Tibet Angkat Bicara, Cina Berusaha Bungkam

Nasional / 19 March 2008

Kalangan Sendiri

Tibet Angkat Bicara, Cina Berusaha Bungkam

Puji Astuti Official Writer
5866

Tibet yang masih berada dibawah kekuasaan Republik Rakyat China melakukan berbagai aksi protes menuntut kemerdekaan. Hal ini berlangsung bersamaan dengan dimulainya estafet Obor Olimpiade Beijing 2008 yang melewati Tibet.

Tokoh spiritual Tibet di pengasingan Dalai Lama menjelaskan bahwa Tibet menghadapi "genosida kultur." Pernyataan ini disampaikan Dalai Lama di saat personil polisi dan militer China mengambil tindakan tegas menyusul aksi protes yang diwarnai kekerasan sehingga menyeret China ke dalam publisitas negatif menjelang dilangsungkannya Olimpiade Beijing 2008.

"Apakah pemerintah China mengakui atau tidak, yang pasti telah terjadi masalah di Lhasa. Apakah secara sengaja atau tidak tidak sengaja, genosida kultur berlangsung di ibukota Tibet tersebut," kata Dalai Lama di Dharmsala, India utara yang menjadi basis pemerintah Tibet di pengasingan. Dalai Lama juga menyerukan dilangsungkannya investigasi internasional terhadap aksi kekerasan yang dilakukan aparat keamanan China terhadap demonstran di Tibet.

Militer dan kepolisian China mengambil tindakan tegas setelah unjuk rasa yang berlangsung selama 5 hari di Lhasa memuncak dengan aksi kekerasan Jumat (14/3) lalu. Beberapa bikhsu Budha dan sejumlah demonstran lainnya dilaporkan membakar sejumlah kendaraan polisi dan pertokoan. Aksi tersebut dilakukan untuk menentang kekuasaan Beijing terhadap Tibet dalam 2 dasawarsa terahkir.
 
Berbagai sumber di
Tibet menyebutkan ditemukan sekitar 80 jenazah akibat kerusuhan Jumat lalu. Thubten Samphel, juru bicara pemerintahan Dalai Lama di pengasingan, mengaku tidak mengetahui berapa banyak korban jiwa dari pihak demonstran. Thubten Samphel menjelaskan setidaknya 72 orang cidera dalam kerusuhan di ibukota Lhasa tersebut.

Kantor berita resmi China Xinhua melaporkan sedikitnya 10 warga sipil tewas terpanggang dalam aksi kerusuhan Jumat lalu. Namun angka korban jiwa tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen karena China membatasi akses media asing ke Tibet.

TV Kabel Hong Kong melaporkan sekitar 200 kendaraan militer yang mengangkut puluhan tentara lengkap dengan senjata memasuki Lhasa Minggu (16/3) ini. Tayangan televisi menunjukkan sebagian besar jalan-jalan di Lhasa sepi dan kendaraan militer maupun tempur China nampak berpatroli serta sejumlah tentara dikerahkan untuk menggeledah beberapa gedung.
  
Kerusuhan di Lhasa Jumat lalu berlangsung tepat 2 pekan sebelum dimulainya estafet obor Olimpiade Beijing yang diantaranya akan melintas di Tibet. Pemerintah komunis China berharap penyelenggaraan Olimpiade pada 8-24 Agustus 2008 di Beijing akan meningkatkan popularitasnya di dalam maupun luar negeri. Namun kerusuhan di
Lhasa telah mengangkat masalah pelanggaran HAM dan polusi China ke permukaan pandangan publik dunia.

Hal ini juga diikuti dengan tindakan pemblokiran website Youtube yang menayangkan streaming video berbagai demostrasi yang terjadi di Tibet. Pemerintah Cina membatasi penggunaan internet di China hanya untuk edukasi dan bisnis. Dengan cara pemblokiran sarana informasi melalui Youtube, mungkin pemerintah China berharap kerusuhan tidak terus meluas.

Bagaimana kisah selanjutnya dari negeri tirai bambu ini? Seperti sebuah film, episode selanjutnya Anda harus nantikan. Tapi mari kita harapkan yang terbaik bagi semua pihak. Baik bagi Tibet maupun RRC sendiri. Semoga dengan Olimpiade 2008 ini, kasih Tuhan bisa masuk melalui sela-sela yang ada ke negeri yang hingga kini masih dikenal dengan keras melakukan penyesahan kepada orang-orang percaya.

Sumber : Kompas.com/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami