sama lain atau bergantung pada siapapun/apapun selain Tuhan untuk menghadapi rasa sakit dan kebosanan lama-kelamaan akan berdampak negatif pada pernikahan karena hanya Tuhan yang dapat mengisi kekosongan itu. Hanya Tuhan yang dapat memberikan penghiburan, harapan, dan rasa aman.
Berserah
Pertanyaan: Apakah orang ini dengan keras kepala mengejar rencana dan tujuannya, ataukah dia seringkali menyerahkan hidupnya pada Tuhan dan rencanaNya?
Ingatlah: Jika orang yang Anda nikahi hidup hanya untuk dirinya sendiri, Anda tidak akan mempunyai pernikahan yang Tuhan maksudkan untuk Anda. Seseorang yang berserah pada Tuhan akan membuka pintu-pintu kepada perjalanan dan petualangan pernikahan dalam rencanaNya!
Memaafkan
Pertanyaan: Apakah orang ini dapat memaafkan dan menghadapi hal-hal dengan mudah? Apakah dia memperlakukan dengan baik orang yang telah menyakitinya di masa lalu? Apakah ada area kepahitan atau tidak mau mengampuni dari masa lalunya yang belum atau tidak dia hadapi, sehingga sering muncul ke permukaan?
Ingatlah: Orang yang tidak mau mengampuni biasanya tidak terhubung dengan pengampunan Tuhan atas dirinya. Orang ini akan membawa kepahitannya dalam pernikahan yang nantinya juga akan mempengaruhi Anda. Orang yang mau mengampuni menyadari bahwa Tuhanlah yang memegang kendali, yang membebaskan mereka untuk melepaskan rasa sakit hati dan menerima kedamaian. Karakter ini akan menjadi berkat bagi Anda saat Anda menghadapi konflik pernikahan.
Jika, setelah membaca daftar di atas, Anda menemukan bahwa karakteristik itu masih belum Anda miliki dalam diri Anda sendiri, saya mendorong Anda untuk mulai membangunnya dalam hidup Anda. Pelajarilah Firman Tuhan, lakukan, dan berdoalah setiap hari, membaca buku-buku Kristen, bergabung dengan komunitas Kristen.
Jika Anda sedang berhubungan serius dimana Anda dan calon pasangan Anda tidak mempunyai semua karakteristik di atas, dan jika Anda masih belum mengetahui rencana Tuhan untuk masa depan Anda, cobalah langkah-langkah ini:
• Mintalah masukan dan pertimbangan dari orang-orang percaya lainnya yang lebih dewasa. Mereka bisa saja pastor, orang tua, teman dekat Anda, atau konselor bimbingan pra nikah.
• Berdoalah dan atau berpuasa untuk jawaban doa Anda. Berjanjilah untuk beberapa waktu terpisah dengan calon pasangan Anda untuk saling berdoa.
• Perhatikan roh Anda. Jika Anda tidak merasa damai sejahtera tentang hubungan Anda dengannya, perhatikan. Damai sejahtera dapat menjadi salah satu cara Tuhan yang penting untuk mengatakan sesuatu kepada Anda.
• Menunggu. Mungkin Tuhan memang belum menyatakan rencanaNya untuk hubungan Anda.