Penembakan Pelajar Seminari di Yerusalem

Internasional / 10 March 2008

Kalangan Sendiri

Penembakan Pelajar Seminari di Yerusalem

Puji Astuti Official Writer
6219

Ribuan warga Israel berkumpul di luar seminari rabinikal di Yerusalem,mereka meratapi para pelajar yang tewas diberondong peluru pada kamis (29/03) lalu. Hal ini dilakukan pada saat memulai prosesi pemakaman untuk delapan pelajar yang dibunuh seorang pria bersenjata yang diduga berkebangsaan Palestina.

Seorang rabi berjanggut mengucapkan mazmur-mazmur Ibrani baris per baris, sambil diikuti kerumunan, untuk mengngat para siswa yang tewas yang berusia antara 15-26 tahun. Warga juga berkumpul di balkon-balkon rumah terdekat untuk mengikuti acara tersebut, setelah mayat mereka dibawa ke pemakaman.

Pria bersenjata itu menyerang sebuah seminari atau sekolah teologi Yahudi di Merkaz Harav Yeshiva di Yerusalem dan melepaskan tembakan membabi buta yang mengakibatkan delapan pelajar terbunuh, menurut Associated Press.

Sementara itu sembilan orang lainnya dilaporkan cedera akibat aksi pelaku yang menggunakan senjata api jenis AK-47 dan sepucuk pistol itu. Sumber di rumah sakit menyatakan 3 pelajar yang mengalami luka berada dalam kondisi yang sangat serius. Aksi penembakan itu terjadi di perpustakaan seminari yang sedang padat-padatnya dikunjungi pelajar yang mengambil sesi belajar malam hari.

Jurubicara kepolisian Yerusalem Micky Rosenfeld mengatakan sekira 80 pelajar tengah berada di perpustakaan tersebut saat penembakan terjadi. Mendengar suara tembakan, para pelajar panik dan masing-masing berusaha menyelamatkan diri dari serangan dengan melompati jendela. Sedikitnya enam selongsong peluru ditemukan berserakan di lantai.

Aksi berdarah itu akhirnya terhenti setelah seorang personil militer
Israel yang juga lulusan seminari itu menembak pria bersenjata tersebut, terang pimpinan seminari, David Simchon. "Tidak ada isyarat atau pertanda sebelum serangan berdarah ini," imbuh Kepala Polisi wilayah Yerusalem Aharin Franco.

Franco mengidentifikasikan sang penembak berasal dari Jabel Mukaber, sebuah pemukiman di timur Yerusalem bagi warga Palestina yang memegang KTP Israel sehingga mereka bebas keluar masuk negara Yahudi itu tidak seperti warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza.

Sementara sejumlah penduduk di lingkungan Jabel Mukaber mengidentifikasi pelaku sebagai Alaa Abu Dheim, 20, dan mengatakan ia pernah bekerja sebagai supir di seminari itu. Lokasi penembakan merupakan salah satu seminari terbesar di Israel, yang memiliki sedikitnya 500 siswa dan 200 mahasiswa.

Sesaat setelah aksi penembakan itu, Televisi Hizbullah di Beirut mengklaim bahwa serangan itu merupakan tanggungjawab anggota kelompok yang belum dikenal yakni "Phalange of Free of Galilee - kelompok Martir Imad Mughniyeh dan Martir di Gaza." Mughniyeh adalah komandan top Hizbullah yang dibunuh di Damaskus dalam satu pemboman 12 Februari lalu yang dituding dilakukan Israel. Israel sendiri membantah melakukan pembunuhan itu namun para pendukung Mughniyeh bersumpah akan melakukan aksi balasan.

Presiden AS George W. Bush, dalam pernyataannya menggambarkan serangan itu sebagai tindakan barbar dan jahat. Bush meyakinkan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert bahwa AS akan terus berdiri di samping Israel setelah serangan ini. Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dan Sekjen PBB, Ban Ki-moon, juga mengecam keras serangan tersebut. Abbas juga mengutuk saingan politiknya, Hamas, yang menguasai wilayah Gaza karena gagal mencegah serangan itu. "Kami mengutuk seluruh serangan terhadap warga sipil baik itu rakyat Palestina maupun rakyat Israel," katanya dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu pemerintah Israel lewat jubirnya Mark Regev menegaskan bahwa serangan itu tidak akan membelokkan perundingan damai namun meminta pemerintah Palestina melakukan tindakan terhadap para ekstremis bukan sekedar mengecam serangan itu. Serangan ini sendiri berlangsung hanya sehari setelah Menteri Luar Negeri AS, Condoleezza Rice, berupaya untuk membawa Palestina dan Israel kembali ke meja perundingan.

Semoga damai bisa terwujud bagi dua bangsa yang bersaudara ini. Karena bagaimanapun peperangan akan selalu menyisakan duka, dan pastinya nyawa mereka yang tak berdosa harus lenyap dengan sia-sia.  Konflik berkepanjangan ini, sungguh sangat disayangkan. Apa lagi damai yang sedang diperjuangkan harus dinodai dengan darah, semoga dalam waktu dekat damai bisa menjadi bagian dari kehidupan di Israel dan Palestina.

Sumber : kristianipost.com/vm
Halaman :
1

Ikuti Kami