Dewan Gereja Se-Dunia Mengecam Film Fitna

Internasional / 3 April 2008

Kalangan Sendiri

Dewan Gereja Se-Dunia Mengecam Film Fitna

Puji Astuti Official Writer
6024

Dewan Gereja se-Dunia (WCC) mengecam film baru anggota perlementer Belanda yang menuduh Al-Qur'an mendorong kekerasan.

Direktur Program Dialog Antaragama WCC itu mengkritik film pendek Geert Wilders berjudul "Fitna" sebagai " kasus yang jelas dari Islamofobia."

"Terlihat melalui gambar-gambar, pembuat film melukiskan ekstrimisme keras tanpa ada usaha untuk memisahkannya dari Islam mainstream," kata Premawardhana. "Ekstrimisme adalah masalah di setiap agama dan perlu dicegah melalui dialog antaragama."

Wilders, pemimpin Partai Kebebasan yang anti imigrasi, menayangkan video pendeknya di Internet pada Kamis lalu dan disambut kemarahan umat Muslim di seluruh dunia. Di film tersebut, gambar serangan 11 September di Amerika Serikat dan peledakan bom yang dilakukan ekstrimis Muslim muncul bersama kutipan-kutipan dari Al-Qur'an.

Dalam pernyataan bersama, para menteri luar negeri Uni Eropa, mengecam film tersebut dan mengekspresikan dukungan mereka untuk Pemerintah Belanda, yang menjauh dari film Wilder.

"Film itu menyamakan Islam dengan kekerasan dan pandangan ini dengan tajam ditolak," bunyi pernyataan 27 menteri tersebut.

Namun, Uni Eropa juga mengatakan film itu tidak melewati batas kebebasan beragama dan mereka yang terhina oleh isinya tidak seharusnya bereaksi dengan kasar.

"Merasa terhina bukanlah alasan untuk menyerang atau mengancam," kata mereka.

Film itu menyebabkan kemarahan di negara-negara mayoritas Muslim termasuk Iran, yang menyebut film itu mengerikan, menghina dan anti-Islam.

Sebuah delegasi yang terdiri dari umat Kristiani dan Muslim Belanda minggu lalu mengunjungi Mesir untuk mengurangi kerusakan yang dapat disebabkan film tersebut. Menurut Ecumenical News International, mereka membawa pesan bahwa mayoritas populasi, komunitas gereja dan Muslim di Belanda menentang film tersebut, namun kebebasan berbicara berarti bahwa Pemerintah Belanda tidak berkuasa melarang penayangannya.

Menurut anggota delegasi, According to mempemimpin spiritual umat Muslim Sunni sedunia, Sheikh Muhammad Sayyid Tantawy, mengekspresikan ketidaksenangannya kepada mereka dalam pertemuan selama setengah jam tersebut.

"Seorang anggota parmelen di Belanda menghina satu setengah milyar umat Muslim. Ini tidak dapat ditoleransi," kata Sheikh seperti dikutip delegasi.

Bas Plaisier, anggota delegasi dan sekretaris jenderal Gereja Protestan di Belanda, mengatakan setelah pertemuan dengan Talawy, "Sekali lagi jelas bagi kami bagaimana respon terhadap isu ini sangat emosional di dunia Arab. Film ini bermain dengan api."

Awal bulan lalu, WCC meluncurkan komentar "Belajar untuk Mengeksplorasi Kasih Bersama-sama," dimana tubuh ekumenikal itu mendesak baik Muslim dan Kristiani menemukan dasar bersama dalam kasih untuk Tuhan dan sesama.

Komentar tersebut menyusul "Renungan mengenai Imperatif Religius Kita untuk Memupuk Sensitivitas dan Rekonsiliasi dalam Masyarakat yang Berubah" yang dirilis Komite Pusat WCC Februari lalu. Dokumen itu mendorong gereja-gereja "bekerja memajukan rekonsiliasi dan penyembuhan" melalui dialog dengan umat Muslim yang menuntun masyarakat "tidak hanya dari permusuhan ke kehidupan yang damai, namun juga perayaan kehidupan kita bersama-sama."

Sebuah kepercayaan jika dilihat dari sisi berseberangan tidak akan pernah menemukan titik temu. Dan agama bukanlah untuk diperdebatkan dan hanya sebagai sebuah wacana, namun harusnya merupakan sebuah gaya hidup, sebuah kitab yang terbuka. Untuk itu, dalam menyikapi sebuah cara pandang negatif seperti film Fitna ini, dituntut sebuah kebijaksanaan dan hikmat sehingga tidak terpancing dan membuat hubungan antar umat beragama menjadi ricuh. Mari kita bangun kedamaian di hati dan di bumi ini.

Sumber : Kristianpost.co.id
Halaman :
1

Ikuti Kami