Coba tanya pada Profesor Roy Sembel, doktor ahli ekonomi keuangan perusahaan (corporate finance) lulusan The Joseph M Katz Graduate School of Business, University of Pittsburgh, Amerika Serikat. Menurut dia, itu harus melalui pendidikan dalam arti luas. Pendidikan yang dia maksud adalah pendidikan yang bersifat holistik.
Ia berpendapat pendidikan semestinya bukan hanya mengasah kemampuan analitis atau kecerdasan otak (intelligence quotient/IQ). Akan tetapi, pendidikan harus secara seimbang mengembangkan kecerdasan kreativitas (creativity quotient), kecerdasan emosional (emotional quotient), dan kecerdasan spiritual (spiritual quotient).
Melihat besarnya peluang untuk meningkatkan sukses manusia melalui pembelajaran yang lebih seimbang, ayah dari empat anak ini kemudian menetapkan pendidikan sebagai tantangan yang digeluti.
"Saya ingin memberi kontribusi pada dunia dan kemanusiaan melalui bidang ini. Salah satunya dengan berupaya meningkatkan kecerdasan keuangan keluarga atau masyarakat," kata lelaki kelahiran Jakarta, 10 Juli 1964 ini.
Roy Sembel dikukuhkan sebagai guru besar pada Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia (UKI) tanggal 23 Juli 2005. Ia menetapkan misi hidupnya "ingin menjadikan dunia ini sebagai tempat hidup yang lebih baik bagi semua orang, melalui pendidikan dalam arti luas".
Untuk menjalankan misinya, suami Ny. Vivi Yuanita Lapian ini selain berkecimpung di dunia pendidikan formal juga aktif dalam berbagai bentuk pembelajaran alternatif di luar sekolah. Ia menulis di berbagai media massa, menjadi narasumber dalam banyak acara televisi dan radio, memberikan bimbingan perencanaan keuangan keluarga, ikut memelopori Tim Olimpiade Fisika Indonesia (bersama Prof Yohannes Surya), menjadi moderator internet groups (yahoogroups), dan banyak kegiatan pendidikan lainnya.
Pendekatan yang dilakukannya adalah melalui filosofi WISDOM yang katanya adalah kependekan dari: Watak (kenali kekuatan dan kelemahan diri dan situasi lingkungan saat ini), Ingin (tetapkan tujuan secara SMART/Specific, Measurable, Attainable, Reality Based, Time Bound), Siasat (memetakan strategi untuk bertolak dari W menuju I), Didik (kembangkan diri sebagai manusia pembelajar), Otak/Otot (lakukan kerja lebih cerdas dan lebih keras), Manajemen/Monitor (kelola sumber daya berupa aset, waktu, hubungan, dan kesehatan) secara optimal dan monitor hasil pelaksanaan dibandingkan dengan rencana semula.
Sumber : tokohindonesiadotcom