Kuasa Dibalik The Passion Of  The Christ

Internasional / 19 March 2008

Kalangan Sendiri

Kuasa Dibalik The Passion Of The Christ

Puji Astuti Official Writer
18547
The Passion Of  The Christ, sebuah film tentang 12 jam sebelum Yesus disalibkan, dimulai dari taman Gesemani hingga berada di Golgota. Film yang di rilis tahun 2004 lalu ini, hingga kini masih sangat berdampak sangat luar biasa setiap kali ditayangkan. Apa keistimewaan film yang disutradarai oleh Mel Gibson sehingga bisa mengesankan Paus Yohanes Paulus II dan membuat Billy Graham menitikkan air mata ini?

The Passion of The Christ menceritakan sengsara Kristus menuju kayu salib. Yang membuat film ini berbeda dari film-film Yesus yang lain adalah  penggambaran secara mendetail tentang penderitaan Yesus. Dalam film ini penderitaan Yesus digambarkan begitu memilukan, seluruh tubuhnya bermandikan darah dan penuh dengan luka. Pukulan dan teriakan, seakan nyata didepan mata kita, sehingga bila Anda menontonnya pada saat penyikasaan rasanya ingin memalingkan muka.

Mel Gibson dalam salah satu wawancaranya menyatakan, "Saya ingin menggambarkan betapa dasyatnya  penderitaan Yesus, sehingga penonton menyadari penderitaan macam apa yang Yesus alami. Film ini sangat penuh dengan kekerasan, sehingga jika Anda tidak suka sebaiknya jangan menonton. Atau jika Anda ingin keluar pada saat film ini baru setengah main, silahkan!" Tetapi mel sempat menambahkan, "Film ini intinya menceritakan tentang iman, harapan, kasih dan pengampunan didalam Yesus Kristus."

Film yang dibuat dengan modal senilai $ 25 juta atau jika dirupiahkan sekitar 210 milliar rupiah ini, mengambil lokasi di Matera - Roma, Italia. Dibintangi oleh James Caviezel sebagai Yesus (dan secara kebetulan beinisial JC juga), Maia Morgenstern sebagai Maria ibu Yesus, Hristo Jivko sebagai Yohanes dan Monica Bellucci sebagai Maria Magdalena. Percakapan dalam film ini menggunakan bahasa latin dan Aram, yang merupakan bahasa asli pada jaman Yesus masih melayani di dunia ini.

Adegan-adegan yang penuh kekerasan dan darah dalam film ini membuat The Passion masuk dalam kategori R-rated atau restricted, yaitu hanya boleh di tonton oleh orang dewasa. Siksaan prajurit-prajurit romawi, perjalanan panjang menuju bukit Golgota dengan kayu salib, dengan semua luka dan kehilangan darah akibat cambukan yang dialami sebelumnya hingga Dia berada dikayu salib membuat setiap orang berpikir, bagaimana seseorang masih sanggup bertahan hidup dibawah siksaan jasmani yang begitu berat.

Bagaimana dengan komentar tokoh-tokoh Kristen tentang film "The Passion of The Christ?"

Rick Warren, pendeta dari gereja Saddleback Valley Community dan penulis buku The Purpose Driven Life berkata, "Saya tidak bisa membayangkan film lain yang telah membuat saya begitu bersukacita dalam 20 tahun terakhir."

Don George, pastor dari Calvary Temple of Irving, Texas berkata, "Saya sarankan Anda menonton film yang masuk kategori R-rated ini."

"Setiap orang Kristen harus menonton film ini', kata Rick Joyner, "The Passion of The Christ memiliki kuasa untuk membawa perubahan dalam kekristenan. Ada urapan dan kuasa dalam film ini. Bahkan sebelum saya menyaksikannya, saya tahu bahwa film ini mempunyai kuasa untuk mulai merubah kekristenan. Memang kedengarannya terlalu dilebih-lebihkan, tetapi saya percaya bahwa hal ini akan menjadi kenyataan. Merupakan doaku yang sungguh-sungguh agar setiap orang Kristen bisa menonton film ini."

Mari kita berdoa agar film ini dapat membawa tuaian yang besar. Kasih Tuhan akan diberitakan ke seluruh dunia melalui "The Passion of The Christ." Untuk Anda yang di Indonesia, jangan lupa saksikan "The Passion of The Christ" pada 21 Maret 2008, pukul 21.00 WIB di Bioskop Trans TV. Pastikan Anda mengajak keluarga, teman dan saudara untuk menyaksikannya, buktikan kuasa Tuhan sanggup bekerja melalui media film, dan menjamah mereka yang perlu kasih Tuhan.

Sumber : Obor Indonesia/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami