Sikap Positif (2)

Kata Alkitab / 29 February 2008

Kalangan Sendiri

Sikap Positif (2)

Admin Spiritual Official Writer
8825

Bagian satu tulisan tentang sikap ini mengulas tentang perbedaan utama sikap negatif dan positif yang akan menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam hidup. Bagian kedua tulisan ini akan mengulas tentang sikap yang seharusnya dimiliki seorang pemimpin ketika menghadapi berbagai keadaan serta masalah dalam pekerjaan dan pelayanannya.

Membangun Kepemimpinan Dimulai Dengan Menyesuaikan Sikap

Sumber : Matius 5:1-7:29

Pesan Yesus yang paling terkenal, Kotbah di Bukit memiliki fokus pada hati pendengar-Nya. Dia memiliki target murid-murid-Nya sebagai pendengar-Nya (Matius 5:1,2) dan terus berkotbah tentang apa yang kita sebut sekarang sebagai "Kata-kata Bahagia". Dia memanggil orang-orang-Nya untuk menjadi berbeda, untuk melihat dunia dari perspektifnya Tuhan, untuk berhubungan dengan manusia melalui busana supranatural.

Yesus mendemonstrasikan bahwa mengembangkan kepemimpinan dimulai dengan membentuk perspektif pendengarnya. Yesus menantang perspektif manusia normal di atas :

  • kemiskinan spiritual dan juga sukses
  • kesedihan dan dukacita
  • kesabaran dan kelembutan
  • gairah dan rasa lapar
  • anugerah dan belas kasihan
  • kemurnian dan integritas
  • pembuat kedamaian dan pembalasan
  • penganiayaan dan malapetaka

Sikap : Pemimpin Harus Terfokus Pada Kemampuan Tuhan, Bukan Pada Kemampuan Diri Sendiri

Sumber : Matius 20:1-16

Pemimpin seharusnya sering membaca kisah ini. Ini menggambarkan anugerah Tuhan, diilustrasikan oleh seorang pemilik lahan dan pengerja kebun anggurnya. Pekerja menunjukkan pada kita bagaimana seorang pemimpin terlihat ketika mereka berpaling dari Tuhan dan memakai kemampuan mereka sendiri. Melalui perumpamaan ini Yesus berusaha mengkoreksi sikap yang salah. Dia mencoba untuk mengalamatkan dengan benar :

1. Penyerahan Diri
Kita mengomel dan membuat komplain tentang ketidakadilan. Kita berfokus lebih kepada pekerjaan kita dibanding Tuhan.

2. Membandingkan
Kita mengabaikan anugerah Tuhan, dan asyik memikirkan status orang lain.

3. Kecongkakan
Kita mengharap terlalu banyak ketika tiba waktunya menerima upah dan melupakan bahwa setiap berkat adalah pemberian.

4. Penyimpangan
Ketika kita menghakimi orang lain sebagai orang yang tidak pantas, kita tidak memahami tentang keseluruhan kerajaan Allah.

Sikap Positif : Tugas Pertama Yesus Adalah Untuk Mengubah Perspektif Mereka

Sumber : Lukas 6:20-23

Apa yang Yesus pertama lakukan ketika melatih pemimpin-pemimpinnya? Dia mengubah perspektif mereka dan juga perilaku mereka. Dia berbicara tentang memberkati orang miskin, lapar, yang dibenci, dikurung atau dianiaya. Bicara tentang perubahan sikap! Pelatihan yang efektif selalu dimulai dengan sikap dan perspektif, merubah individual dari dalam keluar.

Sikap Seorang Pemimpin

Sumber : Roma 1:1, 14-16

Paulus memulai kitab Roma dengan menampakkan dirinya sebagai pelayan Tuhan Yesus. Sebelum dia menjadi Rasul atau seorang pengkotbah dalam kitab Injil, dia adalah pelayan. Ini adalah gambaran paling komprehensif tentang kepemimpinan dalam Perjanjian Baru. Paulus memakai bahasa Yunani doulus yang lebih sering ditandai sebagai seorang pelayan yang telah bersedia dan secara hukum mengikat dirinya sendiri pada tuannya (Roma 1:1, Filipi 1:11, Titus 1:1).

Perjanjian Lama memberi latar belakang bagi konsep Ibrani ini (Ulangan 15:1-23). Ketika datang waktunya bagi tuan melepaskan seorang budak, budak itu punya pilihan untuk menerima kebebasannya, atau tinggal tetap dan melayani tuannya atas dasar pilihan :

1. "Saya adalah orang yang berhutang" (ayat 14)
Secara literal berarti dia memiliki hutang untuk dibayar. Catatlah bahwa ini bukanlah suatu hutang yang ia miliki pada Tuhan, namun pada orang-orang. Dia tujukan pada mereka yang belum pernah mendengar tentang Injil Tuhan.

2. "Saya siap" (ayat 15)
Secara literal kata ini memiliki arti dia merasa terbakar di dalam batinnya. Antusiasmenya datang dari responnya pada Tuhan.

3. "Saya tidak malu" (ayat 16)
Mengapa tidak? Karena meskipun dia adalah minoritas yang dilecehkan dari minoritas terkecil namun pesannya adalah membawa kuasa Tuhan untuk menyelamatkan setiap orang.

Sikap Positif : Sikap Paulus Mencerminkan Keluhuran Hidupnya

Sumber : Filipi 1:12-18

Kesadaran pribadi bekerja dengan dua cara. Pertama, kita bekerja terhadapnya. Kemudian, mereka yang bekerja pada kita. Sekali Paulus telah menjelaskan tentang misi hidupnya, bahwa tujuan harian telah mengembangkan sikapnya. Di penjara, kapal karam, kala dipukul, melalui pencobaan dan perdebatan, Paulus menjaga tetap tersenyum karena kesadaran kuatnya akan suatu tujuan. Dia mengerti bahwa pemimpin dapat menyerah pada keadaan yang mereka alami atau mereka dapat menyerah pada kehendak yang Maha Kuasa, sementara keadaan menjadi tidak masalah.

Ketika kita menyerah pada keadaan, kita punya hari baik dan hari buruk. Kita berada dalam kemurahan atas apa yang terjadi dalam diri kita. Ketika kita menyerah pada penyebab atau tujuan, kita memiliki hari yang baik sementara kita berjalan, tujuan kita tidak menjadi mati. Sikap Paulus menolong tujuan hidupnya terus melaju, kemudian tujuan hidupnya menolong sikapnya untuk maju juga. Sikapnya menolong dia menyimpulkan bahwa tidak masalah apa yang menimpa dirinya atau pada orang lain selama misinya terus berlanjut.

Sikap Positif : Paulus Memiliki Pemikiran Untuk Membuatnya

Sumber : Filipi 4:11-13

Paulus memelihara sikap positif meski pada hari-hari buruk. Dia mengajarkan pada kita bahwa :

  1. Sikap punya sedikit untuk dilakukan bersama dengan keadaan (ayat 11).
  2. Sikap dapat berubah, seperti juga keadaan (ayat 12).
  3. Sikap dapat dikembangkan, jika kita belajar rahasianya (ayat 12).
  4. Sikap punya satu sumber untuk kekuatannya (ayat 13).

Sumber: Maxwell Leadership Bible

Sumber : Sumber: Maxwell Leadership Bible
Halaman :
1

Ikuti Kami