Malam itu saya pergi menyendiri dan menangis selama 3 jam. Bukan karena saya merasa sedih atau tertolak, tapi karena beban berat itu telah terangkat dari pundak saya. Saya merasa lega, dengan menaatiNya, saya sekarang bisa melakukan apapun yang Tuhan mau saya lakukan. Ini memberi saya keberanian untuk membuat keputusan penting lainnya. Saya akan menjalin pertemanan dengan gadis-gadis Kristen, bukan hubungan romantis. Mungkin komitmen seperti ini terdengar radikal dan tidak realistis bagi beberapa orang, namun bagi saya, keputusan ini membuat saya dapat membangun dasar yang kuat secara pribadi dan spiritual yang akan saya butuhkan seumur hidup saya.
Menghabiskan tahun-tahun kuliah dengan membangun persahabatan murni bersama dengan para gadis dan mempelajari kebenaran firman untuk mengetahui seperti apa hubungan yang berkenan bagi Tuhan, membantu saya menemukan gambaran rencana yang memuliakanNya di tengah konsep populer yang biasa disebut dengan "pacaran". Hanya karena kita tidak menemukan kata "pacaran" di Alkitab bukan berarti itu salah. Namun jika anda mengikuti langkah-langkah berikut ini, anda perlu menjadi berbeda dan melakukan hal-hal yang berbeda dari budaya atau kebiasaan yang anda tahu. Dengan ini anda juga akan menyenangkan Tuhan dan mempersiapkan diri anda sendiri untuk pernikahan suatu hari nanti.
Pacaran hanya dengan orang Kristen yang berkomitmen
Anda akan menikahi seseorang yang dengannya anda berpacaran. Jika anda menginginkan pernikahan yang berfokus pada Tuhan (yang jelas-jelas membutuhkan komitmen dari dua orang yang masing-masing berfokus pada Tuhan), maka anda sebaiknya mulai dengan tujuan itu di pikiran anda dan memperhatikan kepada siapa anda merasa tertarik. Ya, saya percaya dengan 2Kor 6:14 yang mengatakan, "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya...", yang berarti jangan menikah dengan orang yang tidak percaya. Tapi jika saya adalah anda, saya akan menentukan standar saya dalam berpacaran dan menikah dengan seseorang yang tidak hanya "sekedar" percaya, tapi lebih dari itu.
Kuncinya adalah membangun pertemanan atau persahabatan murni dengan lawan jenis Kristen yang berkomitmen, yang mempunyai visi dan kemauan untuk mengikuti Kristus dan menjadi seperti Kristus serta menjangkau orang lain untuk mengenalNya. Salah satu cara untuk mengetahui apakah nilai-nilai ini akan ada pada diri mereka di masa depan adalah dengan melihat seperti apa mereka di masa lalu dan saat ini. Periksalah apakah kata-kata mereka sesuai dengan perbuatan mereka.
Rencanakan kegiatan pacaran anda secara berkelanjutan
Mempunyai tujuan yang sama adalah salah satu hal yang esensi untuk hubungan pacaran atau pernikahan yang kuat. Bukan hanya butuh waktu (yang mungkin saja bertahun-tahun) untuk mengembangkan dang menghidup tujuan-tujuan itu, tapi juga membutuhkan perencanaan yang hati-hati. Bill Gothard, pendiri seminar Basic Youth Conflicts mengatakan, "tujuan utama dari pacaran adalah untuk mencapai kesatuan spiritual." Jika anda memasukkan tujuan itu dalam pacaran anda, maka anda perlu merencanakan aktivitas pacaran anda, sehingga dapat membuat anda dan pasangan menjadi lebih dekat pada Tuhan melalui waktu-waktu anda bersama. Pendekatan ini sangat jarang di jaman dimana banyak pasangan-pasangan Kristen hanya menghabiskan waktu pacaran untuk nonton atau duduk di sofa menonton TV.
Saya ingin berbicara terutama kepada para pria, karena andalah yang terutama bertanggung jawab dalam kepemimpinan spiritual di sebuah hubungan. Anda dapat merencanakan beberapa aktivitas yang menyenangkan sekaligus mempunyai arti, yang akan membuat anda dan pasangan dapat lebih saling mengenal dan menghargai satu sama lain. Jika kebiasaan pacaran anda hanya sebatas nongkrong atau bersikap spontan saja, pertimbangkan untuk mengubah diri anda menjadi pria yang mempunyai rencana. Rencana anda tentang kegiatan apa, kapan, di mana, dan bagaimana, tidak hanya mengkomunikasikan bahwa anda cukup peduli untuk melakukan pemikiran yang lebih jauh, tapi pasangan anda juga akan menghargai dan menghormati anda sebagai seorang pemimpin yang tahu ke mana arah yang dituju.
Jaga diri anda untuk pernikahan
Saya sangat prihatin dengan banyak peristiwa dimana pria hanya menunjukkan cinta pada wanita untuk memperoleh akses kepada hubungan seks. Mirip dengan hal itu, ada sejumlah wanita yang juga melakukan kesalahan dengan memberikan seks untuk mendapatkan cinta. Tuhan yang menciptakan seks menginginkan kita menghormati perkawinan dengan: "Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur" di Ibrani 13:4. Dia bukannya mencegah kita menikmati kesenangan fisik, tapi Dia ingin memberikannya pada kita secara utuh pada waktu yang tepat. Dalam konseling yang saya lakukan selama bertahun-tahun, saya mengamati bahwa pasangan yang sudah intim secara seksual sebelum pernikahan mengalami penurunan kepuasan seksual setelah mereka menikah. Memegang standar alkitabiah akan mempersiapkan anda untuk mengalami pernikahan yang romantis.
Usahakan dan utamakan komunikasi
Jika anda pacaran dengan seseorang yang tidak ingin banyak berbicara tapi ingin banyak "bertindak", anda mungkin harus memeriksa motivasi mereka. Mengetahui tentang fisik seseorang tidak sama dengan mengetahui atau mengenal pribadi seseorang di dalam tubuh itu. Setiap orang bisa mencium, tapi bagaimana caranya untuk mengadakan percakapan yang berarti? Dengan kata lain, jika pada akhirnya nanti anda menikahi pacar anda, malam pertama mungkin menyenangkan, tapi apa yang akan anda bicarakan ketika anda makan pagi keesokan harinya? Dan seiring dengan berlalunya waktu, tubuh kita akan mengalami proses penuaan, jadi seharusnya ada ikatan persahabatan yang lebih dalam yang lebih kekal dibanding ketertarikan fisik yang hanya sementara.
Belajarlah bagaimana untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang bagus, bagaimana untuk berbagi cerita baik fakta maupun perasaan, dan bagaimana untuk mendengarkan. Ada alasan mengapa Tuhan memberikan kita 2 telinga dan hanya 1 mulut. Berbagilah tentang masa lalu dan masa depan anda, kesukaan dan hal-hal yang tidak disukai, kekuatan dan kelemahan, nilai-nilai dan impian. Kebanyakan pasangan yang sudah menikah terkejut ketika mereka menyadari bahwa 90% dari masa pacaran mereka hanya berupa aktivitas dan hanya 10% yang digunakan untuk berkomunikasi, karena setelah bulan madu, perbedaan persentase yang jauh itu mulai menunjukkan akibatnya ke permukaan. Ketahuilah bahwa Tuhan menciptakan pria dan wanita dengan roh, jiwa, dan tubuh, yang kemudian memberikan kesempatan pada kita untuk belajar bagaimana menyambungkan antara satu dengan yang lainnya.
Buang harapan atau tuntutan yang terlalu berlebihan
Kadang tekanan muncul ketika salah satu mempunyai perasaan yang lebih kuat dibanding pasangannya, dan selalu ingin mendefinisikan hubungan mereka. Sikap cemburu dan posesif mendominasi banyak pasangan. Berikan ruang yang cukup untuk berkembang bagi satu sama lain, dengan tulus menginginkan yang terbaik dari Tuhan untuk mereka (bahkan jika itu berarti anda bukan pasangan yang tepat untuknya). Jangan terburu-buru, bangunlah persahabatan, lakukan selangkah demi selangkah.
Tekanan kadang juga muncul dari orang lain, ketika mereka bertunangan atau menikah dan bertanya, "Kapan giliranmu menikah?" atau "Kenapa kamu tidak berkencan Sabtu ini?" Jangan ijinkan orang lain "mengikat" anda pada pola pacaran atau hubungan yang anda sendiri tidak merasa nyaman menjalaninya. Ambil waktu anda dan jangan memaksakan diri. Ijinkan Tuhan mengembangkan perasaan di hati anda berdua, dengan caraNya dan dalam waktuNya.
Fokus untuk menjadi orang yang tepat
Kebanyakan orang menentukan fokus mereka untuk mencari orang yang tepat. Namun jika anda menentukan fokus anda untuk menjadi orang yang tepat (dengan kata lain anda mencari kerajaan Allah dan kebenaranNya terlebih dahulu), Tuhan akan membawa seseorang kepada anda. Sekarang, apakah anda ingin menghabiskan waktu anda dan melakukannya dengan cara Tuhan daripada dengan cara dunia?
Data statistik menunjukkan 72% pasangan bercerai jika salah satu pasangan berusia kurang dari atau sama dengan 21 tahun saat menikah, dan jika salah satu pasangan berusia 26 tahun atau kurang saat menikah, ada 55% kemungkinan mereka akan bercerai sebelum ulang tahun pernikahan mereka yang ke 55. Saya sering mendengar banyak pasangan berkata, "Tapi kami berbeda, kami benar-benar saling mencintai..." Tapi kenyataannya, keputusan yang paling beresiko yang pernah anda buat adalah ketika anda akan menikah. Maka, siapa yang dengannya anda menjalin hubungan pacaran serta bagaimana anda menjalani hubungan itu, dapat membuat anda berhasil atau membuat anda hancur.
Kebenaran yang paling dasar dari semuanya adalah, tidak ada hubungan antar manusia yang dapat memenuhi 100% kebutuhan paling dasar dari kita untuk mencintai dan dicintai. Hanya Yesus Kristus yang dapat mengisi satu bentuk kekosongan dalam jiwa setiap kita. Berpacaran, bahkan menikah, akan tetap menjadi satu kehidupan yang kosong sampai kita benar-benar utuh di dalam Dia dan mengucapkan apa yang ada di Mazmur 73:25 kembali kepada Cinta Sejati kita: "Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi."
Sumber : boundless