Reksadana: Alternatif Investasi Pemodal Kecil (2)

Investment / 10 April 2008

Kalangan Sendiri

Reksadana: Alternatif Investasi Pemodal Kecil (2)

Fifi Official Writer
8466
Melanjutkan artikel sebelumnya, kami akan membahas tentang serba serbi reksadana untuk memudahkan anda yang ingin berinvestasi dalam menentukan pilihan.

Sama seperti saham, pembelian reksa dana pun ada batasan minimalnya. Juga batasan maksimalnya, yakni 1% dari total UP yang ditawarkan. Dengan demikian tidak ada monopoli dalam kepemilikan UP. Bagi yang masih tertarik dengan reksa dana tersebut tapi kepemilikannya sudah 1%, "Ya, harus memakai nama orang lain. Atau mencari reksa dana lain," ujar Frida. Minimum kepemilikan reksa dana tidak ditentukan berdasarkan berapa persen UP yang harus dibeli, tapi berapa rupiah harus membeli. Beberapa reksa dana tidak mematok angka seragam. Ada yang sebesar Rp 250.000,-, "... seperti Panin Dana Maksima dan Panin Dana Optima dari Panin Sekuritas," ucap Frida. Namun ada juga yang Rp 500.000,-. Jika kinerja reksa dana tersebut bagus, Anda bisa menambah investasi. Target reksa dana memang pemodal retail.

Namun jangan keburu nafsu! Layaknya instrumen pasar modal lainnya, reksa dana rentan pula terhadap risiko (kerugian). Akan tetapi tidak seperti teman-temannya tadi, reksa dana mempunyai jurus untuk berkelit dari terkaman risiko. Ini karena sifatnya yang bisa didiversifikasikan portofolionya. Frida memberi contoh, "Panin Dana Maksima misalnya, yang termasuk reksa dana saham, bisa melakukan investasi di 30 saham yang berbeda dan beberapa bank dengan yield yang berbeda-beda." Otomatis risiko investasi satu bisa diimbangi oleh keuntungan investasi lainnya. "Dengan demikian, kalau saham mudah-mudahannya (tercapainya target - Red.) itu 25%, reksa dana bisa 30 - 35%. Ketidakpastian hasil ini harus dipahami oleh investor sebelum melakukan investasi dalam reksa dana," tambah Frida. Hantu" lain adalah risiko likuiditas yang timbul apabila secara serentak para pemodal melakukan penjualan kembali atau penebusan (panic selling). "Efeknya membuat NAB turun," papar Frida. Kalau NAB turun, keuntungan tentunya berkurang pula.

Dilihat dari harganya, reksa dana memang murah. Tapi jangan lupa dengan biaya lain yang harus diperhitungkan. Pertama, selling fee, yang dikenakan pada saat pembelian UP. Besarnya bervariasi antara 1 - 3%. Kemudian saat mau melikuidasi dikenai biaya redemption fee, yang besarnya bervariasi tergantung lama penyimpanan. Frida menegaskan, "Reksa dana ini bagus untuk investasi jangka panjang. Minimal enam bulan." Semakin lama investasinya semakin rendah redemption fee-nya. Masih ada biaya switching fee bagi yang ingin memindahkan jenis reksa dana ke dalam reksa dana lain yang masih dalam satu atap. Pada beberapa reksa dana biaya ini tidak ada.

Kenali diri sendiri
Reksa dana di negara-negara maju sudah sangat tua. Bank-bank besar umumnya memiliki anak perusahaan yang bergerak di bidang reksa dana. Dengan begitu catatan pengalaman mereka sudah panjang dan meyakinkan. Maka kalau bank tersebut membuka cabang di Jakarta dan membuka reksa dana, kita boleh merasa lebih aman.

Bagaimana dengan Indonesia?
Meski sudah lama, tapi reksa dana di Indonesia relatif baru berkembang. Karena itu, maraknya reksa dana di Indonesia saat ini perlu mendapat perhatian serius bagi calon investor. Fenomena booming di Indonesia tak bisa luput dari sikap latah. Ingat dengan kasus Pakto 1988 yang memberi iklim bagi menjamurnya bank-bank di Indonesia? Hasilnya bisa dilihat pada saat ini dengan banyaknya bank-bank bermasalah. Perilaku ini perlu mendapat perhatian investor.

Lepas dari fenomena menjamurnya reksa dana, sebelum memutuskan untuk bereksadanaria, calon investor patut mengenal diri sendiri. Apakah ia termasuk risk taker (berani menanggung risiko), netral, atau konservatif. Pengenalan ini erat kaitannya dengan produk reksa dana yang akan dibeli. Sejauh ini, investor tipe konservatif masih dominan dengan banyaknya produk reksa dana fixed income. Hal itu erat kaitannya dengan faktor risikonya yang relatif kecil. "Sejelek-jeleknya kinerja, tetap memperoleh kupon bunga," begitu kira-kira kilah mereka.

Dalam memilih reksa dana, Frida memberi saran. "Lihat dulu profil perusahaan. Kemudian pengalaman serta kredibilitas manajer investasi dan perusahaannya." Pertimbangan lain yang perlu diambil adalah kredibilitas serta bonafiditas lembaga pendukungnya. Perilaku manajer investasi dalam meraih target perlu pula diperhatikan. Apakah akan bermain dinamis atau konservatif? Sebelum meneken kontrak, harus mengerti benar apa yang terkandung dalam prospektus yang diberikan. Jangan malu bertanya, sebab transparansi dan perhatian sangat dijunjung tinggi dalam investasi ini. Sebagai investor, Anda bisa bertanya berapa NAB hari ini. Kalau di saham, jika Anda memiliki modal kecil, bisa jadi terabaikan.

Hati-hati pula dengan iklan-iklan reksa dana yang menampilkan grafik. Informasi itu kelihatannya manis. Padahal banyak informasi pahit di belakangnya yang juga perlu diketahui. Dari rubrik konsultasi di Tabloid KONTAN asuhan Hasan Zein Mahmud terungkap, banyak pertanyaan tentang reksa dana berkaitan dengan iklan yang ada di media cetak.

Jika sudah dipahami betul lika-liku di balik reksa dana, bolehlah kemudian berencana untuk membelinya. Caranya sangat gampang. Syaratnya pun tak bertele-tele; punya uang, kartu identitas diri, serta rekening di bank. Anda tinggal datang ke manajer investasi atau agennya, meminta formulir, dan mengirim sejumlah uang sebagai tanda pembelian ke nomor rekening bank kustodian. Bukti transfer, formulir yang telah diisi, serta fotokopi identitas diri kemudian diserahkan ke manajer investasi. Anda pun sudah memegang sejumlah UP dan tinggal menunggu berbiaknya dana. Selanjutnya Anda akan menerima laporan perkembangan tentang reksa dana dan informasi lain yang relevan. Untuk mengurangi risiko, sebarlah dana dalam beberapa reksa dana.

Lepas dari semua kekurangan yang ada saat ini, kalau dikelola oleh ahli-ahli yang profesional dan berpengalaman, reksa dana merupakan alternatif investasi yang menarik. Di reksa dana, modal kecil bersatu bersama dengan modal kecil lainnya sehingga menjadi besar. Dengan demikian sebaran investasinya pun bisa menjadi lebar sekali, sehingga kalau ditinjau dari risk bearing dan risk avoiding bisa dilakukan penyebaran risiko.

Nah, kecil itu selain indah ternyata bisa mengurangi risiko dan ... menguntungkan juga!

Sumber : artikel lepas
Halaman :
1

Ikuti Kami