Kita sering mendengar keluhan, sudah berdiet ketat dengan membatasi konsumsi karbohidrat dan berlapar-lapar, tetapi tidak berhasil menurunkan berat badan. Demikian juga dengan penderita Diabetes Mellitus yang sudah berusaha keras membatasi jumlah karbohidrat menurut porsi yang telah dianjurkan dokter, tetapi tidak berhasil menurunkan kadar gula darah. Apa yang salah pada program diet mereka?
Penurunan berat badan atau gula darah yang hanya didasarkan pada pengaturan porsi makanan, khususnya jumlah karbohidrat yang dikonsumsi tidaklah tepat. Anggapan bahwa setiap karbohidrat dalam jumlah yang sama akan mempunyai efek yang sama, adalah keliru.
Secara teoritis, setiap gram karbohidrat akan menghasilkan 4 kkal energi, apa pun jenisnya. Kenyataannya, tidak setiap jenis karbohidrat memiliki daya cerna yang sama di dalam tubuh. Faktor keberadaan serat, struktur molekul serta zat penghambat akan sangat menentukan mudah tidaknya suatu jenis karbohdirat dicerna.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa karbohidrat yang berbeda ternyata memberikan efek peningkatan kadar gula darah dan respon insulin yang berbeda, walaupun diberikan dalam jumlah yang sama. Hal tersebut menjadi petunjuk bahwa jumlah karbohidrat saja bukan merupakan dasar yang kuat dalam mengendalikan gula darah.
Selain mengenai porsi karbohidrat yang harus dikurangi, informasi penting lain yang juga harus dimiliki untuk mencegah atau mengendalikan Diabetes Mellitus adalah indeks glikemik (IG). Beberapa studi menujukkan bahwa asupan karbohidrat dengan IG tinggi menghasilkan insulin resiten yang lebih tinggi dibandingkan dengan asupan karbohidrat dengan IG rendah.
IG jangan merupakan tingkatan pangan menurut efeknya (immediate effect) terhadap kadar gula darah. Pangan yang memiliki IG tinggi akan menaikkan kadar gula darah dengan cepat. Sebaliknya pangan dengan IG rendah akan lambat menaikkan kadar gula darah.
Berdasarkan IG-nya, pangan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pangan dengan IG rendah (kurang dari 55), sedang (antara 55-70), dan tinggi (lebih dari 70). Sebagai pembanding murni, yang memilikii IG=100. Pengenalan karbohdirat berdasarkan nilai IG-nya sangat penting sebagai acuan dalam menentukan jumlah dan jenis pangan sumber karbohidrat yang tepat untuk menjaga kesehatan.
Sumber : senior