Menunggu Sampai Anda Sempurna? (2)

Single / 14 May 2008

Kalangan Sendiri

Menunggu Sampai Anda Sempurna? (2)

Fifi Official Writer
5011
Apakah memang anda harus "sempurna" dulu sebelum dapat menikah? Seperti apakah kriteria yang dikatakan "sempurna"? Di bawah ini lanjutan dari tanggapan saya terhadap 3 pertanyaan tentang ke"sempurna"an dan kesiapan untuk menikah.

Apa sebenarnya tujuan dasar dari manusia? Tujuan dasar manusia adalah untuk memuliakan dan menyenangkan hatiNya. Tujuan hidup kita bukanlah untuk aktualisasi diri, tapi untuk memuliakan Tuhan. Apa yang kita rasakan tentang penampilan kita, berat badan, pekerjaan, kehidupan sosial kita, atau ukuran apapun tentang kesuksesan, dalam perspektif kekekalan, adalah hal yang tidak relevan. Apakah Tuhan ingin kita bersukacita? Ya. Apakah sukacita itu bergantung pada gambar diri Anda? Untungnya tidak. Sukacita dan damai sejahteraNya adalah buah Roh Kudus, yang merupakan hasil dari mengucap syukur dalam segala situasi, berdoa dengan tekun, dan bekerja sama dengan Roh kudus dalam hidup kita.

Lalu bagaimana tentang pendapat mereka mengenai Adam dan Hawa yang telah disempurnakan sebelum mereka bertemu? Kondisi pasangan pertama itu memang tanpa beban masa lalu. Tapi Anda perlu membaca ayat-ayat lanjutannya untuk melihat kesalahan-kesalahan apa yang dilakukan oleh 2 manusia yang "sempurna" itu. Selain kenyataan bahwa Tuhan membuat Adam tertidur sampai Hawa selesai diciptakan, saya tidak melihat bukti lain bahwa mereka berdua telah sempurna sebelum pernikahan. Adam dan Hawa sama seperti kita, sepenuhnya manusia dengan kebebasan untuk memilih taat atau tidak.

Saya jamin jika 2 wanita yang berbicara pada Anda itu sudah menikah, mereka masih akan terus bertumbuh dan melalui proses untuk menjadi lebih baik lagi. Saya sudah dan sedang mengalaminya. Saya percaya maksud mereka baik. Selain menyarankan pada Anda untuk tidak menunda pernikahan sampai Anda merasa sudah "sempurna", akan lebih baik jika Anda menerima masukan-masukan berupa area kehidupan atau hal-hal yang spesifik untuk Anda usahakan, sementara Anda berdoa untuk pernikahan.

Titus 2:3-5 mengatakan:
"Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang."

Ayat itu menyatakan bahwa wanita-wanita yang lebih muda membutuhkan bimbingan dari mereka yang sudah menikah. Jika dalam kasus budaya kita sekarang ini, wanita-wanita yang lebih muda mengalami kesulitan untuk menemukan dan menikah dengan pria yang tepat, maka membantu mereka seharusnya menjadi salah satu daftar kegiatan yang harus dilakukan oleh wanita-wanita yang lebih tua dan yang sudah menikah.

Kapan Anda siap untuk menikah? Saat Anda bukan lagi anak kecil, saat Anda siap untuk mengambil tanggung jawab yang ada dalam pernikahan. Namun itu bukan berarti Anda bisa menggunakannya sebagai alasan untuk menghindari tanggung jawab ("Saya tidak siap"). Kecuali mendapat karunia selibat, pria dan wanita Kristen sewajarnya mempersiapkan diri untuk menikah dalam usia 20an. Bukan hanya karena itu waktu terbaik untuk bertemu dengan pasangan, tapi juga itu adalah masa subur mereka untuk membentuk keluarga. Jika Anda merasa tidak siap atau tidak berniat untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar, solusinya bukan mengulur-ulur waktu, tapi dukungan dari orang-orang percaya lain yang lebih tua dalam gereja atau lingkungan Anda.

Dibanding bertanya pada mereka, "Apakah Anda pikir saya sudah siap untuk menikah?" katakanlah seperti, "Saya yakin, berdasarkan apa yang saya baca, bahwa orang-orang percaya dipanggil entah untuk selibat atau menikah (Matius 19:11-12). Saya tahu saya tidak mendapat karunia selibat. Jadi saya minta pendapat Anda, berdasarkan pemahaman Anda, hal-hal apa saja yang perlu saya persiapkan untuk mengambil tanggung jawab yang mengikuti pernikahan?" Lalu, menanggapi jawaban mereka, Anda bisa bertanya, "Maukah Anda membantu saya dalam area-area itu dan berdoa untuk saya agar Tuhan menjadikan saya semakin seperti Dia dan mempertemukan saya dengan pasangan saya?"

Apapun kondisi Anda saat ini, tetaplah teguh dan jangan mudah putus asa. Tuhan yang telah menciptakan Anda mempunyai rancanganNya yang spesifik atas hidup Anda. Dia mengetahui apa yang terbaik bagi Anda. Anda hanya perlu mempunyai hubungan yang dekat denganNya dan bekerjasama denganNya.

Sumber : boundless
Halaman :
1

Ikuti Kami